Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, beberapa waktu lalu. | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

Perbankan Syariah Bangun Ekosistem Digital

Hingga Mei 2021, fee based income BSI dari layanan API telah tumbuh 86 persen.

JAKARTA – Perbankan syariah menjalin kolaborasi untuk membangun ekosistem digital di Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Hijra Alami dengan melaksanakan kerja sama layanan digital application programming interface (API). Kerja sama ini dilakukan sebagai langkah keseriusan BSI dalam rangka membangun ekosistem digital syariah di Indonesia.

Group Head of Digital Banking Bank Syariah Indonesia Wijayanto menyatakan, perseroan sebagai bank syariah terbesar di Indonesia serius menggarap pasar digital sebagai sarana untuk memperluas jaringan. Ini penting dilakukan bersama mitra yang handal,sehat secara finansial, amanah, dan senantiasa mendukung UMKM serta pemulihan ekonomi nasional.

"Tak bisa dipungkiri bahwa di tengah era open banking dan pandemi saat ini, pasar fintech, dan e-commerce menjadi mitra sinergis bagi perbankan termasuk bank syariah," kata Wijayanto pada Ahad (6/6).

 
Ini perkembangan yang baik sekali, kita harapkan nanti interkoneksi di antara pelaku keuangan syariah jadi semakin baik.
ADIWARMAN KARIM, Pendiri Karim Consulting
 

API menjadi solusi dan tawaran yang menarik bagi para mitra digital seperti niaga daring, tekfin, merchant, maupun payment gateway yang membutuhkan layanan white label perbankan syariah dan menyatu dalam produk serta layanan kepada pengguna akhir. API ini nantinya akan menjadi sistem yang bisa diadopsi dan terintegrasi dengan sistem yang sudah ada.

Berbagai fitur dan layanan API di antaranya layanan dasar berupa balance inquiry, overbooking, dan account statement. Ada juga layanan premium seperti membuat dan mengedit virtual account untuk cash management system, online transfer, dan fitur travel umrah yang terdiri atas daftar agen perjalanan, paket umrah, detail paket, dan cashout.

"Kemudahan ini tentu memudahkan para end-user untuk mengontrol transaksi keuangan secara real time dengan berbagai keamanan yang sudah diproteksi," katanya.

Melihat peluang ini, BSI berupaya menggenjot salah satu sumber fee based income melalui layanan API. Layanan ini menjawab kebutuhan sistem teknologi informasi perbankan syariah yang canggih, handal, aman, dan amanah. Hingga Mei 2021, fee based income melalui API telah tumbuh 86 persen dengan target hingga akhir 2021 mencapai lebih dari Rp 500 miliar.

BPRS Hijra Alami yang juga menjadi mitra layanan API merupakan satu-satunya BPRS yang beroperasi di Jakarta dan memiliki portofolio peer to peer lending yang baik yakni Rp 522 miliar dengan tingkat pengembalian pembiayaan 100 persen. Direktur Utama BPRS Hijra Alami Tri Israharjo Santoso menyampaikan, BPRS Hijra Alami adalah perusahaan yang sehat dan juga menerapkan prinsip-prinsip syariah di semua sektor bisnisnya.

"Melalui kerja sama ini kami siap berkolaborasi aktif dengan Bank Syariah Indonesia baik sebagai mitra pembiayaan maupun layanan IT core perbankan yang membantu operasional dan kontrol BPRS Hijra Alami," kata Tri.

photo
Pangsa pasar fintech syariah negara-negara anggota OKI. - (GIFT Index/CDN.Salaamgateway.com)

Interkoneksi antara lembaga keuangan syariah semakin berkembang dan kuat dengan adanya layanan open API atau yang biasa disebut open banking. Pengamat ekonomi syariah sekaligus Pendiri Karim Consulting, Adiwarman Karim mengatakan, adanya open banking syariah yang disediakan oleh lembaga keuangan syariah menjadi perkembangan yang sangat baik.

"Ini perkembangan yang baik sekali, kita harapkan nanti interkoneksi di antara pelaku keuangan syariah jadi semakin baik," kata Adiwarman.

Open banking memungkinkan semakin berkembangnya ekosistem syariah dan menjadi semakin lengkap. Ia berharap, ekosistem yang dibangun tidak kalah dengan ekosistem open API sistem konvensional.

"Yang menarik sekarang adalah, kalau dulu yang memfasilitasi atau menyiapkan infrastruktur adalah pihak yang lebih kuat atau mendominasi jadi mendikte kerja sama, sekarang jadi agak berubah. Kedua pihak jadi saling membutuhkan," katanya.

Baik pihak penyedia infrastruktur maupun penggunanya sama-sama saling membutuhkan. Open banking yang ada saat ini mengutamakan kolaborasi agar lebih efisien. Penyedia infrastruktur perlu menyediakan ekosistem yang lengkap agar lebih diminati pasar.

Layanan open API yang punya jaringan atau ekosistem yang lebih beragam akan menjadi lebih unggul. Sehingga, penyedia infrastruktur punya kepentingan untuk menggaet kolaborasi dengan lebih banyak pihak.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat