Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Sabar Terhadap Nafsu

Jadikan kesabaran paripurna sebagai penolong dari jebakan hawa nafsu yang membelenggu.

Oleh AGUS SOPIAN

OLEH AGUS SOPIAN

 

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka diberikan cobaan kepadanya.” (HR Bukhari). Hadis tersebut mengingatkan kita bahwa ujian dan cobaan yang datang menimpa, hakikatnya untuk membuat seseorang menjadi pribadi yang baik.

Mereka yang mampu bersabar dan ikhlas melewati cobaan hidup, akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah, yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar: 10)

Balasan atas kesabaran telah banyak Allah gambarkan dalam Alquran. Salah satunya kisah Nabi Yusuf AS. Menurut Ibnu Al-Jauzi, Nabi Yusuf tidak akan pernah naik derajatnya di sisi Allah dan dalam hidupnya, seandainya tidak pernah mengalami cobaan yang sangat berat. Seperti yang dikisahkan, Nabi Yusuf pernah dizalimi oleh saudaranya, diasingkan dan dilempar ke dalam sumur. Beliau juga pernah diuji oleh hawa nafsu.

Bagaimana jadinya seandainya Nabi Yusuf hanyut bersama gejolak nafsu saat terbuka baginya kesempatan bersama istri penguasa Mesir saat itu, Zulaikha. Bayangkanlah, ganjaran apa yang didapat Yusuf AS atas buah kesabarannya? Bandingkan dengan peristiwa yang menimpa Nabi Adam AS yang sempat memperturutkan hawa nafsunya dengan memakan buah khuldi. Balasan apa yang didapatnya? 

Sepatutnya, kita menjadikan dua persitiwa tersebut sebagai renungan dan bekal manakala dihadapkan pada hal-hal yang sangat menggiurkan. Seandainya seorang mukmin lambat menyadarinya, niscaya akan terkalahkan hawa nafsunya. Sebab, banyak di antara manusia yang tak mampu menahan dan mengendalikan nafsu.

Tak sedikit yang hidupnya celaka dan sengsara akibat memperturutinya. Betapa banyak manusia yang jatuh dalam kubangan dosa dan tidak mampu bangkit kembali. Imam Al-Muhasibi berkata, “Nafsu hanya menjadi musuh yang paling memusuhimu jika engkau menaatinya.”

Sejatinya, Allah membekali manusia dengan potensi nafsu untuk keberlangsungan hidupnya dan menjadi pribadi yang bermanfaat. Ibarat air sungai, nafsu bisa bisa mengalir dengan tenang dan bisa meluap bahkan menghancurkan. Oleh sebab itu, ia perlu dikontrol dengan bendungan sabar, irigasi iman dan takwa, sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan manusia.

Orang-orang yang berilmu tentulah memahami dan mengerti bagaimana mengarahkan hawa nafsunya pada jalan yang benar. Sementara mereka yang tidak mengerti hakikat nafsu, akan terjebak pada keinginan-keinginannya yang tak terbendung. Jangan sampai, nafsu membelenggu dan mendorong kita pada hal-hal yang dilarang oleh-Nya.

Seseorang yang tidak bisa mengontrol nafsunya terhadap harta benda, akan melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan. Ada juga yang sering memperturutukan nafsunya terhadap seksual.

Maka dari itu, jadikan kesabaran paripurna sebagai penolong dari jebakan hawa nafsu yang membelenggu.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat