Warga kelompok lanjut usia (lansia) mengikuti vaksinasi covid-19 secara drive thru di halaman Blok C Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3). | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Mutasi Virus Covid-19 Belum Ganggu Kinerja Vaksin

Virus varian baru B117 bisa mengganggu kinerja tes PCR.

JAKARTA – Munculnya kasus positif virus varian baru hasil mutasi SARS-CoV-2 bersandi B117 di Indonesia dikhawatirkan berdampak terhadap efektivitas vaksin yang ada. Namun, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut vaksin yang diberikan kepada masyarakat masih bisa melindungi tubuh dari virus varian baru tersebut.

Kepala Lembaga Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan, memang ada laporan bahwa mutasi baru virus tersebut bisa mengurangi efikasi vaksin di beberapa negara. Namun, berdasarkan informasi yang ia terima, beberapa perusahaan vaksin juga sudah menguji efikasinya terhadap varian baru tersebut. Hasilnya, kinerja vaksin tak terganggu.

“Tidak mengganggu kinerja vaksin sejauh ini. Juga belum ada rekomendasi untuk mengubah vaksin yang sekarang ini sudah beredar dan sudah dipakai,” kata Amin saat dihubungi Republika, Rabu (3/3).

Berdasarkan publikasi yang terbaru mengenai virus korona varian baru, karakteristiknya yakni bisa menginfeksi masuk ke dalam sel manusia lebih cepat dari varian yang sebelumnya. Sifat varian baru ini 40-70 persen lebih cepat menular. “Selain itu juga diinterpretasikan bisa menular lebih cepat atau bisa menularkan ke lebih banyak orang,” ujar Amin.

Di sisi lain, varian baru ini juga dikhawatirkan akan mengganggu mengurangi kemampuan diagnosis PCR dalam mendeteksi virus korona. Walaupun demikian, terkait hal ini masih belum dikonfirmasi secara ilmiah. Amin menjelaskan, sejauh ini belum ada arahan dari organisasi manapun untuk mengubah pemeriksaan PCR.

Amin melanjutkan, meskipun varian baru ini lebih cepat menular, hingga saat ini tidak ada data yang menyatakan mutasi virus korona lebih berbahaya. “Belum ada data yang mengaitkan mutasi itu dengan derajat penyakitnya. Artinya, apakah tambah berat atau meningkatkan kematian, dan sebagainya, itu belum ada,” kata dia.

Proses vaksinasi di Indonesia sudah berjalan sejak awal tahun 2021 dan saat ini memasuki tahapan kedua. Amin mengatakan, saat ini prosedur vaksin pun masih tidak ada perubahan yaitu setidaknya dilakukan dua kali vaksinasi. Untuk usia 18-59 tahun vaksinasi kedua sekitar dua pekan, untuk usia di atas 60 vaksinasi kedua sekitar 28 hari kemudian.

photo
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada pegawai lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung di kawasan Mangupura, Badung, Bali, Rabu (3/3/2021). Vaksinasi COVID-19 tersebut dilakukan kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemkab Badung secara bertahap dengan prioritas kepada pegawai di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertugas melakukan interaksi pelayanan publik langsung kepada masyarakat untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19. - (FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO)

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro juga mengatakan, varian baru virus korona dari Inggris tersebut belum terbukti mengganggu kinerja vaksin Covid-19. Namun, ia mengaku, B117 berdampak pada penyebaran virus yang lebih cepat dan bisa mengganggu kinerja tes PCR.

“Tapi belum terbukti menimbulkan keparahan lebih dan belum terbukti mengganggu kinerja vaksin,” kata Bambang.

Varian baru virus korona B117 ditemukan di Indonesia melalui kegiatan pengurutan genom virus menyeluruh (whole genom sequencing) pada sampel virus korona yang bertransmisi di Indonesia. Dari 462 WGS yang dilakukan, diidentifikasi dua kasus di antaranya mengandung varian baru asal Inggris itu.

Meskipun ditemukan varian baru, Bambang menuturkan, pengembangan vaksin Covid-19 secara mandiri masih terus berjalan sesuai jadwal. Menurut dia, tentunya pengujian kinerja bibit vaksin terhadap varian baru tersebut tetap akan dilakukan.

photo
Sejumlah pegawai Pengadilan Negeri Surabaya menjalani vaksinasi Covid-19 di Pengadilan Negeri Surabaya Jalan Arjuno, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (3/3/2021). Vaksinasi Covid-19 kepada sejumlah pegawai di tempat tersebut sebagai upaya penanggulangan pandemi Covid-19. - (Didik Suhartono/ANTARA FOTO)

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, vaksin yang ada di dunia, khususnya Pfizer, terbukti bisa menangkal virus korona varian baru B117. Namun, untuk vaksin Sinovac masih perlu dilakukan penelitian lebih jauh.

“Bukti Sinovac bisa menangkal virus Inggris belum ada. Nanti kita akan mencari dari berbagai negara, mungkin Turki atau Brazil, kita harapkan bisa mendapatkan data apakah nanti Sinovac bisa menangkal virus B117 itu, masih kita tunggu bukti ilmiahnya. Kita harapkan sinovac juga sama seperti Pfizer untuk menangkal B117,” kata Zubairi.

Zubairi menjelaskan, penyebaran virus mutasi baru di Inggris begitu cepat sebelum dilakukan vaksinasi. “Begitu vaksinasi dimulai, kemudian yang dipakai di Inggris pakainya Pfizer, ternyata bisa melindungi,” kata dia.

Walaupun demikian, ia menegaskan, masyarakat tidak perlu panik dengan adanya virus korona mutasi baru B117. Meskipun lebih cepat menyebar, cara pencegahan virus ini masih sama seperti Covid-19 yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan tidak berlama-lama di tempat tertutup.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat