Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan dalam peresmian Masjid At-Tanwir di kantor pusat PP Muhammadiyah, Kamis (11/3). | istimewa

Kabar Utama

Masjid ‘Hijau’ Muhammadiyah Diresmikan

Masjid At-Tanwir dialiri listrik tenaga surya dari panel-panel di lantai atas.

JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan masjid At-Tanwir di kompleks Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat pada Kamis (11/3). Masjid ini menggunakan teknologi ramah lingkungan dan bangunannya didesain tidak hanya untuk melaksanakan sholat. 

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti menyampaikan, Masjid At-Tanwir generasi baru Muhammadiyah karena pada umumnya masjid Muhammadiyah diberi nama At-Taqwa. Masjid ini diberi nama At-Tanwir sebagai bagian dari upaya Muhammadiyah untuk menjadikan masjid tempat pencerahan dan membangun keberagamaan Islam yang berkemajuan. 

"Masjid ini enam lantai, lantai bawah untuk tempat wudhu dan berbagai hal yang berkaitan dengan thoharoh ada di lantai satu (lantai bawah)," kata Prof Mu'ti saat peresmian Masjid At-Tanwir, Kamis (11/3). 

Ia menerangkan, lantai dua masjid rencananya sebagai lantai utama untuk melaksanakan ibadah, terutama ibadah untuk sholat berjamaah seperti sholat Jumat dan lain sebagainya. Lantai tiga dan empat masih untuk sholat berjamaah khususnya untuk jamaah perempuan. 

Lantai lima tempat untuk pertemuan dan perpustakaan. Lantai enam untuk aula yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan. "Dua hal yang agak berbeda dari masjid ini adalah konstruksi dan arsitekturnya yang kita rancang ramah lingkungan," ujarnya.

Prof Mu'ti menerangkan, Masjid At-Tanwir dialiri listrik tenaga surya dari panel-panel di lantai atas. “Kebetulan Muhammadiyah juga simbolnya matahari. "Jadi ini adalah masjid yang ramah lingkungan dan sejalan dengan komitmen kita bersama-sama untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan," ujar dia.

Ia juga menjelaskan bahwa bekas air wudhu di lantai satu didaur ulang untuk kegiatan terkait kebersihan masjid. Hal itu bagian dari upaya Muhammadiyah untuk menghemat air dan melestarikan lingkungan.

"Karena itu kami sangat berharap model-model masjid Muhammadiyah yang belum dibangun atau direnovasi, saya kira dapat mereplikasi apa yang mulai kita lakukan di masjid kita ini sebagai masjid yang ramah lingkungan dan masjid yang memang kegiatannya kita persiapkan dan kita orientasikan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat," jelasnya.  

Di tempat yang sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyampaikan, Masjid At-tanwir berharap menjadi inspirasi bagi pimpinan wilayah Muhammadiyah.  "Agar masjid menjadi kesatuan dengan gedung Muhammadiyah di wilayah- wilayah dan nanti sampai daerah," ujar Prof Haedar.

photo
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan), Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir (kanan), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), dan Watimpres Malik Fadjar memencet tombol simbolis tanda pelaksanaan Groundbreaking Masjid At-Tanwir PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (Republika/ Wihdan Hidayat)

Ia juga menerangkan, kata At-Tanwir merupakan persambungan dari yang telah digerakkan oleh Kiai Ahmad Dahlan untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang mencahayai, menerangi, dan mencerahkan kehidupan umat, bangsa, kemanusiaan dan semesta. 

Prof Haedar juga mengatakan, masjid-masjid yang dikelola oleh negara termasuk oleh BUMN, percaya masjid-masjid itu menjadi milik bersama. Bukan milik satu golongan, satu kelompok atau satu paham apalagi satu mazhab. 

Sebab, negara tidak boleh bermazhab kecuali madzhabnya Pancasila. "Kami percaya nanti kerja sama ini, termasuk Muhammadiyah dengan masjid-masjid di BUMN juga masjid negara, juga ormas-ormas lain menjadi satu kekuatan kolektif menjadikan Indonesia sebagai ‘baldatun thoyyibatun wa rabbhun ghaffur’," ujarnya.

Ia menyampaikan, agenda Muhammadiyah dan agenda bersama adalah membangun ukhuwah persatuan bangsa di tengah keragaman dan di tengah dinamika perbedaan. Ia tak memungkiri, bisa jadi ada satu atau dua masjid yang diindikasikan kurang baik karena isu ekstremisme, radikal atau menyebarkan hal-hal yang bersifat meretakkan kesatuan.

Penanganan hal tersebut menurutnya perlu dengan pendekatan tanwir. “Karena mungkin perlu dicerahkan para mubalighnya, khotibnya, dan takmirnya. Tetapi semangatnya adalah semangat untuk terus kita menyelesaikan masalah bangsa ini dengan musyawarah, hikmat dan bijaksana," ujarnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turut hadir dan memberikan pidato singkatnya dalam peresmian masjid ramah lingkungan tersebut. Masjid At-Tanwir diketahui dikerjakan oleh BUMN PT Brantas Abipraya (Persero).

"Sebuah kehormatan untuk saya bisa hadir hari ini karena saya ingat sekali ketika saya diundang oleh Bapak Muhajir (Menko PMK) untuk sholat Jumat di sini, dan melihat bagaimana awal pembangunan masjid ini luar biasa," kata Erick. 

Erick mengatakan, masjid At-Tanwir dibangun dengan pemikiran-pemikiran yang berdasarkan keimanan di Muhammadiyah. Masjid ramah lingkungan ini juga dibangun dengan pemikiran agar bangsa Indonesia bisa maju ke depan.

"Tentu di masa pandemi (Covid-19) ini peran masjid juga sangat penting, karena tidak hanya imun kita yang diuji, tetapi yang tidak kalah pentingnya iman kita sedang diuji hari ini," ujarnya.

Erick mengingatkan bahwa peran masjid saat ini kian sentral. Menteri BUMN ini juga berharap pembangunan sebuah bangsa ke depan harus berdasarkan keberpihakan kepada keislaman dan keumatan yang diketahui menjadi pondasi dari kemajuan bangsa Indonesia selama ini. 

Ia menjanjikan akan terus mensinergikan program-program yang ada di Kementerian BUMN dengan PP Muhammadiyah. Hal itu menurutnyamerupakan menjadi bagian penting upaya membangun umat sebagai pondasi bangsa Indonesia. "Dan saya sebagai Menteri BUMN atas nama keluarga besar BUMN berterima kasih, kehormatan buat kami bisa menjadi bagian dalam pembangunan masjid ini," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat