Ilustrasi petani di Bogor. | ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Bodetabek

Berharap Lahir 150 Petani Milenial Bogor

Petani milenial di Bogor akan memberdayakan ekonomi masyarakat.

OLEH SHABRINA ZAKARIA 

Petani adalah tuan negeri. Begitu bunyi pepatah Arab menghargai peranan petani. Dari keringatnya, masyarakat terberdayakan. Dari tangan-tangan petani yang berlumpur, tanaman pangan tumbuh subur. Merekalah yang berjasa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Kabupaten Bogor adalah kawasan yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan bertani. Namun seiring perkembangan zaman, semakin sedikit jumlah petani di sana. Mereka beralih menjadi pedagangdan terjun dalam UMKM.

Menyikapi keadaan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berupaya mencetak 150 petani milenial di wilayahnya selama 2021. Pemerintah menginginkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan.

"Salah satunya dengan pengembangan pos penyuluh pedesaan, kita harapkan bermunculan petani milenial," kata Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (21/6).

Selama tahun 2020, petani di 40 kecamatan Kabupaten Bogor mampu memproduksi padi sebanyak 477.255 ton. Produksi padi tersebut dipanen dari 37.658 hektare lahan dari total 174.369 hektare lahan pertanian di Kabupaten Bogor.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Distanhorbunkabbogor (distanhorbun)

Menurut Ade, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor mendata, ada 18 kelompok tani yang tergolong sebagai petani milenial. Dia menargetkan, jumlahnya bisa terus bertambah. Untuk itu, pihaknya ingin melahirkan petani milenial sebanyak 300 orang pada 2022 dan 450 orang pada 2023.

Untuk mewujudkan itu, kata Ade, Pemkab Bogor telah menggulirkan program untuk pemberdayaan petani, seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dia menyebut, telah dialokasikan anggaran Rp 900 juta untuk program AUTP pada tahun ini.

"Kartu asuransi usaha tani merupakan program sinergi dengan Kementerian Pertanian, di mana Pemkab Bogor pada 2021 mengalokasikan dana Rp 900 juta untuk 25 ribu hektare sawah," ujar Ade.

Dia mencatat, di Kabupaten Bogor hingga akhir 2020, terdapat 245 kelompok tani yang mendapatkan AUTP dengan total luas lahan 2.020 hektare. Ade menyebut, Pemkab Bogor menargetkan pada tahun ini, bisa menjalankan program serupa yang menjangkau 5.000 hektare lahan pertanian padi. Target yang sama juga dicanangkan untuk tahun 2022 dan 2023.

Sekretaris Umum Himpunan Peternak dan Petani Milenial Indonesia (HPPMI), Saeful Ramadhan, menyambut baik kebijakan Pemkab Bogor yang ingin menarik minat para pemuda untuk menjadi petani. Dia berharap, ke depan tidak hanya ada program mengajak kalangan milenial bertani, tapi juga menjadikan para petani bisa melek teknologi layaknya milenial.

"Karena milenial itu mestinya sudah adaptif terhadap teknologi kekinian," kata Saeful.

Carita Makmur

Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor, Sity Nurianti, mengatakan, seluruh aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Bogor, ditargetkan mampu membeli 850 ton beras lokal bernama Carita Makmur yang dihasilkan petani lokasi. "Beras Carita Makmur yang diproduksi oleh 18 gapoktan (gabungan kelompok tani) di Kabupaten Bogor dengan target 85 ton per bulan," ujar Nurianti.

Program Gerakan Beli Beras Petani Bogor dicanangkan pada masa kepemimpinan Bupati Ade Yasin dan dan Wakil Bupati Iwan Setiawan tahun 2019, yang termuat dalam Peraturan Bupati (Perbup) tentang Pembelian Beras oleh ASN di Lingkungan Pemkab Bogor. "Dilanjutkan dengan SPK (sistem pendukung keputusan) tanggal 17 Februari 2020 sebanyak 22 kelompok tani dan SPK tanggal 17 Februari 2021 sebanyak 23 kelompok tani," kata Nurianti.

Setiap tahunnya target pembelian Beras Carita Makmur oleh ASN meningkat. Jika pada 2022 dtargetkan sebanyak 875 ton, pada 2023 ditingkatkan menjadi 900 ton.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat