Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berjalan saat akan mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2021). | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Internasional

RI Siap Jadi Tuan Rumah Bahas Laut Cina Selatan

Kemampuan para pihak terkait mengelola Laut Cina Selatan akan menjadi ujian bagi hubungan ASEAN dan Cina.

JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesiia Retno Marsudi mengatakan Indonesia siap menjadi tuan rumah pembicaraan tenntang Code of Conduct (CoC) di Laut Cina Selatan (LCS). Menurut dia, kemampuan para pihak terkait mengelola LCS akan menjadi ujian bagi hubungan ASEAN dan Cina.

Retno berpendapat, ASEAN dan Cina harus segera melanjutkan pembahasan CoC di LCS. Dia menyebut, hingga kini, pembicaraan tentang hal itu bergerak sangat lambat. Retno berharap perundingan tersebut dapat segera selesai dengan hasil efektif dan substantif.   

“Dalam kaitan ini, Indonesia siap menjadi tuan rumah pertemuan negosiasi CoC di Jakarta dalam waktu dekat,” kata Retno dalam pengarahan pers seusai berpartisipasi dalam pertemuan khusus para menlu ASEAN dengan Menlu Cina Wang Yi yang digelar secara fisik di Chongqing, Senin (7/6).

Retno mengungkapkan, Indonesia juga mendorong para pihak terkait terus mematuhi pelaksanaan Declaration of Conduct (DoC), termasuk menahan diri. “Saya mengulangi kembali, kemampuan kita mengelola LCS akan dapat memperkuat kemitraan kita yang setara, saling menguntungkan, dan sangat diperlukan bagi perdamaian serta stabilitas global. Semua harus dilakukan sesuai dengan UNCLOS 1982,” ucapnya.

photo
Peta klaim Laut Cina Selatan - (Wikipedia)

Pada Agustus 2019, Cina dan ASEAN telah menyepakati suatu draf yang akan menjadi dasar negosiasi tentang CoC di LCS. Kesepakatan tercapai pada pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN yang diselenggarakan di Singapura selaku ketua ASEAN kala itu. 

LCS merupakan wilayah perairan strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Cina mengklaim hampir seluruh wilayah LCS sebagai bagian dari teritorialnya. Namun hal itu ditentang oleh negara-negara ASEAN. Aksi saling klaim sempat menimbulkan ketegangan dan berpotensi memicu konflik.

Dalam pembicaraan dengan Wang Yi, Retno pun menyampaikan tentang isu Indo-Pasifik. Dia menekankan, dinamika geopolitik yang berkembang mengharuskan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik menjaga perdamaian dan stabilitas.

“Oleh karena itu, kita harus terus meningkatkan kebiasaan berdialog dan bukan persaingan, terus membangun kepercayaan strategis, dan bukan justru menciptakan defisit kepercayaan, serta membangun kerja sama konkret yang saling menguntungkan atau win-win dan bukan zero-sum-game, sejalan dengan ASEAN Outlook on Indo-Pasific,” kata Retno. 

photo
Tangkapan citra satelit menunjukkan pulau buatan Cina di Laut Cina Selatan, beberapa waktu lalu. Pulau tersebut dikhawatirkan bertujuan sebagai pangkalan militer. - (AP Photo)

Bahas Myanmar

Terkait Myanmar,  Retno mendorong Cina berperan dalam penyelesaian krisis di Myanmar. Retno menekankan pentingnya pemulihan demokrasi di negara tersebut dijadikan sebagai prioritas. Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari silam.

“Yang pertama mengenai masalah Myanmar, saya sampaikan kembali bahwa keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Myanmar serta pemulihan demokrasi harus menjadi prioritas kita,” kata Retno 

Menurut Retno, ASEAN telah bekerja keras untuk berkontribusi menyelesaikan krisis Myanmar. ASEAN Leaders Meeting yang digelar di Jakarta pada 24 April lalu menjadi bukti ikhtiar ASEAN. Sebab dari pertemuan itu, tercetus lima points of consensus.

“Tugas ASEAN sekarang ini adalah segera mengimplementasikannya. Dukungan Cina kepada ASEAN guna menindaklanjuti lima points of concensus akan sangat dihargai, karena hal ini akan memberikan kontribusi bagi upaya mencapai solusi damai atas krisis yang terjadi,” ujar Retno.

Dalam llima points of concensus, ASEAN menyerukan agar aksi kekerasan segera diakhiri dan para pihak menahan diri sepenuhnya. Myanmar pun diminta segera memulai dialog konstruktif. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat