Seorang guru memasangkan masker kepada siswa saat kegiatan belajar tatap muka di SD Negeri 1 Sungai Sekonyer, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (30/3/2021). | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Kabar Utama

Daerah Hati-Hati Buka Sekolah

Sejumlah pemerintah daerah tak akan terburu-buru menggelar pembelajaran tatap muka.

JAKARTA -- Sejumlah pemerintah daerah menyatakan tak akan terburu-buru menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Sekolah baru akan kembali dibuka jika persiapan sudah matang, mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga vaksinasi bagi tenaga pendidik.

Selain itu, daerah bakal melihat perkembangan penyebaran Covid-19 dan terlebih dahulu melakukan uji coba PTM. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada Kamis (1/4) mengatakan, sekolah tatap muka tidak harus mulai dibuka pada Juli 2021. Jika sekolah sudah siap, pembukaan sekolah boleh dilakukan secepatnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengapresiasi kebijakan pemerintah pusat. Hanya saja, masih tingginya kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya membuatnya belum berani memberi izin sekolah menggelar PTM.

"Itu kan selambat-lambatnya Juli. Sekarang pun kalau memang mendukung, bisa saja kita menggelar tatap muka. Namun, memang kondisi Kota Tasikmalaya masih tinggi penyebaran Covid-19-nya," kata dia kepada Republika, Jumat (2/4).

Pembukaan sekolah akan dilakukan secara hati-hati mengingat beberapa waktu terakhir terdapat guru di sejumlah sekolah yang positif Covid-19. Padahal, di sekolah itu belum dilakukan PTM. Ia menyebutkan, belum seluruh sekolah di Tasikmalaya siap menggelar PTM dari segi sarana dan prasarana prokes. 

"Kalau tingkat SMP negeri saya kira 90 persen yang siap. Untuk SD negeri kira-kira 60-70 persen. Kita akan secara bertahap menguji lagi ke sekolah-sekolah. Mudah-mudahan Juli bisa siap semua," ujar dia.

Jika hingga Juli masih ada sekolah yang belum siap, pihaknya tak akan memaksakan. Sebab, keselamatan para peserta didik tetap menjadi yang utama dalam proses pembelajaran. "Jadi, yang masih kurang siap, bisa dievaluasi," kata dia. 

Budiman juga berharap penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya sudah mulai mereda pada Juli mendatang. Dengan demikian, sekolah dapat kembali menggelar PTM.

photo
Sejumlah murid mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Sekolah Menengah Umum Negeri-2 Banda Aceh, Kamis (1/4/2021). Ujian Akhir Sekolah (UAS) hingga 8 April 2021 di daerah itu berlangsung serentak dengan pembatasan jumlah murid dan menerapan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. - (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Mendikbud saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual terkait persiapan PTM pada Kamis (1/4) menegaskan, jika sekolah sudah siap, pembukaan sekolah boleh dilakukan. "Diterapkan mulai sekarang. Targetnya selesai semua sekolah sudah tatap muka di Juli 2021. Ini untuk tahun pelajaran yang baru. Itu saja," kata Nadiem.

Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Hendarman mengingatkan pemda dan sekolah memedomani Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Syarat-syarat dilakukannya PTM diatur dalam SKB Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

"SKB Empat Menteri menjadi pedoman bagi daerah dan sekolah dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka," ujar dia kepada Republika, Jumat (2/4).

Dalam SKB tersebut, layanan PTM terbatas dilaksanakan setelah pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di satuan pendidikan divaksinasi Covid-19 secara lengkap. Namun, satuan pendidikan yang sudah atau dalam proses melakukan PTM terbatas, walaupun PTK-nya belum divaksinasi, tetap diperbolehkan melakukan PTM terbatas selama mengikuti prokes dan sesuai izin pemerintah daerah.

"Satuan pendidikan wajib memenuhi daftar periksa sebelum memulai layanan pembelajaran tatap muka terbatas," kata dia.

Hendarman menjelaskan, kepala sekolah, pemerintah daerah, serta kantor/kantor wilayah Kementerian berperan memastikan PTM terbatas berjalan aman. Tak hanya itu, kepala sekolah mesti menyiapkan Satgas Covid-19 di satuan pendidikan yang melibatkan komite sekolah.

Selanjutnya, melakukan penanganan kasus dan dapat menutup sementara pembelajaran tatap muka terbatas ketika ditemukan kasus konfirmasi Covid-19.

Testing juga harus dilakukan jika ditemukan warga sekolah yang bergejala. Apabila terdapat kasus konfirmasi Covid-19, pemangku kepentingan bersama kepala sekolah wajib melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara PTM di sekolah. 

Dinas Pendidikan Kota Bandung mengeklaim persiapan belajar tatap muka sudah mencapai 80 persen. Disdik Bandung saat ini sedang menggenjot vaksinasi Covid-19 terhadap para pendidik dan tenaga pendidik.

"Secara infrastruktur siap, kepala sekolah siap, sekolah siap. Secara keseluruhan, 80 persen sudah siap," ujar Kepala Disdik Kota Bandung, Hikmat Ginanjar.   Berdasarkan arahan Mendikbud, kata dia, seluruh guru harus sudah divaksin sebelum menggelar PTM. Tahapan berikutnya adalah uji coba.

Di daerah lainnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal melakukan uji coba PTM selama dua pekan mulai Senin (5/4). Uji coba dilakukan di 140 sekolah jenjang SMA dan SMP.

Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Yudi Indras Wiendarto mengingatkan Pemprov Jateng mengantisipasi dampak terburuk dari pelaksanaan uji coba PTM. “Sebab uji coba sekolah tatap muka masih cukup berisiko terhadap penularan atau munculnya kasus baru Covid-19," kata dia kepada Republika di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/4).

Menurut legislator Partai Gerindra itu, pada pelaksanaan uji coba sebelumnya muncul klaster sekolah. Ratusan siswa SMK Negeri Jateng dinyatakan positif terpapar Covid-19 hingga akhirnya uji coba sekolah tatap muka dihentikan.

Klaster sekolah pun muncul di Sumatra Barat. SMA 1 Sumbar yang terletak di Kota Padang Panjang terpaksa ditutup sementara karena ada 61 orang positif Covid-19. Sekolah berasrama ini sudah memulai belajar tetap muka sejak 18 Januari 2021. 

"Sejak temuan pertama ada tujuh orang. Kemudian dilakukan tracking dan tes swab secara bertahap, kini ada 61 orang siswa SMA 1 Sumbar yang positif," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang Ali Tabrani, Kamis (1/4).

photo
Sejumlah anak memakai pelindung wajah (face shield) bertuliskan Siap Sekolah saat aksi sambut pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Roemah Rakjat Solo, Jawa Tengah, Selasa (30/3/2021).  - (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Masih bimbang 

Sejumlah orang tua siswa masih ragu anaknya akan aman dari penyebaran Covid-19 jika kembali PTM di sekolah. Apalagi, vaksin Covid-19 tak 100 persen menjamin seseorang terhindar dari penularan. "Saya masih bimbang sih," kata salah satu orang tua siswa di Kota Tasikmalaya, Asep (45 tahun), kemarin. 

Namun, di sisi lain, Asep juga merasa kasihan dengan anaknya. Anaknya sering kali tak mengerti materi pelajaran yang diberikan secara daring oleh gurunya. "Boleh saja sekolah kalau sudah disetujui pemerintah. Cuma harus ketat dari sekolah prokesnya," ujar dia. 

Salah seorang orang tua siswa di Kota Bandung, Tri mengaku masih menunggu skenario pembelajaran tatap muka. Tri belum bisa memberikan pandangan setuju atau tidak terkait rencana pembelajaran tatap muka. "Setuju atau enggak tergantung mekanisme yang ditawarkan sekolah," katanya.

Sementara, salah satu orang tua murid sekolah menengah pertama di Kota Bekasi, Jawa Barat, Nisa (38) menyambut baik rencana PTM. Ibu dengan tiga anak ini cukup berat membiayai kuota internet untuk kebutuhan belajar anak-anaknya. "Belajar daring kurang efektif karena hanya bersifat satu arah. Anak-anak kesulitan mencerna pelajaran," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat