Kubah hijau di Masjid Nabawi lokasi makam Nabi Muhammad SAW. Masjid Nabawi berdiri di tanah yang diwaqafkan Rasululah, | Republika.co.id

Opini

Teladan Wakaf Pemimpin

Perlu bukti keseriusan pemimpin mengajak para menteri dan kepala daerah untuk berwakaf tunai.

MUHAMMAD SYAFI'IE EL-BANTANI, Direktur Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa

Jika belum bisa berwakaf seperti Nizhamul Mulk dan Imran Khan, setidaknya para pemimpin di Indonesia bisa memulainya dengan mewakafkan seluruh atau sebagian gajinya.

Salah satu tugas penting pemimpin, baik pada level kepala daerah maupun kepala negara, adalah memeratakan kesejahteraan secara adil. Ketidakadilan dalam distribusi kesejahteraan pasti menimbulkan kesenjangan sosial.

Selanjutnya, kesenjangan sosial pasti menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial. Wakaf merupakan salah satu instrumen penting sebagai metode dan pendekatan untuk mendistribusikan kesejahteraan secara adil.

Para pemilik aset didorong untuk mewakafkan sebagian asetnya untuk dikelola dan diproduktifkan guna kesejahteraan umat.

 

 
Para pemilik aset didorong untuk mewakafkan sebagian asetnya untuk dikelola dan diproduktifkan guna kesejahteraan umat.
 
 

Menyadari besarnya potensi dan strategisnya wakaf sebagai instrumen mewujudkan kesejahteraan, pada 25 Januari 2021 pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU).

 

Terlepas dari pro dan kontra yang berkembang di masyarakat, gerakan ini patut diapreasiasi dan didukung. Kita mengharapkan GNWU mendapat respons baik dari masyarakat dan berhasil mengakselerasi penghimpunan wakaf tunai.

Dalam hal ini, faktor mendasar untuk menyukseskan GNWU adalah adanya teladan dari para pemimpin untuk berwakaf. Maka, beranikah kepala daerah, anggota dewan, menteri, wakil presiden dan presiden memberikan teladan?

Dalam sejarah wakaf, kita mendapati para pemimpinlah orang pertama yang memberikan teladan. Rasulullah adalah orang pertama yang berwakaf. Beliau mewakafkan tanah miliknya untuk dibangun Masjid Nabawi.

Melihat teladan tersebut, berlomba-lombalah para sahabat berwakaf, seperti Abu Thalhah mewakafkan kebun Bairuha, Umar bin Khatthab mewakafkan kebun Khaibar, dan Utsman bin Affan mewakafkan sumur Ruman.

 

 
Rasulullah adalah orang pertama yang berwakaf. Beliau mewakafkan tanah miliknya untuk dibangun Masjid Nabawi.
 
 

Wakaf pada masa itu mampu menghadirkan dan mendistribusikan kesejahteraan bagi umat Islam di Madinah. Ini bermula dari keteladanan pemimpin dalam berwakaf.  

 

Tradisi teladan wakaf para pemimpin terus berlanjut dari generasi ke generasi. Pada masa Kesultanan Saljuk, Perdana Menteri Nizhamul Mulk merupakan pemimpin yang paling awal dan banyak berwakaf untuk kemaslahatan umat.

Menyadari pentingnya pendidikan untuk kelangsungan peradaban, Nizhamul Mulk membangun Madrasah Nizhamiyah di berbagai kota. Biaya pembangunannya dikeluarkan dari harta pribadinya sebagai wakaf.

Bahkan, Nizhamul Mulk juga membangun pasar-pasar sebagai aset wakaf produktif yang dimiliki madrasah. Dengan demikian, madrasah bisa mandiri dan layanan pendidikan gratis berjalan berkesinambungan ditopang aset wakaf produktif.

Apa yang dilakukan Nizhamul Mulk menginspirasi Gubernur Nuruddin Zanki di Aleppo. Ia juga mendirikan Madrasah Nuriyah di Aleppo dari wakaf pribadinya untuk memberikan fasilitas pendidikan gratis bagi umat Islam.

 
Pada masa kontemporer, kita juga bisa memahami pentingnya keteladanan pemimpin dari sosok Imran Khan, perdana menteri Pakistan. 
 
 

Madrasah Nuriyah turut berkontribusi melahirkan generasi kokoh pembebas Al-Quds pada kemudian hari.   

Pada masa kontemporer, kita juga bisa memahami pentingnya keteladanan pemimpin dari sosok Imran Khan, perdana menteri Pakistan. Imran Khan adalah wakif dari Shaukat Khanum Cancer Hospital.

Ibu Imran Khan meninggal karena penyakit kanker. Imran berharap para penderita kancer bisa tertangani dengan baik dan tertolong jiwanya. Karena itulah, Imran Khan mendirikan Shaukat Khanum Cancer Hospital.

Ia sendiri yang membiayai pembangunannya dari harta pribadinya sebagai wakaf untuk umat.         

Keteladanan pemimpin sangatlah penting. Dari sini, masyarakat akan melihat bahwa para pemimpin mereka tidak hanya beretorika mengajak masyarakat untuk berwakaf, tetapi memberikan teladan dengan menjadi orang yang terdepan dalam berwakaf.

Setiap pemimpin perlu menyadari, menjadi pemimpin bukan untuk mencari kekayaan, melainkan menebarkan kebermanfaatan. Sedekah terbaik seorang pemimpin adalah kebijakan. Dan, kebijakan akan efektif dan berpengaruh ketika diteladankan pemimpinnya.

 

 
Perlu bukti keseriusan dari presiden dan wakil presiden mengajak para menteri dan kepala daerah untuk berwakaf tunai. 
 
 

Kebijakan dan gerakan nasional wakaf uang sudah diluncurkan, barangkali yang masih kurang adalah keteladanan dari para pemimpin.

Maka, perlu bukti keseriusan dari presiden dan wakil presiden mengajak para menteri dan kepala daerah untuk berwakaf tunai. Kemudian, diikuti  ketua DPR dan MPR yang mengajak para anggota dewan untuk berwakaf.  

Political will ini akan lebih berdampak lagi jika menjangkau sampai para pejabat eselon di semua kementrian. Ini akan menjadi teladan yang baik bagi masyarakat sekaligus bukti kesungguhan dan keseriusan pemerintah meluncurkan gerakan nasional wakaf uang. 

Jika belum bisa berwakaf seperti Nizhamul Mulk dan Imran Khan, setidaknya para pemimpin di Indonesia bisa memulainya dengan mewakafkan seluruh atau sebagian gajinya. Adakah yang siap? 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat