Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi di SMPN 2 Bandung, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Jumat (21/5). Pemerintah Kota Bandung melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 bagi 36 ribu guru dan tenaga pendidik yang ditargetkan rampung pada akhir Mei 2021 | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Komnas KIPI: 27 Meninggal tak Terkait Vaksin Sinovac

Komnas KIPI merekomendasikan vaksinasi Covid-19 bisa dilanjutkan.

JAKARTA – Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyebut, 27 orang yang meninggal setelah menerima vaksin Sinovac disebabkan faktor di luar vaksinasi. Mereka yang meninggal didiagnosis karena penyakit yang dialami masing-masing dan tidak terkait imunisasi Covid-19.

“Tidak ada seorang pun dari 27 kasus yang meninggal dunia disebabkan oleh vaksinasi (Sinovac). Setelah dilakukan causality assessment, penyebabnya adalah penyakit jantung, stroke, kelainan ginjal akut, diabetes mellitus, hingga tekanan darah tinggi (hipertensi),” ujar Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat dihubungi Republika, Jumat (21/5).

Menurut dia, hasil investigasi menyatakan bahwa kematian puluhan orang itu tidak terkait vaksin telah dibuktikan melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium. Mulai dari rontgen, pemeriksaan darah, hingga CT scan. “Jadi yang meninggal 27 itu semua ada diagnosisnya,” ujar Hindra.

Ketika ditanya usia ke-27 orang yang wafat tersebut, Hindra menjawab tak hapal. Dia juga membantah kematian ini lantaran terjadi kesalahan pada saat screening sesaat sebelum divaksin. Ia juga menolak asumsi jika 27 orang ini tidak jujur melaporkan penyakit penyerta atau komorbid.

photo
Petugas menyiapkan vaksin Covid-19 Astrazeneca sebelum disuntikkan saat vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) di balai Kelurahan Munggut, Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (21/5/2021). Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun menerima sebanyak 40 ribu dosis vaksin Covid-19 Astrazeneca dengan prioritas warga lansia. - (SISWOWIDODO/ANTARA FOTO)

“Meski jujur, serangan jantung, stroke dan lain-lain dapat datang kapan saja tanpa memberitahu lebih dahulu. Bahkan, orang sedang memberi ceramah agama saja bisa meninggal dunia tiba-tiba,” ujar dia.

Karena 27 kasus terbukti tidak terkait dengan vaksin Sinovac, Komnas KIPI merekomendasikan vaksinasi Covid-19 bisa dilanjutkan. “Vaksinasi Covid-19 bisa diteruskan,” kata Hindra.

Selain 27 orang meninggal setelah menerima vaksin Sinovac, tiga orang juga dikonfirmasi meninggal usai menerima vaksin Covid-19 Astrazeneca. Salah satu dari ketiganya kini sedang dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti. Sementara satu orang lainnya divonis meninggal karena menderita radang paru. Sedangkan satu orang lagi disebut Komnas KIPI meninggal lantaran terinveksi Covid-19.

Kementerian Kesehatan menyatakan tak akan mengubah prosedur yang ditetapkan terkait vaksinasi. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, tidak ada rencana memperketat screening sebelum vaksinasi. Semua masih sama dengan yang sudah berjalan sampai saat ini.

“Belum ada (perubahan kebijakan pengetatan skrining sebelum divaksin Covid-19) karena semua vaksin kan sudah dikaji (keamanannya),” kata Nadia.

Kendati demikian, Nadia mengatakan, distribusi vaksin Covid-19 Astrazeneca batch (kumpulan produksi) CTMAV547 masih ditunda. Sebab, Kemenkes masih menunggu pengujian sterilitas, toksisitas, dan keamanan, yang dilakukan BPOM, terkait rangkaian investigasi dugaan KIPI berat. “Ini untuk melengkapi data kajian,” ujar dia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 lainnya, Reisa Broto Asmoro mengatakan, orang yang sudah divaksin lengkap dua dosis mendapatkan perlindungan tiga kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak divaksin sama sekali. Kalaupun terinfeksi Covid-19, kata dia, orang yang sudah divaksin tidak akan sakit berat. 

“Vaksin kan tujuannya untuk menciptakan antibodi. Jadi, yang sudah diimunisasi tidak perlu mengalami kesakitan,” kata Reisa.

Oleh karena itu, Reisa mengajak masyarakat segera divaksin. Sebab, herd immunity bisa diwujudkan jika sudah dilakukan vaksinasi dalam waktu relatif singkat. Oleh karena itu, program vaksinasi ini penting sekali. Pihaknya meminta masyarakat menyukseskan program vaksinasi untuk menghentikan pandemi secepat mungkin.

Reisa meminta masyarakat tidak perlu ragu. Vaksin-vaksin yang ada di Indonesia saat ini semuanya sudah lolos izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM. Vaksin yang sudah diproduksi, kata dia, pasti sudah melalui uji klinis yang berlapis-lapis termasuk Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm.

“Jadi, vaksin yang sudah disiapkan, disuntikkan itu pasti aman karena sudah lolos uji klinis dan direkomendasikan para ahli,” ujar Reisa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat