Pengurus Aisyiyah mengikuti vaksinasi Covid-19 | Wihdan Hidayat / Republika

Khazanah

Muhammadiyah Ingatkan Pembukaan UUD 1945 Saat Bela Palestina

Muhammadiyah mengingatkan pembukaan UUD 1945 sebagai dasar dukungan Indonesia kepada Palestina.

 

JAKARTA — Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyayangkan adanya pernyataan dari tokoh nasional yang menyatakan konflik Palestina-Israel bukanlah permasalahan Indonesia. Dia pun mengingatkan pembukaan UUD 1945 sebagai dasar dukungan Indonesia kepada Palestina.

“Saya menyayangkan pernyataan Pak Hendropriyono. Di UUD 1945 telah jelas disebutkan bahwa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan di atas permukaan bumi, dan Palestina saat ini sedang memperjuangkan kemerdekaan,” kata Abdul Mu’ti saat dihubungi Republika, Kamis (20/5).

Dia menambahkan, dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan dengan jelas bahwa Indonesia berkomitmen menentang segala bentuk penjajahan dan agresi serta berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Untuk itu, kata dia, solidaritas bangsa Indonesia atas nasib bangsa Palestina merupakan bentuk pengamalan amanat konstitusi dan panggilan nurani berlandaskan Pancasila dan ajaran agama.

Di sisi lain dia juga menyinggung berbagai pernyataan Presiden Jokowi dalam mendukung Palestina. Menurut dia, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan kerap melontarkan pernyataan dukungannya untuk perjuangan bangsa Palestina dalam mencapai kemerdekaan dari Israel.

Sebagaimana diketahui, AM Hendropriyono mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut bahwa konflik Israel-Palestina adalah urusan bangsa Arab dan Yahudi. Sementara Indonesia, kata Hendropriyono, berurusan dengan nasib sendiri dan hari depan dengan generasi penerusnya.

 

Empat rekomendasi 'Aisyiyah

Salah satu organisasi otonom bagi wanita Muhammadiyah, yakni ‘Aisyiyah, genap berusia 104 tahun. Peringatan Milad ke-104 ‘Aisyiyah bertema “Merekat Persatuan, Menebar Kebaikan di Masa Pandemi” digelar secara luring dan daring, Rabu (19/5).

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) 'Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini dalam pidato milad ke-104 organisasi ini menyampaikan empat rekomendasi, yang ditujukan ke berbagai pihak, khususnya pemerintah.

Pertama, 'Aisyiyah merekomendasikan kepada pemerintah agar menjalankan konstitusi dan Pancasila dalam seluruh kebijakan yang membawa pada kehidupan yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

"Juga, tidak mengambil kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversi dan berpotensi pada retaknya persatuan bangsa," ujar Noordjannah.

Kedua, dalam menghadapi pandemi Covid-19, pemerintah selain memaksimalkan segala langkah, kebijakan, sumber daya, dan dana, diharapkan pula ada konsistensi, transparansi serta amanah. Dengan demikian, diharapkan dapat membawa bangsa ini keluar dari pandemi Covid-19 yang sangat berat.

Ketiga, ‘Aisyiyah menyeru semua warga dan komponen bangsa agar lebih mengedepankan persatuan di tengah perbedaan, perdamaian, keadaban, dan nilai-nilai luhur dalam berbangsa. Hal ini penting demi masa depan kehidupan bersama yang lebih baik dan utama.

Rekomendasi keempat, Noordjannah menyampaikan, 'Aisyiyah sepenuhnya mendukung dan membela rakyat Palestina. 'Aisyiyah mengutuk keras agresi dan segala tindakan sewenang-wenangan Israel karena tidak sejalan dengan prinsip kemerdekaan dan perdamaian abadi yang menjadi komitmen seluruh bangsa dan umat manusia di muka bumi ini.

Terkait hal itu, 'Aisyiyah bersama Muhammadiyah menggerakkan penggalangan dana kemanusiaan untuk membantu rakyat Palestina. “Mari saya mengajak kepada seluruh warga 'Aisyiyah untuk berdonasi, membantu, berdoa untuk kepentingan rakyat Palestina," ujarnya.

Saat mengawali pidatonya, Noordjannah juga menyampaikan, peringatan dan refleksi milad ini merupakan forum untuk mengekspresikan rasa syukur atas pengkhidmatan 'Aisyiyah sekaligus merefleksikan perjalanan panjang selama 104 tahun.

"Perjuangan ‘Aisyiyah lebih satu abad sebagai pelopor gerakan perempuan Islam berkemajuan yang terlibat dalam memajukan kehidupan perempuan dan bangsa Indonesia hadir memenuhi panggilan suci dan mulia untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin," ujar Noordjannah.

Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir saat menyampaikan amanat pada Milad ke-104 ‘Aisyiyah mengingatkan bahwa umat perlu mencermati energi positif, yakni persatuan serta kebaikan, dan energi negatif, yakni perusak persatuan.

Ia menjelaskan, Alquran banyak mengisyaratkan hal-hal yang perlu diperhatikan dan sering menjadi hama dari persatuan. Di dalam Alquran disebutkan, kalau ada dua kelompok yang saling bertentangan, konflik dan berbeda, maka islahkan. Kalau ada satu di antaranya yang bebal, luruskanlah sampai dia kembali kepada Allah dan setelah dia kembali ke jalan persatuan, tegakkanlah keadilan untuk mereka.

Pesan di dalam Alquran itu menunjukkan bahwa sesama umat, komponen bangsa, dan manusia perlu menyadari faktor-faktor yang membuat rekat dan pecah. Juga, faktor-faktor yang membuat berbeda serta membawa kepada konflik dan peperangan.

"Dalam rangka merekatkan persatuan, kita berharap apa yang disampaikan oleh ketua umum Pimpinan Pusat 'Aisyiyah agar setiap umat dan kelompok umat serta kelompok bangsa untuk tidak mengedepankan kepentingan-kepentingan sempit kelompok.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat