Petugas bersiap menyuntikkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac saat pelaksanaan vaksinasi massal untuk tenaga kesehatan (Nakes) di RSUP Dr.M.Djamil Padang, Sumatera Barat, Ahad (31/1/2021). | Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO

Tajuk

Menahan Reinfeksi Nakes

Di antara warga yang terinfeksi, kita masih melihat dokter dan perawat yang reinfeksi.

Pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia mengkhawatirkan. Dalam tiga pekan terakhir, jumlah orang yang terinfeksi bertambah berkali-kali lipat. Situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Ranjang perawatan di rumah sakit penuh, pasien terpaksa dirawat di halaman rumah sakit, pasien pun menumpuk menunggu perawatan.

Situasi ini jamak di berbagai rumah sakit, terutama di DKI Jakarta dan Jawa. Situasinya belum akan membaik sampai, para pakar epidemiologi memperkirakan, pertengahan Juli.

Artinya, rumah sakit, dokter, perawat, pengemudi ambulans, dan tenaga kesehatan lainnya masih harus bertahan di dalam gelombang besar wabah ini. Warga pun diminta menahan diri dan tak lengah mengendorkan protokol kesehatan.

Sampai dengan kemarin, kasus harian Covid-19 masih menembus 20 ribu kasus. DKI Jakarta sebagai kota terbesar menyumbang kasus, sekitar 8.000-an kasus per hari. Di antara warga yang terinfeksi, kita masih melihat dokter dan perawat yang kembali terkena Covid-19 atau yang diistilahkan dengan reinfeksi. Jumlahnya kini sudah mencapai ratusan. Ini tentu menimbulkan pertanyaan.

 
Namun, dengan fakta bahwa masih ratusan nakes terinfeksi kembali Covid-19, timbul pertanyaan: Mengapa reinfeksi itu terjadi? 
 
 

Indonesia menggelar vaksinasi perdana pada Februari. Sasaran utamanya adalah tenaga kesehatan. Tujuannya agar mereka yang berada di garis pertahanan merawat pengidap Covid-19 ini bisa bertahan, dan tidak menimbulkan krisis sumber daya tenaga kesehatan. Hingga kemarin, diasumsikan bahwa mayoritas nakes di Indonesia sudah mendapat suntikan pertama dan kedua vaksin Sinovac.

Namun, dengan fakta bahwa masih ratusan nakes terinfeksi kembali Covid-19, timbul pertanyaan: Mengapa reinfeksi itu terjadi? Dan terjadinya bukan satu atau dua kasus, melainkan ratusan kasus. Kita melihat perkembangan nakes yang kembali terinfeksi ini memberikan sinyal mengkhawatirkan.

Pertama, khawatir karena berarti di tengah lonjakan dahsyat kasus harian, maka pasukan nakes yang bertugas semakin berkurang saban harinya. Banyaknya pasien yang masuk dibanding dengan ketersediaan nakes yang ada, dikurangi dengan nakes yang terinfeksi membuat kondisi tidak seimbang. Pun bila ditambah dengan relawan kesehatan ataupun nakes militer.

Kedua, khawatir karena rawannya nakes reinfeksi setidaknya memberi gambaran, bagaimana efektivitas vaksin Sinovac bekerja dalam empat bulan terakhir. Bilamana vaksin itu begitu efektif, kita seharusnya tidak melihat banyak nakes kembali bertumbangan di berbagai kota.

 
Pertama, khawatir karena berarti di tengah lonjakan dahsyat kasus harian, maka pasukan nakes yang bertugas semakin berkurang saban harinya.
 
 

Memang, mendapat suntikan vaksin bukan berarti nakes kebal selamanya dari virus Covid-19. Apalagi, kini berkembang varian delta dan delta plus dari India, yang dipercaya jauh lebih cepat menular dan lebih 'kebal' terhadap vaksinasi. Di samping itu, virus ini juga amat dipengaruhi oleh kondisi kekebalan tubuh/imunitas yang berbeda-beda tiap-tiap individu.

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah makin banyaknya nakes yang terinfeksi kembali? Utamanya tentu mengurangi jumlah pasien yang terkena Covid-19. Kemudian memperketat protokol penanganan pasien oleh nakes. Namun, kita melihat masih ada langkah taktis yang bisa dilakukan pemerintah.

Apakah misal memberi tambahan suntikan vaksin selain Sinovac kembali ke para nakes mampu memperkuat kekebalan tubuh mereka? Selain Sinovac, Indonesia juga mendatangkan vaksin Astrazeneca, Moderna, Sinopharm, Pfizer, Sputnik V, dan lainnya.

Sejumlah kajian terbatas di luar negeri menemukan bahwa mengombinasikan vaksin A dan B bisa meningkatkan efektivitas melawan Covid-19. Namun, kajian ini di tingkat nasional belum dilakukan. Dua suntikan Sinovac ataupun Astrazeneca dan Sinopharm dipercaya masih yang terbaik.

Proyek Vaksin Merah Putih buatan lokal, beberapa pekan lalu sempat digadang-gadang untuk menjadi booster imunitas. Namun, vaksin Merah Putih baru tersedia tahun depan.

Ini pun kita masih dibayangi potensi harus melakukan suntikan vaksin berulang karena belum diketahui, apakah dua kali vaksinasi cukup bertahan seumur hidup untuk menangkal Covid-19, atau harus berkali-kali. Pemerintah dan masyarakat belum bisa bernapas lega. Wabah terbesar pada abad modern ini belum akan hilang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat