Anggota TNI berjaga di dekat envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (30/4/2021). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Juknis Vaksin Gotong Royong Difinalisasi

Euforia vaksinasi dikhawatirkan menjadikan masyarakat lengah terkait kepatuhan terhadap prokes.

JAKARTA – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, aturan tentang petunjuk teknis (juknis) terkait pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong atau vaksinasi Mandiri sedang dalam tahap finalisasi. Ia memastikan, tak lama lagi aturan vaksin Mandiri akan dikeluarkan Kemenkes.

“Kalau petunjuk teknis masih dalam proses untuk finalisasinya, ditunggu saja segera mungkin,” kata Nadia saat dikonfirmasi, Ahad (2/5).

Aturan tersebut nantinya menjadi acuan bagi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dalam pelaksanaan vaksin Mandiri. Mulai dari pengaturan jumlah vaksin, daftar prioritas usaha yang divaksin hingga distribusi vaksin. Namun, kata Nadia, pengelolaan vaksinasi Gotong Royong diserahkan sepenuhnya kepada BUMN dan Kadin.

“Jadi mengenai jumlah dan distribusinya diatur mereka (dengan mengacu petunjuk teknis),” kata Nadia. Nadia juga memastikan jumlah vaksin untuk vaksin Gotong Royong akan terus bertambah, dari jumlah vaksin Sinopharm yang rencananya digunakan untuk vaksin Mandiri.

photo
Perkembangan Vaksinasi, Ahad (2/5/2021) - (kemkes.go.id)

Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19 sebanyak 6,4 juta dosis melalui Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (30/4) pekan lalu. Vaksin yang tiba pada tahap ke-10 kali ini terdiri dari enam juta dosis dalam bentuk bahan baku buatan Sinovac, Cina dan 482.400 vaksin dalam bentuk jadi dari Sinopharm.

Pada April, Ketua Kadin Indonesia Rosan P Roeslani melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait perkembangan pendataan program vaksinasi Gotong Royong yang dibuka sejak 28 Januari 2021 hingga 10 April 2021, tercatat sebanyak 17.387 perusahaan telah mendaftar dengan 8,6 juta orang sasaran vaksinasi.

Kemenkes telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam aturan tersebut, perusahaan yang akan melakukan vaksin Gotong Royong harus melaporkan jumlah karyawan atau karyawatinya beserta anggota keluarganya pada Kemenkes.

photo
Petugas melakukan bongkar muat envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat (30/4). Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Data inilah yang dibutuhkan sebagai basis pengadaan vaksin Gotong Royong. Sementara, PT Bio Farma sebagai perusahaan negara yang ditugaskan sebagai penyedia vaksin untuk program vaksinasi Gotong Royong ini.

Kemenkes menetapkan jenis vaksin Covid-19 yang bisa digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong berbeda dengan vaksinasi yang digunakan dalam program pemerintah, yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. Untuk vaksin Gotong Royong yang ditetapkan, yakni Sinopharm dan Moderna. Ketentuan ini sebagai upaya untuk memastikan tidak ada kebocoran yang digunakan dalam vaksin Gotong Royong.

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin Indonesia Shinta W Kamdani mengatakan, saat ini vaksin yang akan didistribusikan lewat program vaksinasi Gotong Royong baru datang, yakni Sinopharm. “Kami menunggu juknis dari Kemenkes dan berkoordinasi dengan Bio Farma,” ujarnya kepada Republika pada Ahad (2/5).

Jangan kendur

Euforia vaksinasi salah satu faktor yang dikhawatirkan menjadikan masyarakat lengah terkait kepatuhan protokol kesehatan (prokes). Di sisi lain, pengendalian Covid-19 di Indonesia tidak boleh kendur. Namun, data yang dirilis Satgas Pengananan Covid-19 pada Ahad (2/5) menunjukkan adanya tren memburuk, meski belum signifikan.

photo
Seorang Polwan menuntun warga lanjut usia (lansia) yang akan divaksin di Polres Gorontalo Kota, Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (1/5/2021). Polres Gorontalo Kota bersama Dinas Kesehatan melakukan sistem jemput bola dari rumah ke rumah bagi warga lansia untuk memudahkan pelayanan vaksinasi Covid-19. - (Adiwinata Solihin/ANTARAFOTO)

Pertama, kapasitas tes yang ‘segitu-segitu’ saja. Indonesia belum bisa meningkatkan kapasitas testing Covid-19 agar mendeteksi lebih banyak temuan kasus positif. Bahkan di setiap akhir pekan dan tanggal merah, jumlah testing-nya selalu anjlok. Seperti pada Ahad (2/5), jumlah orang yang diperiksa hanya 32 ribuan orang, jauh di bawah rata-rata pada hari kerja, yakni di atas 50 ribu orang.

Catatan kedua, tren penambahan kasus Covid-19 harian yang cenderung meningkat. Peningkatan ini, meski tipis, terlihat dalam satu bulan terakhir. Kasus Covid-19 harian sebenarnya menurun signifikan sejak akhir Januari hingga akhir Maret 2021. Namun per awal April, angkanya sedikit demi sedikit menanjak.

Catatan ketiga adalah angka kematian yang penurunanannya stagnan, bahkan cenderung naik dalam dua pekan terakhir. Dari grafik terlihat bahwa angka kematian akibat Covid-19 turun cukup konsisten sejak akhir Januari sampai akhir Maret.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat