Masjid Asmaul Husna, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. DMI mendorong digitalisasi masjid agar manfaat tempat sujud itu semakin luas. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

DMI: Digitalisasi Harus Sentuh Masjid 

Untuk digitalisasi, Kemenkominfo diharapkan menyediakan internet gratis di masjid. 

JAKARTA – Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat berencana menjadikan masjid sebagai pusat belajar ilmu agama secara digital. Upaya ke arah itu sudah dimulai dengan terpasangnya wifi gratis di sejumlah masjid. Dewan Masjid Indonesia (DMI) pun mengapresiasi hal itu. 

"Apa yang dirancang di Padang itu, saya kira mereka telah mengembangkan suatu cara baru, mengimplementasikan studi lewat virtual berbasis masjid, itu bagus," kata Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruquthni kepada Republika, Senin (15/3).

Menurut Imam, digitalisasi juga harus dilaksanakan di masjid. Sebab, saat ini kelompok masyarakat tertentu mengalami kesulitan melakukan pembelajaran secara daring. 

"Anak-anak yang dhuafa sulit melaksanakan. Dalam konteks ini masjid bisa menjadi alternatif untuk memfasilitasi anak-anak belajar berbasis masjid, dengan adanya wifi di masjid," ujar dia.

Digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Prosesnya dilakukan dengan membuat arsip berbentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi dokumen. Digitalisasi memerlukan peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan perangkat lunak pendukung. Hasil digitalisasi adalah dokumen elektronik.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh startsmeupID (startsmeupid)

Di antara manfaat digitalisasi adalah: pertama; meningkatkan efisisensi proses, kualitas, dan konsistensi  bisnis. Salah satu keunggulan utama dari digitalisasi adalah kemampuan untuk menembus sekat ruang dan waktu yang seringkali menghambat pekerjaan. Contoh paling sederhana, arsip digital dapat diakses secara daring dimanapun dan kapanpun arsip itu dibutuhkan.

Kedua, mengintegrasikan penyimpanan dengan sistem digital. Ketika digitalisasi arsip diterapkan, maka aspek pekerjaan lain yang berkaitan dengan penyimpanan data otomatis akan ‘ikutan’ digital. Ibarat virus, digitalisasi dengan segala keunggulan yang dimilikinya bisa menjadi virus positif yang ujungnya akan menciptakan sistem digitalisasi menyeluruh di perusahaan.

Ketiga, meningkatkan aksesibilitas dan memfasilitasi penyebaran pengetahuan yang lebih baik. Sebagai sebuah sistem, digitalisasi dapat membentuk budaya saling berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antar personal atau divisi di sebuah perusahaan. Dengan segala kemudahan akses yang ditawarkan, digitalisasi membuka lebar pintu berbagi informasi serta pengetahuan yang nantinya bermanfaat bagi perkembangan perusahaan.

Keempat, meningkatkan waktu respons dan pelayanan pelanggan. Ada kalanya, sebuah perusahaan dipusingkan dengan banjirnya keluhan pelanggan. Agar pelanggan tidak kabur, perusahaan tentunya harus memberikan respon dan solusi yang tepat. Dalam hal ini, digitalisasi arsip dapat memberikan kontribusi yakni kemudahan petugas pelayanan pelanggan dalam mengakses arsip-arsip yang relevan dengan keluhan pelanggan.

Kelima, menekan biaya operasional. Keenam, SDM menjadi lebih berkompeten, memberikan fleksibilitas kepada pegawai perusahaan dalam bekerja. Segala interaksi pegawai dengan arsip bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun dia berada.

Ketujuh, digitalisasi arsip memberikan jaminan keamanan dan keselamatan terhadap arsip dalam situasi darurat seperti bencana alam dan sebagainya. Dengan jaminan tersebut, pemangku kebijakan perusahaan bisa lebih leluasan menyusun rencana bisnis jangka pendek maupun panjang tanpa perlu khawatir atas keamanan dan keselamatan arsip.

DMI mendorong agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyediakan wifi di masjid-masjid. Bentuk memfasilitasi ini bisa berupa penggratisan atau meringankan biayanya. Dengan begitu, para siswa dari keluarga dhuafa bisa ke masjid untuk mengikuti pembelajaran daring secara mudah dan maksimal.

Imam juga berharap agar setiap BUMN terutama yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk mengulurkan bantuan guna memudahkan pembelajaran daring yang berbasis pada masjid. Dia memahami, dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki BUMN mungkin sudah tersedot untuk bantuan Covid-19. Namun, menurut dia, dana CSR itu seharusnya juga disisihkan untuk program digitalisasi di wilayah-wilayah yang tertinggal.

"Jangan prioritaskan pada keuntungan saja,’’ ujar Imam. 

Selain itu, Imam berpandangan, pengurus masjid juga perlu menyisihkan dana dari kotak amal untuk pemasangan wifi. Misalnya, Rp 300 ribu atau Rp 400 ribu sesuai harga pemasangan wifi yang ada di sejumlah provider.

Imam menjelaskan, masjid sebetulnya telah berfungsi sebagai pusat belajar ilmu agama sebagaimana sejarah mencatat. Hal itu bisa diketahui dari banyaknya kiai dan wali yang memberikan pengajaran ilmu agama di masjid. Pondok pesantren pun dibangun dengan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan belajar ilmu agama.

 
Banyak program yang menjadi virtual. Kegiatan dakwah pun sekarang sudah virtual.
IMAM ADDARUQUTHNI, Sekjen Dewan Masjid Indonesia
 

"Dan sekarang, ada tahap perkembangan budaya baru yang kemudian meningkat akibat Covid-19. Sehingga banyak program yang menjadi virtual. Kegiatan dakwah pun sekarang sudah virtual. Maka jika di Padang merancang ini, tentu bagus," katanya. 

Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Padang, Rudy Rinaldy mengungkapkan, saat ini sebanyak 16 wifi gratis sudah terpasang di masjid. Di antaranya di Kecamatan Padang Selatan, Surau Gadang, Bungus Selatan, Lubuk Buaya, Padang Besi, Belimbing, serta Batuang Taba. Menurut Rudy, semuanya ini merupakan program free net masjid digital yang digagas Diskominfo Kota Padang.

Selain memasang wifi gratis di 16 masjid, dua masjid lain yang dipasangi wifi juga diberi peluasan jangkauan jaringan. Dua masjid itu berada di Lubuk Lintah dan Tunggul Hitam.

“Ini bukan berarti fungsi masjid sebagai pusat kegiatan agama akan hilang. Cukup banyak kegiatan di masjid yang ditunjang oleh tersambungnya internet yang memudahkan dalam menggali informasi dan ilmu pengetahuan,” ucap Rudy.

Ia berharap, fasilitas wifi ini akan mendorong munculnya pengurus masjid yang melek teknologi. Sekaligus menjadi inspirator pencari ilmu bagi anak-anak yang belajar ilmu agama di masjid dan dilakukan secara digital.

Kehadiran wifi gratis di masjid, ungkapnya, akan meningkatkan aktivitas usaha warga sekitar masjid. Misalnya, untuk mempromosikan produk-produk karya mereka atau UMKM secara digital. Apalagi, akibat pandemi Covid-19, tata cara transaksi dagang juga berubah, dan hal itu sangat relevan dengan program masjid digital ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat