Rangkaian kereta MRT melintas di Stasiun MRT ASEAN, Jakarta, Sabtu (13/2/2021). PT MRT Jakarta (Perseroda) mulai 11 Februari 2021 memberlakukan jadwal operasional kereta pukul 05.00-22.00 WIB pada Senin-Jumat dengan selang waktu keberangkatan lima menit p | Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Bodetabek

Rencana Pembangunan MRT di Tangsel Berlanjut  

Terdapat dua koridor MRT dari wilayah DKI Jakarta menuju ke Tangerang Selatan.

TANGERANG – Pembangunan moda raya terpadu (MRT) di wilayah Tangerang Selatan yang rencananya dimulai pada 2022 masih dalam proses. Kajian terkait dengan rencana pembangunan MRT sudah selesai dan akan berlanjut pada tahapan kesiapan jalan, sosialisasi, hingga pelelangan.

“Kajiannya sudah selesai dari BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek), sudah oke,” kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Tangerang Selatan Eki Herdiana kepada Republika, Rabu (7/4).

Menurutnya, sesuai dengan Perpres Nomor 55 tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), terdapat dua koridor MRT dari wilayah DKI Jakarta menuju ke Tangerang Selatan. Satu jalur dari Lebak Bulus ke Pondok Cabe kemudian berlanjut ke Pamulang dan berakhir di Rawa Buntu.

“Satu jalur lagi rencananya dari Lebak Bulus ke arah Ciputat, kemudian ke Pondok Aren dan berakhir di Rawa Buntu,” ujar dia.

Eki menyampaikan, saat ini Pemkot Tangsel masih berkoordinasi dengan pemerintah pusat serta Pemerintah Provinsi Banten terkait dengan penggunaan jalan. Pasalnya, dua rute MRT tersebut nantinya akan melewati jalan nasional dan jalan provinsi.

Eki menambahkan, penggunaan jalan nasional dan provinsi yang menjadi jalur yang dilewati jalur MRT disebut sebagai upaya untuk meminimalisasi pembebasan lahan warga. “Lahan yang digunakan kan di jalan ya. Jadi, kita menggunakan jalan eksisting karena posisinya pasti pakai kayak median jalan,” kata dia.

Senada disampaikan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie. Dia menyebut, rute MRT ke Tangsel tidak memerlukan banyak tanah untuk dilakukan pembebasan. Hal itu agar sekaligus upaya efisiensi biaya.

“Bisa efisien, tidak terlalu banyak memerlukan tanah yang harganya tinggi, jadi meminimalisasi, tapi memperpendek jarak tempuh,” kata Benyamin.

Akan tetapi, Benyamin mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan tetap berupaya menyinkronkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) terkait dengan jalur yang akan dilalui MRT. Dia mengatakan, Pemkot Tangsel akan melakukan sosialisasi kepada warga yang daerahnya terimbas jalur koridor MRT.

“Selain itu juga rembukan dengan sektor swasta yang nantinya mungkin dilintasi dan punya kepentingan, misalnya BSD, Bintaro, dan lain-lain,” ujar dia.

Terkait dengan dana untuk pembangunannya, Benyamin menyebut, dana berasal dari Pemerintah Pusat atau sektor swasta yang terlibat di dalamnya. “Diusahakan tidak menggunakan APBD Tangsel,” ujarnya.

Dia berharap, dengan adanya moda transportasi baru, seperti MRT dapat mengatasi masalah kemacetan yang kerap terjadi di sekitar Tangsel untuk menuju Ibu Kota. Serta untuk dapat mempercepat mobilitas orang serta barang di wilayah Tangsel.

“Mulai groundbreaking (peletakan batu pertama) pada 2022,” kata Benyamin lagi.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, proyek MRT yang masuk hingga ke kawasan Tangsel butuh anggaran sebesar Rp 20 triliun dengan panjang jalur mencapai 20 kilometer. Pembangunannya mulai paling lambat 2022 dan selesai pada 2026. Proyek tersebut diketahui sudah masuk dalam RITJ 2019-2029.

Salah satu warga Tangsel, Irma (37 tahun), mengatakan, kehadiran moda transportasi baru, seperti MRT dinilai penting. Hal itu, kata dia, bisa menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan di Tangsel.

“Penting-lah menurut saya. Ciputat sama Pamulang tuh macet banget, apalagi ke arah Pondok Cabe, macetnya parah. Dengan adanya MRT, bisa menekan kemacetan. Semoga bisa segera terealisasi,” kata Irma berharap.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Teman MRT Jakarta (temanmrtj)

Rencana Jalur MRT di Tangsel

Jalur I: Lebak Bulus-Pondok Cabe-Pamulang-Rawa Buntu

Jalur II: Lebak Bulus-Ciputat-Pondok Aren (Bintaro)-Rawa Buntu

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat