Brahim Diaz (kaos putih) | AP/Spada/LaPresse

Olahraga

Brahim Diaz, Talenta Muslim dari Rossoneri

Brahim Diaz sejauh ini mampu menunjukkan permainan impresif.

MILAN -- Muncul sebagai pemain muda yang memiliki segudang bakat mumpuni, nama Brahim Diaz sempat mengguncang jagat sepak bola Benua Biru pada era kiwari. Bahkan, transfer Diaz dari Manchester City ke klub raksasa Spanyol Real Madrid pada musim panas 2018/2019 lalu menunjukkan Los Merengues sedang membangun proyek jangka panjang.

Namun, ketatnya persaingan di skuad utama, pelatih Madrid Zinedine Zidane memutuskan untuk melepas Diaz ke AC Milan dengan status pemain pinjaman. Pesepak bola berusia 21 tahun tersebut menjalani masa sekolah bersama I Rossoneri sampai akhir musim 2020/2021 nanti. 

Bergabung dengan Franck Kessie dan kawan-kawan, Diaz sejauh ini mampu menunjukkan permainan impresif. Pemain yang bermain pada posisi playmaker ini telah berkontribusi dalam 25 pertandingan dengan total mengemas empat gol dan dua assist di semua pertandingan kompetitif Rossoneri.

Teranyar, Diaz membantu timnya ketika menjamu Udinese dalam lanjutan pekan ke-25 Seri A Italia pada tengah pekan. Meski gagal mengantongi poin sempurna, penampilan Diaz yang menggantikan peran Hakan Calhanoglu terbilang cukup apik.

Diaz turun dengan rentang waktu 63 menit dan melepas satu tembakan tepat sasaran, dengan umpan akurat menyentuh 93,9 persen. Itu tertinggi kedua setelah Franck Kessie pada laga saat itu.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Brahim Díaz (brahim)

Menyaksikan Diaz bermain, jelas membutuhkan kesabaran untuk melihatnya berproses. Melihat pemain berdarah Muslim ini berada dalam level tertinggi, ia selayaknya Cristiano Ronaldo, pun Andres Iniesta. 

Sementara itu, dilansir dari berbagai sumber, Brahim lahir dari ayah yang berasal dari Melilla, sedangkan ibunya berasal dari Malaga. Darah Muslim berasal dari neneknya yang merupakan warga Maroko. 

Dirinya memulai karier sepak bola pada 2010 di akademi Malaga—salah satu wilayah Spanyol yang kental dengan penduduk Muslim. Tiga tahun berselang, dia memutuskan hijrah ke Manchester City. 

Maka tak mengherankan darah Muslim begitu kental dalam diri pemain bernama lengkap Brahim Abdelkader Diaz itu. Bermigrasi dari Maroko ke Melilla, sebuah kota otonom Spanyol, Abdelkader sang ayah menjatuhkan pilihan untuk membesarkan Brahim Diaz dan saudaranya di sana. 

Tumbuh di lingkungan keluarga yang sederhana membuat Diaz menjadi pribadi yang tenang dan hal itu terlihat dari aktivitas sehari-harinya yang tidak melulu memamerkan barang mewah, seperti mobil sports, pakaian dengan balutan kalung bermerek, pun acara pesta bersama teman di suatu klub malam.

Pesepak bola berzodiak Leo itu menyerap apa yang telah diajarkan Abdelkader untuk bisa tumbuh menjadi diri sendiri, dan bertanggung jawab dengan apa yang ia lakukan.

Ia kini menyeruak berbagai rumor bahwa Milan ingin mencari cara untuk bisa merekrut Diaz secara permanen dari Real Madrid pada musim panas nanti. Memang perannya tidak terlalu vital seperti Zlatan Ibrahimovic, Hakan Calhanoglu, atau Franck Kessie, tetapi Brahim tergolong sosok yang tepat untuk dimiliki I Rossoneri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat