Tangkapan layar Falcon dan Winter Soldier | Youtube

Geni

Menyimak Aksi Seru Falcon dan Winter Soldier

Falcon dan Winter Soldier hadir dalam formal serial. 

OLEH SHELBI ASRIANTI 

Marvel Studios kembali menghadirkan kisah para tokoh dari semesta sinematik Marvel (MCU). Seusai serial "WandaVision" tamat, giliran "The Falcon and The Winter Soldier" hadir untuk penggemar. 

Serial tersebut tayang mulai 19 Maret 2021 di Disney+ Hotstar. Dua sorotan utama adalah Sam Wilson (Anthony Mackie) alias Falcon dan Bucky Barnes (Sebastian Stan) alias Winter Soldier. Tayangan tersebut menarasikan kelanjutan hidup mereka setelah akhir kisah di film Avengers: Endgame.

Dari episode pertamanya saja, deretan laga intens menegangkan disuguhkan dengan total. Sam Wilson beraksi terlebih dahulu, dengan kemampuan bertarung di angkasa yang membuat berdecak kagum.

Tayangan lantas beralih kepada Bucky, yang masih gamang dengan berbagai kesalahannya pada masa lalu. Menariknya, aspek personal kedua tokoh ini lebih disorot, seperti dinamika keluarga dan relasi dengan orang di sekeliling mereka.

Dua sosok yang punya sifat berlawanan seperti api dan es ini mengemban tugas menjaga perdamaian dunia. Dalam upaya meneruskan perjuangan Steve Rogers atau Captain America, keduanya ditantang lebih mengenal diri sendiri.

Selain kedua pemeran utama, serial dibintangi Daniel Brühl, Emily VanCamp, Wyatt Russell, serta Erin Kellyman. Penulis lagu dan komposer legendaris Henry Jackman menggarap lagu tema orisinal untuk serial ini.

Menurut sutradara "The Falcon and The Winter Soldier", Kari Skogland, pendekatan produksi yang dilakukan untuk serial ini tak ubahnya seperti menggarap film. Tim berusaha menyesuaikan enam serial episode seolah film dengan durasi enam jam. 

"The Falcon and The Winter Soldier" merupakan bagian dari fase keempat MCU. Bekerja sama dengan Malcolm Spellman, kepala tim penulis skenario, Skogland melihat dari sudut pandang luas terlebih dahulu, kemudian mengarahkannya menjadi sesuatu yang unik.

Menurut Skogland, hal itu penting karena penggemar MCU pasti memiliki perspektif dari cerita-cerita sebelumnya. Tim mengeksplorasi karakter secara mendalam serta terus membuatnya berkelanjutan. 

"Menjadi akrab dengan karakter-karakter ini sehingga penonton bisa mengenal mereka," ujar Skogland pada konferensi pers global yang berlangsung Senin (15/3) dini hari WIB.

Produser eksekutif serial, Kevin Feige, menyebut, format tayangan yang berupa serial tidak berdampak pada kualitas. Meski disuguhkan dalam bentuk berbeda, bukan berarti tim tidak bisa membuat aksi laga semasif di karya film. 

Feige yang menjabat sebagai Presiden Marvel Studios menjelaskan, trauma masa lalu kerap diangkat dalam tayangan Marvel. Setelah beberapa kali konflik itu hadir di film, kini serial juga turut menjabarkannya.

Dia mencontohkan, pada Iron Man 3 ada cerita Tony Stark yang mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD). Menurut Feige, cerita MCU selalu tentang eksplorasi tiap karakternya, baik suka dan duka yang dialami.

Itu yang membuat tayangan Marvel tidak cuma tentang jagoan yang melawan penjahat. Beragam pengalaman serta emosi yang dirasakan para tokohnya membuat kisah lebih membumi dan dekat dengan penonton.

"Sejauh ini, hal tersebut selalu menjadi jangkar yang paling penting untuk cerita apapun yang kami hadirkan," ujar Chief Creative Officer Marvel itu.

Aktor Anthony Mackie menyebut karakter Sam Wilson alias Falcon selalu berevolusi, baik di buku komik Marvel maupun Marvel Cinematic Universe. Itu semua tidak lepas dari peran mendiang Stan Lee, sang pencipta karakter.

Mackie yang memerankan Sam Wilson dalam film-film Marvel kini menikmati perubahan lain dari tokoh tersebut. Serial memberi kesempatan bagi tokoh Sam Wilson untuk menyelami identitas dan kembali ke kisah masa lalunya.

 
Saya sangat bersemangat karena semua orang bisa melihat sosok Sam Wilson yang baru dan lebih baik.
 
 

"Saya sangat bersemangat karena semua orang bisa melihat sosok Sam Wilson yang baru dan lebih baik," kata Mackie.

Begitu pula aktor Sebastian Stan yang sudah sangat nyaman dan familier memerankan Bucky. Tidak heran, mengingat pria 38 tahun kelahiran Rumania itu sudah 10 tahun menghidupkan karakter Bucky.

Stan tumbuh bersama Bucky dan banyak belajar dari sosok yang dia perankan. Pengalaman serupa dia dapat saat membintangi serial, yang disebut Stan menyeramkan sekaligus mengasyikkan.

Bagi Stan, serial memperbesar gambaran tentang Bucky. Tepatnya, pergulatan batin sampai dia bisa benar-benar menerima masa lalu serta mengedukasi ulang dirinya sendiri tentang dunia tempatnya berada saat ini.

Karakter Bucky meninjau lagi, prinsip ideal seperti apa yang ingin dia lakoni dalam hidup. Ada banyak dorongan yang membuatnya tidak merasa seperti sebelumnya. Bucky ada di lintasan yang menarik dan itu membuat Stan sangat bersemangat sebagai aktor.

Stan juga berkomentar tentang relasi Bucky dengan Sam Wilson. Menurut dia, keduanya berbagi duka serupa. Mereka sama-sama memiliki pengalaman sebagai tentara, penuh dedikasi dan pengabdian, juga perkara emosional.

Menurut dia, itu dalah hal yang membuat mereka bersama. "Walaupun mereka memiliki ide dan opini yang berbeda tentang beberapa hal, tetap terwujud respek, saling menghormati satu sama lain," ujar Stan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat