Pengujung memadati area Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (3/4/2021). Menjelang bulan Ramadhan, kawasan Pasar Tanah Abang mulai dipadati pengunjung untuk berbelanja busana. | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

Ramadhan Momentum Kejar Pertumbuhan

Berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,3 persen.

JAKARTA -- Pemerintah memanfaatkan bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2021 untuk mengejar pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II (April-Juni) digeber dengan menggenjot tingkat konsumsi masyarakat. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemulihan didorong dengan tetap menjaga pengendalian pandemi Covid-19. "Momentum Ramadhan dan Lebaran harus dimanfaatkan untuk mendorong ekonomi, terutama melalui pertumbuhan konsumsi masyarakat," kata Airlangga, Kamis (8/4). 

Konsumsi masyarakat memiliki peranan sangat besar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Kontribusinya mencapai 57 persen. Sejak pandemi melanda, konsumsi masyarakat anjlok. Pada kuartal II 2020, tingkat konsumsi terkontraksi 5,51 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy). Adapun pada kuartal III dan IV 2020, pertumbuhan konsumsi masih minus 4,05 persen dan minus 3,61 persen. 

Airlangga mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 diproyeksikan masih negatif. Agar Indonesia dapat kembali ke level pertumbuhan seperti sebelum pandemi Covid-19, pertumbuhan pada kuartal II harus bisa mencapai 6,7 persen. Jika tidak, kata Airlangga, target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan di kisaran 4,5-5,5 persen pada 2021 sulit tercapai. 

photo
Kemacetan di kawasan pusat perbelanjaan Pasar Baru, Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/4/2021). Kepadatan lalu lintas disebabkan meningkatnya aktivitas masyarakat di kawasan Pasar Baru jelang Ramadhan 1442 Hijriyah. Kondisi tersebut memberi harapan baru kepada para pedagang setelah terpuruk di masa pandemi. - (Edi Yusuf/Republika)

Sementara, Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada tahun ini. Angka tersebut menurun dibandingkan proyeksi IMF sebelumnya yang 4,8 persen.

Airlangga menjelaskan, pemerintah telah menyusun beberapa kebijakan untuk mengoptimalkan konsumsi masyarakat pada Ramadhan dan Idul Fitri 2021. Kebijakan tersebut, antara lain, dengan mewajibkan pemberian tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan swasta dan gaji ke-13 dan THR untuk ASN/TNI/Polri. 

“Setelah memberikan berbagai dukungan dan insentif kepada dunia usaha, pemerintah menetapkan kebijakan untuk mewajibkan pembayaran THR kepada karyawan,” ujarnya.

Ia menyatakan, pemberian THR dan gaji ke-13 tersebut diperkirakan bisa menghasilkan potensi untuk konsumsi sebesar Rp 215 triliun.

Menjelang Lebaran, pemerintah juga akan mempercepat penyaluran program perlindungan sosial, seperti Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, dan Bansos Tunai. "Bantuan-bantuan yang belum terpenuhi pada kuartal I direalisasikan pada April hingga awal Mei," kata dia. 

Pemerintah juga memajukan pencairan Kartu Sembako dari Juni ke awal Mei atau sebelum Lebaran. Selain itu, penyaluran program perlindungan sosial lainnya yang diperkirakan berpotensi meningkatkan realisasi sebesar Rp 14,12 triliun.

Airlangga menekankan, pemerintah tidak akan mengesampingkan penanganan kesehatan di tengah upaya mendorong perekonomian. Ia meyakini, pembatasan kegiatan masyarakat melalui peniadaan mudik di masa liburan Idul Fitri akan efektif mengendalikan laju kasus Covid-19. Kendati demikian, ia mengakui hal tersebut berpotensi menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi. 

Ia menambahkan, program lainnya yang bakal digelar untuk menggenjot konsumsi adalah Hari Belanja Online Nasional di akhir Ramadan (Harbolnas Ramadan). Pemerintah pun akan menyalurkan bansos beras bagi masyarakat selama Ramadhan sebanyak 10 kg untuk para penerima Kartu Sembako. 

Intinya, kata dia, pemerintah telah menyiapkan program mendorong konsumsi masyarakat yang dibarengi dengan berbagai program untuk meningkatkan daya beli. "Diharapkan melalui kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021,” kata Airlangga. 

Proyeksi IMF

Berdasarkan proyeksi IMF, ekonomi Indonesia tahun ini tumbuh 4,3 persen. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN-5, yakni Indonesia Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Adapun lembaga moneter global tersebut memprediksi kawasan ini bisa tumbuh 4,9 persen.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ini terjadi di Filipina, yang diprediksi bisa tumbuh 6,9 persen pada 2021. Peringkat kedua di kawasan ASEAN-5 adalah Vietnam dan Malaysia yang sama-sama diprediksi bisa tumbuh 6,5 persen. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi terendah di kawasan ini terjadi di Thailand yang hanya tumbuh kisaran 2,6 persen.

Revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia justru berbanding terbalik dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan tumbuh enam persen, naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5,5 persen. Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath mengatakan, mobilitas masyarakat yang sempat tertahan memang berangsur meningkat. Namun peningkatan ini terus mendapatkan pengawasan dari seluruh wilayah. 

Pemulihan ekonomi global juga didorong stimulus fiskal tambahan yang digelontorkan berbagai negara, utamanya Amerika Serikat, sehingga mendorong meningkatnya prospek pertumbuhan ekonomi.

"Di tengah ketidakpastian akibat pandemi, jalan keluar dari krisis ekonomi dan kesehatan ini semakin terlihat. Berkat para ilmuwan, ratusan juta orang sedang divaksinasi dan ini akan memberikan energi bagi pemulihan ekonomi di banyak negara tahun ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (8/4).

photo
Pengujung memadati area Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (3/4/2021). Menjelang bulan Ramadhan, kawasan Pasar Tanah Abang mulai dipadati pengunjung untuk berbelanja busana. Namun menurut pedagang jumlah pengunjung pada Ramadhan kali ini diperkirakan tidak seramai sebelum pandemi Covid-19. - (Republika/Thoudy Badai)

Meski IMF menurunkan proyeksi, pemerintah tetap yakin ekonomi bisa tumbuh di kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, keyakinan tersebut tecermin dari beberapa indikator yang ada.

Purchasing managers index (PMI) naik 53,2 pada Maret dibandingkan Februari 50,9. Neraca perdagangan Februari kembali surplus dengan ekspor membaik,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (8/4).

Bukan hanya itu, Iskandar mencatat jumlah uang beredar masyarakat juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat semakin membaik, khususnya kalangan kelas menengah. “Kelompok yang menyumbang 82 persen dari konsumsi konsumsi rumah tangga itu tumbuh seiring realisasi vaksinasi Covid-19 yang terus digenjot,” ucapnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, beberapa sektor menunjukkan sinyal perbaikan dari sisi konsumsi dan investasi. Hal ini membawa optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini.

photo
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah) menyapa pedagang saat meninjau harga dan stok bahan pokok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (7/4/2021). Peninjauan yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan tersebut untuk memastikan ketersediaan stok bahan pokok dan kestabilan harga dari hulu sebagai acuan harga jual di pasar ritel sampai ke konsumen. - (Republika/Putra M. Akbar)

Terkait proyeksi IMF, ia menilai ada hal yang perlu diperhatikan mengenai waktu kajiannya. “Yang dilakukan ini adalah analisis awal tahun dan dirilis kemarin. Jadi kita selalu menggunakan data yang paling terbaru," kata dia saat webinar bertajuk "Indonesia Macroeconomic Update 2021", Kamis (8/4).

Ia yakin pemulihan ekonomi berlanjut karena program vaksinasi terus dipercepat dengan jumlah pasokan yang memadai. Pemerintah juga yakin APBN bekerja ekspansif dan konsolidatif yang difokuskan untuk melanjutkan penanganan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, beberapa lembaga internasional, termasuk IMF, biasanya merilis angka proyeksi sedikitnya dua kali dalam setahun. “Kemungkinan bisa saja ada lagi revisi ke atas karena fokus utama yang saya perhatikan adalah program vaksinasi,” ujarnya melalui diskusi virtual, Kamis (8/4).

David menjelaskan, berdasarkan data terakhir, Indonesia jauh lebih baik dalam hal vaksinasi. Saat ini, capaian vaksinasi Indonesia sudah tembus 12 juta dosis.

Dari sisi nonprodusen vaksin, Indonesia termasuk keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Turki, dan Jerman untuk vaksin. Oleh karena itu, David cukup optimistis pelaksanaan vaksinasi selesai sesuai target, sehingga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan mendorong ekonomi menuju normal.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat