Wisatawan berjalan di bazaar yang sepi akibat karantina wilayah di Istanbul, pada Januari 2021. | EPA-EFE/SEDAT SUNA

Kisah Mancanegara

Kini tak Ada Buka Puasa Bersama di Turki

Turki memberlakukan pembatasan selama bulan suci Ramadhan menyusul peningkatan kasus Covid-19.

OLEH DWINA AGUSTIN

Turki mengaktifkan kembali penutupan wilayah untuk akhir pekan di sebagian besar provinsi. Pemerintah juga akan memberlakukan pembatasan selama bulan suci Ramadhan menyusul peningkatan tajam kasus Covid-19.

“Kita harus melakukan sejumlah pengorbanan selama bulan Ramadhan,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pesan yang ditayankan Senin (29/3) malam..

Restoran dan kafe hanya akan diizinkan menyajikan makanan untuk dibawa pulang selama bulan suci yang dimulai pada 13 April di Turki. Pertemuan massal untuk berbuka puasa bersama selama Ramadhan akan dilarang.

“Meningkatnya jumlah kasus dan pasien serta naiknya angka kematian memaksa kita harus meninjau ulang langkah yang saat ini diterapkan,” ujarnya.

Menurut Erdogan, 58 dari 81 provinsi Turki, termasuk Istanbul dan Ankara, sekarang ditetapkan sebagai daerah "merah" atau "berisiko sangat tinggi". Keputusan ini membuat wilayah tersebut akan melakukan penguncian termasuk untuk akhir pekan.

photo
Seorang petugas kesehatan bersiap memvaksinasi rekannya dengan vaksin Covid-19 Sinovac di Cam dan Rumah Sakit Kota Sakura di Istanbul, Turki, Kamis (14/1/2021). Turki memulai vaksinasi Covid-19 massal terhadap petugas kesehatan pada 14 Januari 2021 setelah vaksin Sinovac mendapat persetujuan izin penggunaan darurat. - (EPA-EFE / ERDEM SAHIN)

Sebanyak 80 persen dari populasi Turki hidup di kota-kota yang berisiko tinggi penyebaran Covid-19. Saat ini populasi Turki sekitar 84 juta jiwa.

"Jumlah provinsi kita yang masuk kategori merah, kategori berisiko sangat tinggi sudah mencapai 58, mewakili 80 persen dari jumlah penduduk," ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pertemuan kabinet, Senin malam.

Infeksi virus di Turki melonjak kurang dari sebulan setelah negara itu membagi 81 provinsinya menjadi empat kategori kode warna dan melonggarkan pembatasan di beberapa provinsi. Jumlah infeksi harian yang dikonfirmasi telah meningkat hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 30 ribu dengan sekitar 150 kematian per hari, naik dari sekitar 65 pada awal Maret.

Saat berita ini ditulis, data Johns Hopkins Universty menunjukkan, Turki telah mencatatkan lebih dari 3,24 juta kasus. Sedangkan angka kematian telah melampaui 31 ribu jiwa.

"Meningkatnya jumlah kasus dan pasien serta peningkatan jumlah kematian memaksa kami untuk meninjau kembali langkah-langkah yang ada,” kata Erdogan.

Erdogan pun menyatakan jam malam di akhir pekan akan tetap berlanjut di seluruh negeri. Pemberlakua jam malam berlangsung pukul 21.00 hingga 05.00 waktu setempat.

Namun, Erdogan sempat mendapat kecaman keras karena mengadakan kongres partainya, Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP), di dalam stadion olahraga yang padat. Padahal, ada lonjakan kasus Covid-19 baru.

Dia dituduh melakukan standar ganda karena mengabaikan aturan jarak sosial. Terlebih lagi, dalam salah satu acara, Erdogan sesumbar tentang besarnya kerumunan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat