Ilustrasi pasar di Kota Bogor. | Wihdan Hidayat / Republika

Bodetabek

Timbangan Pedagang di 12 Pasar Kota Bogor Ditera Ulang

Pemerintah Kota Bogor juga mengawasi harga pangan di setiap pasar.

BOGOR -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor melakukan tera ulang timbangan pedagang di 12 pasar yang tersebar di Kota Bogor. Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakkir mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi rasa aman kepada konsumen.

Menurut dia, tera ulang rutin dilakukan di seluruh pasar tradisional di bawah pengelolaan Perumda PPJ, untuk memastikan alat ukur yang digunakan pedagang masih presisi. "Kita kerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), sepekan sebelum Ramadhan kemarin sudah clear semua pasar kita lakukan sidak dan tera timbangan kembali. Jadi Insya Allah sudah aman untuk timbangan," kata Muzakkir di Balai Kota Bogor, Kamis (15/4).

Adapun lokasi 12 pasar tradisional, meliputi Pasar Kebon Kembang, Pasar Baru Bogor, Pasar Plaza Bogor, Pasar Sukasari, Pasar Devris, dan Pasar Padasuka. Kemudian, Pasar Tanah Baru, Pasar Gunung Batu, Pasar Taman Kencana, Pasar Merdeka, Pasar Jambu Dua, dan Pasar Pamoyanan.

Kegiatan tera ulang rutin dilakukan petugas menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Menurut Muzakkir, dua momen tersebut biasanya kunjungan pembeli ke pasar meningkat. Sehingga dengan pengukuran kembali timbangan maka tidak ada yang dirugikan dalam transaksi di pasar.

Menurut dia, Perumda PJJ Kota Bogor juga sekaligus menggelar operasi untuk mencegah penjualan bahan pangan berbahaya atau berbahan pengawet. Jika ditemukan ada pedagang menjual makanan mengandung formalin atau boraks bakal diberi peringatan.

Muzakkir menyebut, masih ditemukan beberapa pedagang yang menggunakan bahan pengawet berbahaya, meski jumlahnya relatif kecil. Pada Ramadhan tahun ini, sambung dia, petugas menemukan penjual mi glosor menggunakan bahan mengandung boraks. Padahal makanan itu kerap dikonsumsi masyarakat untuk berbuka puasa. Sementara komoditas daging, ikan, dan ayam, belum ditemukan pedagang menggunakan formalin atau boraks.

"Tapi kan ke sininya sudah mulai membaik. Karena yang ada imbauan dan penegasan dari kita. Di saat kita temukan, barangnya kita ambil dan kita kasih peringatan. Jika memungkinkan terulang kembali, kita cabut hak dia berjualan di pasar kita," ujar Muzakkir.

Pantau stok pangan

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor mencermati ketersediaan dan pergerakan harga empat komoditas pangan yang berpotensi terjadi kenaikan harga pada bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran tahun 2021. Kepala Disperdagin Kota Bogor, Ganjar Gunawan, mengatakan, keempat komoditas pangan tersebut adalah daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam, dan gula.

Untuk menjaga stabilitas harga komoditas bahan pangan tersebut, Disperdagin menyiapkan aksi menjelang Lebaran, seperti memperkuat koordinasi instansi vertikal dengan Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, dan Perum Bulog Divre Cianjur. Disperdagin Kota Bogor, kata dia, juga siap berkoordinasi dengan dinas terkait lainnya di Pemerintah Kota Bogor yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ).

"Kami juga siap berkoordinasi dengan distributor, sub distributor, hingga agen, untuk memenuhi pasokan komoditas pangan selama Ramadhan dan Lebaran," katanya.

Tim dari Disperdagin ada yang bertugas memantau harga komoditas bahan pangan kebutuhan pokok di pasar tradisional hingga distributor, sub-distributor, dan agen, di Kota Bogor. "Ada juga tim yang melakukan identifikasi ketersediaan dan kecukupan bahan kebutuhan pokok, serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencegah aksi spekulasi," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by