Pengunjung berbelanja di pusat perbelanjaan di kawasan Menteng, Jakarta. (ilustrasi) | Republika/Thoudy Badai

Perencanaan

Saatnya Lebih Cerdas Berbelanja

Agar tidak melebihi bujet, kita dianjurkan untuk membuat daftar belanja yang diperlukan terlebih dahulu.

Putri Ashri (21 tahun) sibuk menghitung-hitung pengeluarannya setelah Ramadhan dan Lebaran berlalu. Mahasiswi Universitas Indonesia ini mengaku sudah membelanjakan sebagian uang miliknya untuk membeli sejumlah produk.

"Belanja pas Ramadhan dan Lebaran sebenarnya bukan sesuai kebutuhan sih, tapi lebih pada keinginan," ujarnya. Meski begitu, Putri mengaku tidak mengeluarkan dana melebihi bujet yang ditentukan. Kendati masih berstatus mahasiswa, dia merasa cukup mampu mengelola keuangannya.

Selain masih memperoleh uang jajan dari orang tua, Putri pun cukup senang karena usaha yang dijalankannya berjalan lancar sehingga mampu memenuhi seluruh keinginannya untuk berbelanja.

"Intinya, masih sesuai bujet kok," kata dia saat dihubungi akhir pekan lalu.

Antusiasme saat menjalani Ramadhan dan merayakan Lebaran tak jarang berujung pada pemborosan. Akibatnya, sebagian besar gaji atau tunjangan hari raya mungkin teralokasikan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak begitu diperlukan.

"Bulan Ramadhan sesungguhnya adalah momen untuk kita kembali belajar mengontrol, termasuk bagaimana kita mengontrol pengeluaran," ungkap Certified Financial Planner Metta Anggriani dalam satu kesempatan pertemuan virtual awal Mei lalu.

Salah satu hal yang dianjurkan oleh Metta adalah membuat perencanaan dan prioritas kebutuhan belanja. Sebelum mulai berbelanja, Metta menganjurkan untuk membuat daftar belanja kebutuhan yang diperlukan terlebih dahulu.

Dari daftar ini, pilah barang-barang apa saja yang memang benar-benar diperlukan. Kenali pula barang apa saja dalam daftar tersebut yang sebenarnya belum menjadi prioritas. "Pertimbangkan juga barang yang dibeli bisa dapat terus digunakan setelah bulan Ramadhan dan Idul Fitri agar lebih bermanfaat," jelas Metta.

Selain itu, Metta mengingatkan agar mempersiapkan anggaran belanja terlebih dahulu. ‘’Selanjutnya, alokasikan dana kita setelahnya," papar Metta.

 

 
Pertimbangkan juga barang yang dibeli bisa dapat terus digunakan setelah bulan Ramadhan dan Idul Fitri agar lebih bermanfaat.
Metta Anggriani 
 

Pilih produk awet

Duty Store Manager Parara Ethical Store Maria Asti menganjurkan konsumen untuk memilih produk yang awet dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama saat berbelanja. Selain itu, Asti juga menyarankan konsumen untuk memilih dan menggunakan produk lokal. Alasannya, produk-produk lokal juga memiliki kualitas yang tak kalah baik dengan produk-produk impor.

Asti menambahkan, penggunaan produk lokal juga lebih ramah lingkungan karena lebih minim jejak karbon. Yang tak kalah penting, menggunakan dan mencintai produk lokal turut membantu meningkatkan taraf hidup para pengusaha atau produsen lokal.

"Kenapa justru orang luar negeri suka produk kita, tapi kita malah tidak, malah mencintai produk orang lain?" ujar Asti dalam 'Beli Yang Baik' Sustainable Consumption and Production Expo, beberapa waktu lalu.

Asti mengatakan dahulu mungkin akses terhadap produk-produk lokal masih terbatas. Selain itu, sebagian produk juga memiliki harga jual yang terbilang mahal.

Akan tetapi, saat ini produk-produk lokal sudah semakin mudah untuk diakses. Sedangkan terkait harga, sudah banyak produk-produk lokal yang kini memiliki harga terjangkau. "Pakai dan cintai produk yang lokal, pilih yang awet, dan beli yang seperlunya saja dan ramah lingkungan juga," jelas Asti.

 

photo
Pengunjung berbelanja di pusat perbelanjaan di kawasan Menteng, Jakarta. (ilustrasi)- (Republika/Thoudy Badai)

Pantau Seluruh Transaksi

Agar belanja tetap sesuai bujet, kita bisa berbelanja secara daring. Certified Financial Planner Metta Anggriani menganjurkan agar rencana belanja disesuaikan dengan promo belanja daring yang sedang berlangsung. Metode ini dapat membantu memaksimalkan penggunaan dana.

Selain itu, Metta juga mengatakan belanja daring sebaiknya dilakukan di satu platform berbelanja. Hal ini penting untuk memudahkan pemantauan transaksi selama berbelanja daring. "Usahakan untuk berbelanja melalui satu platform untuk dapat memantau semua transaksi yang sudah dilakukan agar tidak kalap," kata Metta.

Dalam berbelanja, termasuk berbelanja daring, keamanan produk yang dibeli juga penting untuk dipastikan. Dalam hal ini, Badan POM RI memiliki panduan berbelanja produk pangan, obat, dan kosmetik yang dikenal sebagai Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa atau dikenal sebagai Cek KLIK.

Berdasarkan panduan ini, salah satu yang penting untuk dilakukan konsumen adalah cek kemasan. Pastikan kemasan produk yang dibeli dalam kondisi baik.

Kedua adalah cek label. Konsumen perlu membaca informasi label pada kemasan produk dengan seksama sebelum membeli.

Hal yang tak boleh terlewat adalah cek izin edar. Pastikan produk pangan, obat, atau kosmetik yang dibeli memiliki izin edar BPOM RI MD/BPOM RI ML/P-IRT.

Tak ketinggalan adalah cek kedaluwarsa. Pilih produk dengan tanggal kedaluwarsa yang belum terlewati.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat