Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya saat di rumah. | Rawpixel.com

Kuliner

Camilan Sehat, Obat Stres Kala Pandemi

Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya saat di rumah.

Mencamil atau snacking menjadi kebiasaan di masyarakat walaupun ada sebagian orang tidak menyukainya. Namun, pandemi Covid-19 turut mendorong berbagai perubahan kebiasaan pada keseharian masyarakat, tanpa terkecuali dalam hal mencamil ini.

Merujuk pada survei Mondelz International, tren mencamil selama pandemi meningkat hingga 60 persen. Survei tahunan bertajuk The State of Snacking 2020 tersebut melibatkan sekira 6.000 peserta dari 12 negara, termasuk Indonesia. Survei dirilis guna menganalisis kebiasaan, wawasan, dan tren mengemil di masyarakat.

President Director Mondelz Indonesia Prashant Peres menjelaskan, survei ini bisa menjadi media informasi bagi masyarakat akan beragam manfaat baik dari camilan. "Survei ini sekaligus menginspirasi mereka untuk ngemil lebih bijak agar bisa meraih manfaat bagi tubuh maupun pikiran, utamanya pada masa pandemi yang tak menentu ini," kata Prashant menjelaskan, tiga pekan lalu.

Dari penelitian itu, kata dia, selama pandemi Covid-19, mencamil ternyata bermanfaat menekan stres. Masyarakat pun lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya, terutama saat di rumah.

 
Survei ini sekaligus menginspirasi mereka untuk ngemil lebih bijak agar bisa meraih manfaat bagi tubuh maupun pikiran, utamanya pada masa pandemi yang tak menentu ini.
 
 

 

Fokus dan kesadaran saat mencamil itu yang dikampanyekan Mondelz Internasional dalam mindful snacking alias ngemil bijak. "Kami ingin membantu konsumen untuk bisa menikmati camilan yang tepat sepanjang waktu, juga menginspirasi mereka untuk ngemil secara sadar dan bijak," kata Prashant menambahkan.

Salah satu cara mencamil bijak adalah dengan mengontrol porsinya, kata dia, seperti menempatkan camilan di toples kecil sesuai kebutuhan. Mencamil bijak ini penting, karena selama pandemi, jadwal mencamil masyarakat cenderung lebih spontan dan variatif.

Peneliti dan Pengamat Sosial Devie Rahmawati menjelaskan, makanan tak hanya memenuhi kebutuhan biologis, tetapi juga membuat orang rileks. Manfaat lainnya adalah mengendalikan suasana hati, termasuk meredakan stres dan kesepian dari kondisi tak menentu seperti pandemi.

photo
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya saat di rumah. - (Unsplash)

Mencamil juga menjadi pembangun konektivitas sosial antarteman atau dalam keluarga. "Ini membentuk bounding yang kuat dan dapat melepaskan stres," kata dia. Meski begitu, mengemil berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan sehingga orang tua perlu jadi teladan bagi anaknya dalam mengemil.

Ada tips sederhana untuk membiasakan mencamil sehat, kata Devie, yaitu dengan menjaga 4J, yakni jumlah, jenis, jam, dan jarak. Tak ada kata telat dalam menerapkannya. Pastikan jumlah konsumsinya tidak berlebih, jenisnya yang sehat, waktu dan jaraknya diperhatikan

Devie menjelaskan, jumlah konsumsi camilan per hari tidak berlebihan, jenis camilannya aman dan sehat, serta perhatikan jam dan jaraknya mengemil (sehari dua kali). Itu semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh setiap individu. Untuk lebih detailnya, mungkin bisa dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.

photo
Cemilan pada anak harus diperhatikan kandungan gizinya. - (Pixabay)

Mencamil Berdasarkan Survei The State of Snacking 2020 Mondelez Internasional (6.000 responden)

A. Manfaat menekan stres

Memanjakan diri 84%

Penyemangat 81%

Membantu melewati masa sulit 77%

Pelepas stres 76%

B. Perhatian pada camilan di rumah saat pandemi

Menikmati camilan sendirian 67%

Lebih fokus pada camilan 66%

Lebih sadar mencari camilan sesuai kebutuhan tubuh 75%

Jadwal mencamil tidak terencana dan berbeda tiap harinya 60%

C. Manfaat bagi keluarga

Orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak 94%

Orang tua menjadikan kebiasaan mencamil sebagai tradisi baru 77%

 

photo
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya saat di rumah. - (Paddle Pop)

Perhatikan Asupan Saat Tumbuh Kembang

Sebagian orang tua memperhatikan gizi anak dari makanan pokok. Padahal, camilan tak kalah pentingnya dari makanan pokok. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19, anak-anak lebih banyak waktu di rumah dan sering meminta camilan.

Ada banyak sekali jenis camilan yang beredar di pasaran, tetapi masih banyak pula yang tidak ideal bagi anak-anak. Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rita Endang mengatakan, orang tua penting sekali memeriksa kembali camilan anak-anaknya.

Caranya, kata dia, adalah membaca label informasi pada kemasan dan orang tua menentukan pilihan camilan yang tepat dan aman bagi anaknya. "Kami selalu mengimbau masyarakat untuk membaca label informasi pada kemasan," katanya.

Apabila salah pilih camilan, dia menambahkan, dampaknya jangka panjang pada anak, seperti obesitas dan daya tahan tubuh terganggu. Ini berbahaya bagi anak saat pandemi begini. Karena itu, dia meminta orang tua memperhatikan kriteria camilan yang baik bagi anak, seperti kadar gula, kalori, dan lemak yang sesuai angka kecukupan gizi (AKG) anak.

photo
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih bijak, sadar, dan fokus pada camilannya saat di rumah. - (Paddle Pop)

Sebagai orang tua dari dua anak, presenter Sophie Navita menyadari pentingnya camilan dan contoh yang ditanamkan orang tua pada anak. Kebiasaan smart snacking ditanamkan sejak dini dan dia percaya, itu adalah tugas orang tua yang diwariskan kepada anaknya. "Orang tualah yang mengenalkan rasa asin, gurih, manis. Kalau kita sabar ngasih tahu, mereka akan tahu dengan sendirinya bagaimana menyeimbangkan, seiring bertambah besar," katanya.

Soal nutrisi camilan, kata Spesialis Anak dr Attila Dewanti SpA (K), tentu perlu dipenuhi. "Sebaiknya, camilan juga mengandung vitamin dan mineral," kata Attila dalam webinar Paddle Pop soal camilan baik bagi anak, dua pekan lalu.

Dia mengimbau agar orang tua tidak membiasakan anak mencamil makanan bergula, bergaram, dan berlemak tinggi karena berisiko saat mereka tumbuh dewasa. Gula dan lemak berlebih membuat anak cepat mengantuk, sedangkan garam dan berbagai perasa membuat mereka ingin makan terus dan jadi pemilih makanan (picky eater). Standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konsumsi gula maksimal 50 gram, lemak 10 persen, dan kalori 20 persen setiap hari.

photo
Sebaiknya, camilan juga mengandung vitamin dan mineral. - (Pixabay)

Attila menambahkan, konsumsi makan anak adalah tiga kali dengan diselingi camilan dua kali. Rekomendasi Kementerian Kesehatan adalah balita dan anak usia sekolah setidaknya mengonsumsi camilan dua sampai tiga porsi setiap hari. Untuk tiap camilannya, dia menganjurkan mengandung banyak nutrisi, contohnya pada susu dan buah.

Es krim bisa menjadi pilihan camilan yang sehat bagi anak karena mengandung susu juga buah. Dengan logo barunya 'Cemilan Baik Untukmu', Paddle Pop mengaplikasikannya secara berkala pada kemasannya agar membantu masyarakat mendukung pola makan yang lebih sehat dan aman. "Dalam satu kemasan tidak lebih dari 110 kalori," kata Head of Marketing Ice Cream Unilever Indonesia Memoria Dwi Prasita.

"Pada kategori es krim, semua dirancang khusus dengan gizi tinggi susu dan buah, dengan izin edar BPOM dan sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia," kata Foods and Refreshment Director of Unilever Indonesia Hernie Raharja.

Semua es krim Paddle Pop membatasi kalori 110 kkal, gula 12 gram, dan lemak jenuh 3 gram sesuai standari WHO dan Kemenkes.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat