Seniman memainkan musik karinding pada pementasan kesenian tradisional secara virtual di Grand Metro, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (13/3/2021). Sejak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan izin gelaran acara kesenian dan budaya denga | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Geni

Cara Asyik Main Musik di Tengah Pandemi Covid-19

kondisi pandemi Covid-19 memberikan pegiat musik dan penikmatnya tak banyak pilihan.

OLEH FARAH NOERSATIVA 

Bagi musisi dan penikmat musik, pandemi Covid-19 adalah pagebluk yang sangat merugikan. Pembatasan jarak dan larangan berkerumun, membuat musisi dan penikmat musik harus rela tak bertemu secara langsung untuk menikmati musik bersama. 

Media untuk menonton konser akhirnya berpindah. Konser yang bisa dinikmati secara luring, kini harus terbatas dan ditampilkan secara virtual. Menurut pengamat musik Aldo Sianturi, kondisi pandemi Covid-19 memberikan musisi dan penikmat musik tak banyak pilihan. 

"Semua penikmat musik sempat tidak memiliki pilihan lain dalam menikmati musik secara langsung (live) karena pagebluk pandemi Civid-19," ujar Aldo saat berbincang dalam acara satu tahun platform musik sosial Resso, Rabu (17/3). 

Tanpa disadari, migrasi tersebut menjadi kebutuhan yang akrab. "Kita semua berharap kembali ke masa normal, tinggal menunggu waktu saja sambil menikmati suguhan yang ada," ujar Aldo. 

Momentum tersebut dimanfaatkan oleh platform musik sosial, Resso, untuk menyediakan konten-konten musik segar dari seluruh penjuru dunia dan lokal. Resso yang hadir tepat satu tahun lalu, berupaya mempelajari kebutuhan para penikmat musik selama pandemi, yaitu menyediakan konten musik secara virtual. 

Aldo menilai, Resso mampu menangani tantangan-tantangan yang ada. Hal itu terwujud dari jumlah pengunduh aplikasi dan banyaknya pengalaman yang ditawarkan bagi para penggunanya melalui musik dan teknologi. 

Aldo menyebut, pilihan tampil secara daring dan luring masih bisa dilakukan bersamaan secara serasi. Kehadiran platform Resso membuat anak muda yang merupakan pasar yang cukup besar di Indonesia dan musisi memiliki kesempatan memaksimalkan musik secara virtual. 

Aldo melihat pasar streaming musik saat ini mengalami pertumbuhan. Dia menyarankan, Resso tak hanya memikirkan pengguna, tetapi juga permintaan konten dan musisi.

"Resso memiliki tugas bagaimana memberikan presentasi yang baik dan juga perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dengan kehadiran Resso saat ini," kata Aldo.

Resso dinilai perlu mengurasi kualitas musik dari para musisi yang akan hadir di platformnya. Hal tersebut akan memunculkan kehadiran nama-nama baru di jagat musik yang muncul di platform streaming.

Menurut Aldo, itu adalah sebuah kewajaran. Sama seperti pada 30 tahun lalu, ketika musisi hadir melalui Bintang Radio dari seluruh provinsi di Indonesia. Hanya saja, mediumnya yang berbeda dari era zaman dulu.

"Dengan global big shifting di ranah digital, kita berusaha melihat metamorfosis yang dialami musisi besutan platform digital punya kesempatan sama dalam mengeksplorasi musik dan dapat menjangkau audiens lebih lebar," kata Aldo. 

Head of Music and Content Resso Indonesia, Christo Putra, mengeklaim Resso merupakan platform streaming musik yang tak biasa. Sebab, tak hanya bisa memperdengarkan musik, aplikasi ini juga melibatkan unsur sosial seperti media sosial dalam aplikasinya.

"Bagaimana pengguna musik bisa terkoneksi satu sama lain dan membuat komunitas yang mencintai musik dan sama-sama mendukung musisi Indonesia," kata Christo.

Resso hendak mempererat komunitas para penggemar, di mana mereka bisa berbagi petikan lirik favorit lagu kesukaan mereka. Para musisi juga bisa terkoneksi dengan para penggemarnya. 

Menurut dia, pandemi Covid-19 adalah kondisi amat baru bagi semua orang, termasuk para musisi. Kondisi ini tidak memungkinkan musisi mengadakan konser luring.

Beberapa kegiatan yang telah diadakan oleh Resso untuk industri musik selama pandemi Covid-19, di antaranya konser daring akustik melalui media sosial Resso yang menampilkan Raisa, Isyana Sarasvati, Eva Celia, serta musisi hiphop Laze. Itu adalah pengalaman pertama kali para musisi melakukan para penyanyi tersebut melakukan live streaming musik pada masa pandemi, tepatnya pada Maret 2020. 

Meskipun secara virtual jumlah penonton yang didapatkan bisa banyak, bagi musisi tetap saja merasa kurang. Pasalnya, mereka tidak bisa merasakan energi penonton seperti saat konser langsung. 

Saat ini, Resso terus memperkenalkan fiturnya, di antaranya explore banner. Melalui fitur ini, pengguna bisa melihat top chart Resso, indiechart, Tiktok chart, dan rilis lagu baru. 

Selain itu, fitur lirik pun dieksplorasi. Resso menangkap tren di mana para pengguna sering mengekspresikan musik melalui lirik yang dibagikan ke berbagai media sosial.

"Di Resso, para pengguna bisa memilih lirik-lirik favoritnya, lalu di-quote, dan dibagikan sosial media dan dibagikan di Resso," ujarnya. 

Resso telah menyiapkan beberapa program pada 2021. Beberapa di antaranya adalah kolaborasi antara Vidi Aldiano dan Soundwave untuk membuat Tiktok Challenge dan artis cover project yang merilis single secara eksklusif hanya di Resso. "Konser virtualnya kami masih simpan dulu, nanti bisa dicek di media sosialnya Resso," kata Christo.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat