Segenap kesulitan yang kita rasakan selama pandemi ini mesti disikapi dengan sabar dan tawakal. | Antara

Tuntunan

Yang Maha Memudahkan

Segenap kesulitan yang kita rasakan selama pandemi ini mesti disikapi dengan sabar dan tawakal.

OLEH A SYALABY ICHSAN

 

Setiap penyakit tidak akan muncul kecuali ada obatnya. Demikian dengan masalah. Seberat apapun, sepelik apapun, tidak akan hadir terkecuali dengan solusinya. Dalil ini sungguh diuji ketika umat  manusia harus hidup bersama pandemi selama dua tahun terakhir.

Hingga kini, berita duka akibat wabah Korona kerap sampai di telinga kita. Meski angka kasus Covid-19 di Tanah Air cenderung menurun plus massifnya program vaksinasi pemerintah, alarm waspada masih dinyalakan. Banyak negara sudah mengalami gelombang ketiga serangan virus mematikan tersebut. 

Keadaan yang serbasulit ini jangan sampai lantas membuat kita sebagai Muslim terjebak dalam pesimisme. Doktrin untuk selalu berpikir positif dalam ayat-ayat Alquran mesti kita peluk lagi erat-erat.

Tidakkah Allah SWT menyampaikan jika: “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS al-Baqarah: 185). 

Meski ayat ini berkorelasi erat dengan keringanan bagi mereka yang tak mampu berpuasa — dalam keadaan darurat — Sayyid Quthb menafsirkannya dengan lebih generik. Pakar tafsir asal Mesir itu dalam Tafsir fi Dzilalil Quran menganggap ayat ini berlaku umum untuk tugas yang dibebankan agar dalam menjalani kehidupan ini manusia tak membebankan diri dan mempersulit.

 
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu
 
 

Dr Syamsul Yakin dalam Tafsir Ayat-Ayat Puasa menjelaskan, kemudahan-kemudahan yang dikehendaki Allah tersebut dapat dilihat dari sejumlah sabda Nabi SAW. Pertama, “Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat.” (HR Bukhari-Muslim). 

Kedua, “Dan barangsiapa meringankan penderitaan orang lain, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa menutupi (cacat) seorang Muslim, maka Allah akan menutupi (cacatnya) di dunia dan akhirat.” (HR Bukhari-Muslim). 

Ketiga, “Ya Allah, barangsiapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulitlah dia. Dan barangsiapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia.” (HR Muslim). 

Keempat, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Suatu hari kami duduk-duduk di dekat Nabi SAW lalu datang seorang lelaki menghadap Nabi SAW. Laki-laki itu berkata, “Wahai Rasulullah, celaka aku.” Nabi SAW bertanya, “Apa yang terjadi kepadamu?” Laki-laki tadi lalu menjawab, “Aku telah menyetubuhi istriku padahal aku sedang puasa.” 

Kemudian, Rasulullah SAW bertanya, “ Apakah kamu memiliki seorang budak yang dapat kamu merdekakan?”

Lelaki itu menjawab, “Tidak.”

Lalu Nabi SAW bertanya lagi, “Apakah kamu mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?”

Dia menjawab, “Tidak.”

Lalu Nabi SAW bertanya, “Apakah kamu dapat memberi makan untuk 60 orang miskin?”

Lelaki itu menjawab, “Tidak.”

Abu Hurairah berkata, “Nabi SAW lantas terdiam.

Tatkala kami berada dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu karung kurma kepada Nabi SAW.

Lalu Nabi SAW bertanya, “Di mana orang yang bertanya tadi?”

Laki-laki itu menjawab, “Ya, aku.” 

Nabi SAW pun berkata, “Ambillah dan bersedekahlah dengan ini (kurma)”.

Laki-laki itu bilang,” Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku ya Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat Kota Madinah dari keluargaku”.

Rasulullah SAW sampan terlihat gigi taringnya. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Berilah makanan tersebut kepada keluargamu.” (HR Bukhari). 

Mudah setelah sulit

Segenap kesulitan yang kita rasakan selama pandemi ini mesti disikapi dengan sabar dan tawakal. Meski terdengar klise, tetapi itulah sikap terbaik yang bisa kita lakukan.

Tidakkah itu sikap seorang mukmin yang langsung mendapat pujian dari Rasulullah SAW bahwa jika dia mendapat kegembiraan dia bersyukur dan jika dia mendapat kesusahan dia bersabar. 

Dengan bersikap optimis sambil memunguti hikmah yang terserak, kita sudah dijanjikan Allah SWT akan berbagai kelapangan yang terbentang di hadapan. Tidakkah Allah bahkan mengulang janji-Nya di dalam Alquran: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”( QS Alam Nasyrah: 5-6).

Karena itu, mari kita renungi nasihat bijak dari Imam Syafi’i tentang keutamaan bersabar. “Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat. Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.”

Wallahu a’lam

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat