Malak Shalabi merupakan Muslimah berhijab pertama di Universitas Washington, Amerika Serikat. | Facebook/Malak Shalabi

Uswah

Muslimah Berhijab Pertama di Universitas Washington

Menjadi Muslimah berhijab di komunitas berbeda tak membuat Shalabi kehilangan identitas.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

 

 

"Tak banyak orang Muslim. Sepanjang tahun saya tak melihat satu pun lulusan hukum yang berhijab. Semacam itu momen untuk saya.

Berada di tengah komunitas yang berbeda, tak membuat Malak Shalabi kehilangan identitasnya sebagai seorang Muslimah. Ia pun berhasil menunjukkan, perempuan Muslim bisa meraih prestasi dan tetap anggun dengan jilbabnya.

Masih kuat di ingatannya ketika ia pertama kali masuk sebagai mahasiswa hukum Universitas Washington. Banyak orang mengamati caranya berbusana. Ia mengenakan hijab bahkan sampai kemudian lulus sebagai mahasiswi hukum pertama dari Universitas Washington yang mengenakan hijab. 

"Tak banyak orang Muslim. Sepanjang tahun saya tak melihat satu pun lulusan hukum yang berhijab. Semacam itu momen untuk saya," kata Shalabi seperti dilansir the Seattle Times beberapa waktu lalu.

Wanita berusia 23 tahun itu berada di antara 170 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Washington yang lulus 2021. Ia menjadi wanita pertama yang mengenakan jilbab saat upacara kelulusan.

Fotonya mengenakan jilbab di antara banyak mahasiswa lainnya terpampang di perpustakaan kampus. Setelah dikonfirmasi, Shalabi adalah satu-satunya mahasiswi Muslim yang lulus dengan mengenakan jilbab.

 
Shalabi adalah satu-satunya mahasiswi Muslim yang lulus dengan mengenakan jilbab.
 
 

Bagi Shalabi, menjadi wanita Muslim di tengah komunitas yang berbeda tak membuatnya berkecil hati. Ia justru mampu meraih banyak prestasi. Dengan komitmennya yang kuat dalam menjalani masa studinya bertahun-tahun, Shalabi mampu meraih impiannya sebagai profesional hukum. 

Shalabi menagtakan gaya berbusananya lengkap dengan mengenakan jilbab adalah sombol keimanannya. Meski demikian,  banyak orang yang melihatnya aneh dan beranggapan  Shalabi bukan lahir di Amerika Serikat. Padahal sejatinya, Shalabi adalah wanita Muslim yang lahir dan besar di Houston, Amerika Serikat.

Ia pun kerap mendapat perlakuak diskriminasi karena busananya itu. "Saya memakai jilbab sebagai pemahaman tentang perintah agama. Saya yakin itu pasti membimbing seluruh praktik kehidupan saya," kata dia.

Ibu Malak Shalabi bernama Nidaa Hamzah. Pada awal 1990-an ketika Perang Teluk pecah, Hamzah pindah dari Kuwait ke keluarganya di AS. Kala itu, Nidaa yang masih remaja akhirnya memilih tinggal di AS. Nidaa pun menjadi seorang dokter gigi. Sebagai wanita Muslim, Nidaa membuat keputusan untuk konsisten mengenakan jilbab.

Shalabi adalah anak tertua dari lima bersaudara. Ketika kecil, Shalabi mengenyam pendidikan di sekolah Islam swasta di Houston. Di sana, ia merasa terhormat dan dikelilingi banyak guru dan teman yang bangga padanya.

Namun ketika ia beralih ke sekolah umum, suasananya berubah. Banyak teman justru mengucilkannya. Ketika masih sekolah menengah, Shalabi sempat mengisi aktivitas dengan seni musik, yakni bermain drum. Ia juga senang bermain skateboard. 

Pada 2014, Shalabi sempat mengunjungi Yordania di mana banyak anggota keluarganya yang hidup sebagai pengungsi di Suriah. Keluarga Shalabi di Suriah banyak yang melarikan diri setelah pemberontakan sipil prodemokrasi melawan presiden Bashar al Assad pada 2011 yang menjadi perang saudara.

Shalabi belajar banyak tentang revolusi dari orang-orang yang pernah mengalaminya. Kini ia pun berpikir tentang tujuan hidupnya sebagai seorang wanita Muslim di Amerika.

Shalabi berkomitmen mengenakan jilbab. Dia bahkan mengirimkan e-mail pada teman-temannya agar mengetahuinya. Alhasil beberapa orang sempat tak mengenalnya.

Shalabi dididik mandiri ibunya. Bagi Shalabi, ibunya itu sumber kekuatan dan inspirasi yang paling kuat. Yang mengajarinya melihat dunia dengan kasih sayang.

Sebagai sarjana Universitas Washington, Shalabi mendapatkan mandat mewakili kampusnya dalam acara Asosiasi Muslim di Washington. Itu merupakan prestasi tersendiri baginya.

photo
Muslimah Berhijab Pertama di Universitas Washington. Menjadi Muslimah berhijab di komunitas berbeda tak membuat Shalabi kehilangan identitas. - (Facebook/Malak Shalabi)

PROFIL

Nama: Malak Shalabi

Usia: 23 tahun

Pendidikan: Fakultas Hukum Universitas Washington

Profesi: Profesional Hukum

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat