Kepala BPJPH Mastuki. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

BPJPH Eksplorasi Teknologi AI

Penerima layanan BPJPH jumlahnya sangat banyak, bahkan jangkauannya sampai tingkat global.

JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) berupaya meningkatkan layanan jaminan produk halal. Setelah uji coba sistem informasi dalam proses layanan sertifikasi halal, BPJPH melakukan eksplorasi di bidang teknologi yang berpotensi mendukung pengembangan layanan halal.

BPJPH menjajaki penggunaan artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) dalam penggunaan layanan halal. Hal itu ditandai dengan kunjungan tim BPJPH ke Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) di Gedung Lab Riset Multidisiplin Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengenal lebih dekat AI. “Harapannya, kami dapat melakukan diskusi dengan pengelola AiCI dan mengeksplorasi ide-ide baru untuk mendukung peningkatan layanan BPJPH," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPJPH, Mastuki melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (4/5).

Mastuki mengatakan, penyelenggaraan JPH memiliki cakupan yang sangat luas, dengan proses bisnis yang melibatkan multistakeholders. Penerima layanan BPJPH jumlahnya sangat banyak, bahkan jangkauannya sampai tingkat global.  

Menurut dia, kondisi itu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Karena itu, pihaknya terus-menerus melakukan upaya kreatif dan inovatif. Bersikap terbuka untuk bersinergi dan berdiskusi secara inklusif dengan berbagai pihak untuk menggali ide-ide baru yang bermanfaat.

Mastuki mengatakan, penggunaan teknologi, termasuk teknologi AI, potensial untuk mendukung proses layanan JPH. Baik itu dari sosialisasi dan pembinaan, sertifikasi halal, pendampingan UMK berorientasi halal, penyiapan SDM di bidang halal, dan web-based services untuk digitalisasi layanan yang menjadi program unggulan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

BPJPH berharap ada terobosan teknologi yang dapat memudahkan dan mempercepat berbagai aktivitas layanan halal. Misalnya, sosialisasi dan edukasi halal dari mengenali bahan, penggunaan bahan, proses produksi halal, titik kritis kehalalan, dan sebagainya sampai sedetail mungkin. Itu sangat mungkin dilakukan dengan AI.

Menurut dia, pelatihan pendamping atau mentor halal bagi UMK juga akan jauh lebih mudah dengan penggunaan teknologi. “Bahkan virtual reality (VR) yang dikembangkan AiCI bekerja sama dengan UMG Idea Lab menginspirasi kami untuk promosi halal, virtual tur, expo produk halal, hingga rancangan web yang digitalized-based,” jelas Mastuki.

Co-Founder dan Direktur AiCI, Baiq Hana Susanti, mengatakan, sangat berkomitmen  membantu BPJPH sebagai badan pemerintah yang menjalankan tugas menyelenggarakan JPH. AiCI adalah lembaga yang didirikan atas kerja sama UMG Idea Lab Indonesia dengan Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Tujuannya mengembangkan SDM di bidang artificial intelligence untuk membangun kapabilitas bangsa menyambut revolusi industri 4.0.

AiCl siap bekerja sama dengan BPJPH. Misalnya, melaksanakan program pelatihan untuk penyedia halal, juru sembelih halal, pendampingan UMK, dan sebagainya. Kerja sama terkait pemeriksaan dan pengujian produk halal, virtual tur untuk RPH halal, pengembangan aplikasi, dan sebagainya.

"Kami tahu, untuk UMKM yang ada di Indonesia saja jumlahnya jutaan, karena itu tidak mungkin kalau (layanan jaminan produk halal) ini tidak melibatkan teknologi. Kami siap kolaborasi dengan BPJPH," kata Hana. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat