Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan labu darah pendonor dari kalangan musisi saat aksi memperingati Hari Musik Nasional di Mayasari Plaza, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021). Muncul klaster baru dari seorang guru yang mengalami g | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Jawa Barat

Klaster Sekolah Muncul di Tasikmalaya

Klaster ini bermula dari seorang guru yang mengalami gejala penderita Covid-19 tapi tetap ke sekolah.

 

TASIKMALAYA – Kasus Covid-19 di lingkungan pendidikan di Kota Tasikmalaya masih terus terjadi. Kali ini, muncul klaster penyebaran Covid-19 di salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, kasus itu bermula dari seorang guru yang mengalami gejala demam, batuk, dan pilek, tapi tetap memaksakan pergi ke sekolah. Setelah dites, guru tersebut ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.

“Itu terus menyebar ke TU sekolah, lalu ada kegiatan dan menyebar ke guru yang lain. Selanjutnya, ternyata juga ada siswa dua orang, termasuk kepala sekolah positif terkonfirmasi,” kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (14/3).

Hingga saat ini sudah sekitar 50 orang di lingkungan sekolah itu yang menjalani tes usap (swab). Secara total, terdapat 20 orang yang terkonfirmasi positif dari lingkungan sekolah itu. Dua orang di antaranya merupakan siswa, sementara sisanya adalah guru dan karyawan sekolah lainnya.

 
Terdapat 20 orang yang terkonfirmasi positif dari lingkungan sekolah itu.
 
 

Terkait adanya siswa yang terkonfirmasi positif, Asep mengaku belum mengetahui secara pasti penyebabnya. Berdasarkan keterangan pihak sekolah, lanjut dia, belum ada kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah itu.

“Di sana katanya belum tatap muka. Tapi kita juga bingung karena ada siswa yang terkonfirmasi. Kalau guru ke guru memang ada kegiatan kumpul,” kata dia.

Kemungkinan, lanjut dia, terdapat siswa yang kebetulan datang ke sekolah untuk menyerahkan tugas yang tidak bisa dikumpulkan melalui e-mail. Sebab, sekolah itu merupakan sekolah kejuruan. Namun, ia masih belum berani berspekulasi apakah sudah tatap muka atau belum karena siswa hanya dua yang terpapar.

Menurut Asep, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab menularnya Covid-19 ke siswa di sekolah itu. Apalagi, di sekolah itu terdapat asrama siswa. “Apakah ada siswanya tinggal di asrama, kita belum mendapatkan informasi secara utuh. Kita masih perdalam,” ujar dia.

Asep menambahkan, dari total 20 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari sekolah itu, sebanyak 14 orang dirawat di Rumah Sakit (RS) Dewi Sartika. Sementara itu, empat orang pulang ke daerah masing-masing dan sisanya guru menjalani isolasi mandiri.

 
Di asrama itu ada beberapa siswa, kita sudah tes semua. Yang positif hanya dua orang siswa. Sisanya guru dan pegawai sekolah.
 
 

Kepala Puskesmas Tamansari, Mohammad Ali Syaban, mengatakan, sekolah tersebut belum menggelar KBM tatap muka. Siswa yang terkonfirmasi positif adalah mereka yang tinggal di asrama itu.

Dia menerangkan, meski tinggal di asrama sekolah, para siswa tetap melakukan pembelajaran secara daring. Namun, karena sekolah kejuruan, tetap ada praktik yang harus dilakukan para siswa.

“Di asrama itu ada beberapa siswa, kita sudah tes semua. Yang positif hanya dua orang siswa. Sisanya guru dan pegawai sekolah,” kata dia.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat