Kisah Dalam Negeri
Hiruk Pikuk Menghilang di Jateng
Pedagang kecil dan pengemudi angkot mengeluhkan sepinya kota.
OLEH BOWO PRIBADI, EKO WIDIYATNO
Kawasan wisata Bandungan, di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, lengang sepanjang akhir pekan kemarin hingga Ahad (7/2) ini. Berbeda seperti biasanya, saat kawasan wisata di lereng Gunung Ungaran ini jamak menjadi tujuan masyarakat.
“Karena gerakan ‘Jateng di Rumah Saja’, Bandungan dua hari ini sepi mas,” ujar Puji Restiono (30 tahun), pekerja pariwisata di Bandungan yang ditemui Republika, Ahad (7/2). Kebijakan tersebut diterapkan pada dua hari akhir pekan lalu oleh Pemprov Jawa Tengah sebagai upaya mengurangi penularan Covid-19.
Tak hanya aktivitas sejumlah Destinasi Tujuan Wisata (DTW) di Bandungan yang berhenti, toko-toko, restoran, rumah makan, swalayan, toko oleh-oleh, ataupun tempat hiburan karaoke berhenti beroperasi.
Perekonomian yang masih berdenyut hanya aktivitas pasar rakyat, yakni Pasar Bandungan dan Stasiun Terminal Agribisnis Ngasem atau Pasar Ngasem. Itu pun harus berhenti sebelum pukul 12.00 WIB.
Warung-warung kelontong kecil juga buka meski jumlahnya tidak banyak. Kebanyakan juga hanya kios kecil yang menyediakan berbagai kebutuhan harian, seperti susu formula, popok bayi, atau rokok.
Jalan utama di Kecamatan Bandungan yang biasanya juga menjadi jalur lintasan alternatif Kabupaten Semarang-Kabupaten Temanggung juga hanya dilintasi satu atau dua kendaraan bermotor.
Humas DTW Taman Bunga Celosia, Pristyono Hartanto mengatakan, semua objek wisata, seperti New Bandungan Indah Waterpark, Taman Bunga Celosia, Candi Gedongsongo, Puri Kayana, Umbul Sidomukti, dan lainnya tutup total. Selain kebijakan Pemprov Jateng, menurut dia, pandemi dan cuaca yang tidak menentu juga menyebabkan penurunan kunjungan wisata.
Di Kota Salatiga, aksi simpatik dilakukan oleh jajaran Tim Penggerak PKK, yang menyiapkan dapur umum. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, Titik Kirnaningsih mengungkapkan, paket nasi tersebut diberikan untuk meringankan beban warga yang tetap beraktivitas saat pelaksanaan gerakan ‘Jateng Di Rumah Saja’. “Karena aktivitas --di luar pelayanan publik-- sementara berhenti, seperti restoran, rumah makan, maka kami menyiapkan paket nasi ini kepada mereka,” ujar dia.
Di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya, frekuensi kendaraan di ruas-ruas jalan di wilayah pinggiran hingga pusat kota, terlihat turun drastis. Di jalan antara Rawalo-Purwokerto, hanya terlihat sesekali kendaraan bermotor roda dua dan empat yang melintas.
Demikian juga, di ruas-ruas jalan dalam kota. Jumlah warga yang mengisi waktu senggang dengan bersepeda, juga tidak terlalu banyak, mengingat pusat-pusat keramaian yang biasanya buka pada pagi hari, banyak yang ditutup.
''Tolong, bapak-bapak pejabat itu kalau bikin aturan, memperhatikan kami. Ini pengunjung pasar jadi sepi, tidak ada pembeli,'' kata Suprihatin (52), pedagang sembako di Pasar Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Ahad (7/2).
Amin (47), pedagang kelontong di Pasar Wage menyebutkan, jumlah pengunjung pasar sejak Sabtu (6/2) hingga Ahad (7/2), benar-benar turun drastis. ''Sampai jam 12 ini, baru tiga orang yang membeli di tempat saya. Biasanya, paling tidak ada 10 pengunjung yang datang,'' katanya.
Surti (51), pedagang sayur di Pasar Manis sempat mengira pasar akan dipadati pengunjung karena toko modern, toko-toko besar, dan pusat perbelanjaan, diperintahkan tutup selama dua hari. ''Tapi kenyataannya, pasar malah ikut sepi,'' katanya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh para pengemudi angkutan umum dan tukang parkir. ''Sepi, Mas. Biasanya, jam 11 begini sudah dapat uang Rp 100 ribu. Tapi ini, baru dapat Rp 20 ribu,'' kata Darno, sopir angkutan kota yang ditemui sedang ngetem di sekitar Pasar Manis Purwokerto.
Ganjil-genap
Sementara itu, kebijakan sistem ganjil-genap di Kota Bogor, Jawa Barat, untuk mencegah Covid-19 juga mulai berlaku pada Sabtu (6/2). Sebanyak 5.182 kendaraan diputar balik.
"Jadi, untuk hari pertama penerapan gage (ganjil-genap) kemarin, ada 2.326 kendaraan roda empat dan 2.856 kendaraan roda dua diputar balik," kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, kepada awak media, Ahad (7/2).
Susatyo mengungkapkan, dari enam titik sekat dan tujuh titik periksa di Kota Bogor, Simpang Gunungbatu merupakan salah satu titik yang ramai dilewati kendaraan. "Dari masyarakat Ciomas, itu cukup tinggi sehingga evaluasi pada hari ini, apakah kita akan menambah cek poin atau titik sekat lainnya yang masih terlihat ada jalan lainnya menuju kota," katanya.
Pada Sabtu (6/2), penyanyi dangdut kawakan Ayu Rosmalina atau yang biasa dikenal sebagai Ayu Tingting, juga terjaring oleh petugas di sekat Gerbang GTol Bogor. Kendaraannya saat itu menunjukkan pelat nomor ganjil. "Dia yang supirin, bersama temannya dan niatnya mau ke Bogor, tapi tidak bilang mau ke mana," kata Eko.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.