Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Jangan Berbuat Seperti Pemintal Benang

Allah SWT telah merekam dalam Alquran, kisah seorang wanita pemintal benang.

Oleh USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

 

Setiap akhir Ramadhan selalu para ulama berdiri di atas mimbar menyampaikan nasihat penting, "Wahai saudaraku, jadilah hamba Allah yang Rabbani, di mana saja dan kapan saja, jangan hanya menjadi hamba Allah di Ramadhan saja."

Nasihat ini ditegaskan karena banyak fenomena semangat ritual hanya di bulan Ramadhan, sementara di luar itu kehidupan kembali seperti semula. Suasana shalat malam dan membaca Alquran menjadi hilang seketika. Padahal, ibadah kepada Allah SWT tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Hal serupa terjadi ketika kita melihat fenomena ritual di Tanah Suci. Semangat memenuhi masjid sangat mengharukan. Orang-orang menunggu shalat di Masjid al-Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) tampak setiap saat. Minimal dua jam sebelum azan, masjid sudah penuh sesak. Namun, apakah mereka juga demikian setelah kembali ke negeri mereka masing-masing?

Jauh sebelum itu Allah SWT telah merekam dalam Alquran, kisah seorang wanita pemintal benang. Wanita ini setiap hari menunggu siapa yang melamarnya. Di serambi rumahnya ia memintal benang, pandangannya tertuju ke arah Masjid al-Haram. Waktu itu masih zaman jahiliyah.

 
Di serambi rumahnya ia memintal benang, pandangannya tertuju ke arah Masjid al-Haram. Waktu itu masih zaman jahiliyah.
 
 

Orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru untuk melakukan ibadah kemusyrikan di sekitar Ka’bah. Tidak ada ahli sejarah yang tertarik merekam kisah wanita ini. Bukan saja karena perannya yang kurang bermakna dalam hidup bermasyarakat, melainkan juga karena apa yang ia kerjakan adalah kesia-siaan.

Lihatlah setiap hari wanita itu memintal benang, lalu menenunnya menjadi sehelai kain. Di malam hari sehelai kain itu ia bongkar kembali, menjadi tumpukan benang yang bercerai-berai. Alasannya karena besok pagi ia tidak punya benang lagi untuk menenun. Seperti inilah pekerjaan wanita tersebut sepanjang hayatnya.

Allah SWT merekam kisah wanita tersebut dalam satu ayat dengan redaksi larangan dalam surah al-Nahl, 92: "Walaatakuunukallatiinaqadhatghazalaha min ba’diquwwatinankatsaa" (Janganlah kamu berbuat seperti wanita pemintal benang ini, yang setelah menenunnya ia mencerai-beraikannya kembali).

Subhanallah, ayat penuh hikmah dari Allah SWT yang Mahabijak. Tidak ada yang menyangka bahwa akan ada orang yang mau meniru perbuatan wanita tersebut. Sebab, semua orang tahu bahwa itu pasti perbuatan sia-sia. Namun, kenyataannya secara tidak sadar banyak sekali orang yang menirunya.

Contoh di bulan Ramadhan, semua ibadah dikencangkan, tetapi setelah Ramadhan usai semua ibadah kendur lagi bahkan tidak sedikit yang kebablasan kembali ke alam dosa tanpa merasa berdosa.

Inilah makna pesan Allah dalam ayat tersebut dan pesan para ulama dalam khutbah-khutbahnya yang disampaikan di atas mimbar setiap akhir Ramadhan.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat