Guru mengajar senam secara virtual di SD Yasporbi I Pancoran, Jakarta, Selasa (14/7/2020). Olahraga di rumah harus tetap dilakukan, baik di dalam maupun luar ruangan karena banyak manfaat. | ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Nasional

Meski Pandemi, Aktivitas Fisik Bisa Dilakukan di Rumah

Olahraga di rumah harus tetap dilakukan, baik di dalam maupun luar ruangan karena banyak manfaat.

JAKARTA – Pandemi Covid-19 di Tanah Air melanda lebih dari setahun dan memaksa masyarakat banyak beraktivitas di rumah untuk menghindari penularan. Kendati demikian, olahraga di rumah harus tetap dilakukan, baik di dalam maupun luar ruangan karena banyak manfaat yang bisa diperoleh, termasuk menjadi bahagia.

Pelatih Kebugaran Personal Trainer Garasi Box, Tiessa Audia, meminta, meski protokol kesehatan dijalankan, masyarakat harus menjaga aktivitas fisik. Apalagi, organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) telah mengampanyekan masyarakat harus tetap aktif dalam kondisi terbatas.

“Jadi, kita harus bisa memanfaatkan yang ada di sekitar kita. Manfaat tetap aktif bergerak adalah merasa puas dan happy,” katanya saat mengisi diskusi virtual Republika bekerja sama dengan Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, bertemakan "Sehat di Rumah, Olahraga dari Rumah", Senin (7/6).

Menurut dia, olahraga tak selalu harus dilakukan di luar ruangan. Selama di rumah, masyarakat bisa beraktivitas fisik. Caranya, di antaranya dengan membuat timer, kemudian keliling, jalan sekitar meja kerja. Tak hanya itu, olahraga angkat beban bisa dilakukan di rumah tanpa membutuhkan alat tertentu.

Tiessa mencontohkan, olahraga mengangkat beban bisa dengan memakai beras atau buku yang tebal. Olahraga penting dilakukan dalam situasi pandemi karena WHO telah memberikan rekomendasi harus melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama 60 menit per hari.

“Setidaknya kita memenuhi aktivitas fisik 150 menit per pekan, lansia juga diingatkan tetap bergerak,” ujar Tiessa.

Menurutnya, masyarakat bisa bebas memilih olahraga apapun, mulai jalan kaki atau aktivitas fisik yang lain asalkan dilakukan dengan konsisten. Meski lelah, olahraga mengeluarkan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati bahkan selama seharian.

Tak hanya itu, kata Tiessa, manfaat aktivitas fisik yaitu mengurangi risiko depresi dan kemungkinan demensia pada lansia, serta menjaga imunitas. Olahraga juga meningkatkan kekuatan otot, sendi, dan tulang serta keseimbangan tubuh hingga fleksibilitas. “Bonus lainnya adalah berat badan tidak mudah naik,” ujar dia.

Seseorang yang terinfeksi Covid-19 seringkali mengalami gejala termasuk sesak napas. Pasien Covid-19 utamanya yang sesak napas, kata Tiessa, tetap bisa melakukan aktivitas fisik, namun untuk memastikannya harus bertanya ke dokter yang merawatnya. "Bisa cek ke dokternya," kata Tiesa.

Ia meminta pasien Covid-19 yang ingin beraktivitas fisik sebelumnya harus mendapatkan izin dokternya. Sebab, dia melanjutkan, bisa jadi ada bagian dalam tubuh yang rusak akibat Covid-19. Jadi, ia meminta penderita Covid-19 jangan memaksakan diri berolahraga. 

Kemudian, dia melanjutkan, setelah izin diperoleh maka olahraga dilakukan dengan pelan-pelan. Ia juga meminta penderita Covid-19 melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuannya, jangan dipaksa. Terkait jenis olahraga, ia menegaskan itu tidak bisa disamakan. Sebab, kondisi tubuh seseorang berbeda-beda.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat