Warga berbelanja di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Ahad (2/5/2021). | Republika/Thoudy Badai

Tajuk

Akselerasi Ekonomi

Kita berharap, tren inflasi yang terkerek naik ini merupakan bentuk akselerasi pemulihan ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang Mei 2021 sebesar 0,32 persen. Angka ini naik ketimbang laju inflasi pada April yang 0,13 persen. Tentu kenaikan laju inflasi ini mengandung beragam sudut pandang.

Data BPS mengungkapkan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) yang dipantau, 78 kota mengalami inflasi dan 12 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Manokwari 1,82 persen dan deflasi tertinggi di Timika 0,83 persen. 

Menurut BPS, inflasi terjadi karena kenaikan harga yang terlihat dari naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Makanan, minuman, dan tembakau memberi andil terbesar inflasi. Berikutnya adalah kelompok transportasi dari sektor jasa angkutan penumpang.

Sepanjang pertengahan April hingga medio Mei, terdapat kenaikan aktivitas masyarakat. Pada periode ini, ada Ramadhan dan Lebaran. Geliat aktivitas masyarakat sangat terasa pada momentum tersebut, baik tahun lalu maupun tahun ini.

 
Menurut BPS, inflasi terjadi karena kenaikan harga yang terlihat dari naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.
 
 

 Penularan Covid-19 yang masih terjadi tak menyurutkan sebagian masyarakat kita untuk mudik. Pemerintah pun menerapkan kebijakan pelarangan mudik guna menekan penyebaran Covid-19. Kebijakan aglomerasi atau pembatasan mobilitas hanya dalam satu wilayah diterapkan di beberapa provinsi ataupun kabupaten/kota, yang berisiko tinggi penularan Covid-19.

Penyekatan wilayah dengan mempersyaratkan tes antigen bagi yang melintas batas serta menyertakan surat keterangan dari pihak terkait dilaksanakan karena pada periode 6-17 Mei, pelarangan mudik berlaku. Namun, di satu wilayah atau aglomerasi yang ditentukan, mobilitas diperkenankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Mari lihat data BPS berikut. Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada April 2021 naik 5,62 persen ketimbang Maret 2021. Hal serupa juga dialami jasa angkutan laut ataupun angkutan darat (kereta api). Tren kenaikan pergerakan orang dan barang ini tampak sejak April 2020. Data BPS ini menunjukkan mobilitas masyarakat pada Ramadhan dan Lebaran turut memengaruhi inflasi Mei. 

Pergerakan orang dan barang ini memicu kebutuhan terhadap konsumsi. Tak heran bila selama Ramadhan dan Lebaran, sektor makanan dan minuman menyumbang tinggi pada inflasi.

 
Pergerakan orang dan barang ini memicu kebutuhan terhadap konsumsi. Tak heran bila selama Ramadhan dan Lebaran, sektor makanan dan minuman menyumbang tinggi pada inflasi.
 
 

Kondisi ini menguatkan analisis bahwa inflasi yang terjadi, belum sepenuhnya karena perbaikan daya beli masyarakat. Pemulihan konsumsi masyarakat yang terjadi selama Mei masih bersifat musiman. Jika menggunakan asumsi tersebut, kenaikan inflasi Mei belum mencerminkan sepenuhnya kenaikan daya beli masyarakat.

Kendati begitu, tren indeks harga konsumen yang terus menanjak sejak Juni 2020 hingga Mei 2021, menaruh harapan pemulihan ekonomi masyarakat. Inflasi sempat mencapai 0,45 persen pada Desember 2020 dan turun pada Januari 2021 menjadi 0,26 persen. Selanjutnya, sejak Januari 2021 hingga Mei memperlihatkan tren kenaikan inflasi.

Kita berharap, tren inflasi yang terkerek naik ini merupakan bentuk akselerasi pemulihan ekonomi. Program vaksinasi yang digencarkan pemerintah memompa optimisme masyarakat. Program vaksinasi yang dimulai sejak awal tahun ini terefleksikan pada tren penurunan kasus aktif Covid-19. Meskipun begitu, tren kenaikan kasus aktif Covid-19 terjadi sepekan pascalibur Lebaran. 

Yang perlu dipikirkan saat ini, bagaimana mengatrol aktivitas masyarakat yang bergairah selama Ramadhan dan Lebaran itu terus berlangsung pada bulan-bulan berikutnya. Bagaimana menjadikan setiap bulan seperti momen Ramadhan dan Lebaran. Tentu tanpa diikuti kenaikan kasus positif Covid-19.

Mengatrol pemulihan ekonomi masyarakat ini harus melibatkan semua komponen. Unsur kementerian dan lembaga pemerintah dalam bentuk kebijakan yang menggairahkan perekonomian didukung sektor bisnis ataupun swasta yang tumbuh bersamaan. Saling memberi dan memperkuat akan mengakselerasi pemulihan ekonomi masyarakat. Masyarakat sehat, ekonomi pulih. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat