Sejumlah lutung jawa berkeliaran di sekitar area tambak di kawasan Mangrove Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. | ANTARA FOTO

Bodetabek

Warga Muaragembong Bekasi Minta Perbaikan Tanggul

Kondisi tanggul di Muaragembong Bekasi sudah kritis dan berpotensi jebol hingga ambruk bila tidak segera diperbaiki.

BEKASI -- Warga Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meminta otoritas terkait segera melakukan perbaikan tanggul yang dilintasi Sungai Citarum untuk mencegah banjir seperti yang terjadi pada awal 2020. Hal itu karena cuaca ke depan berpotensi terus hujan. Sehingga dikhawatirkan tanggul yang sudah rusak sejak beberapa bulan terakhir, tidak sanggup membendung aliran Citarum.

"Kami mohon segera diperbaiki, kami tidak ingin menjadi korban banjir besar lagi seperti tahun lalu, semoga perbaikannya permanen," kata Sarman (35 tahun), warga Kampung Gobah RT 05/RW 06, Desa Pantai Bahagia, saat ditemui pada Kamis (4/1).

Sarman mengaku, kondisi tanggul di wilayahnya sudah terbilang kritis dan berpotensi jebol hingga ambruk bila tidak segera diperbaiki. Kekhawatirannya terbilang wajar lantaran ia masih mengingat dengan jelas saat rumahnya terendam banjir. Terlebih, saat ini memasuki masa puncak musim hujan. Sarman menjelaskan, warga di desanya sudah swadaya memperbaiki tanggul. Namun, jika aliran Citarum terus deras, bukan tidak mungkin tanggul tersebut bakal tidak tahan lagi.

"Bersama warga desa yang lain, kami sudah merapikan lokasi tanggul kritis. Kami juga tambahkan bambu, tapi ini sifatnya sementara, kalau ada hujan deras atau air Sungai Citarum meluap, habislah kita," kata Sarman.

Pada Januari 2020, banjir setinggi satu meter lebih menerjang enam desa di Kecamatan Muaragembong akibat jebolnya sembilan titik tanggul. Banjir diperparah dengan hujan deras berhari-hari di wilayah tersebut.

Saat ini, warga bergotong royong membuat penahan seadanya menggunakan bahan semen bercampur pasir dan tanah. Langkah darurat itu dilakukan supaya luapan Citarum tidak sampai menerjang rumah warga yang berlokasi sejajar dengan aliran sungai.

Camat Muaragembong, Lukman Hakim, mengatakan, pihaknya bersama warga setempat ikut melakukan perbaikan tanggul yang sifatnya sementara. Karena itu, Lukman sudah meneruskan informasi kerusakan tanggul ke ke Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) di Kota Bandung. Meski memang, pembangunan tanggul belum dapat dipastikan kapan terealisasi.

"Semoga pihak BBWSC bisa segera merespon laporan kami karena rencana perbaikan secara permanen ini juga sesuai hasil rapat koordinasi tahun lalu," katanya.

Saat itu, menurut Lukman, BBWSC bersama instansi terkait sudah sepakat untuk memperbaiki beberapa titik tanggul guna mencegah banjir di Kabupaten Bekasi terulang. Bersama Daerah Operasi (Daop) I PT KAI, Perum Jasa Tirta, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bekasi, dicapai kesepakatan perbaikan 13 titik tanggul yang berpotensi jebol.

Lukman mengatakan, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja juga telah berkirim surat ke BBWSC dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Isi surat berupa permohonan agar perbaikan tanggul di Muaragembong dilakukan pada awal tahun ini. Hal itu mengingat kondisi tanggul yang semakin memprihatinkan.

"Berkenaan hal yang dimaksud, kami mohon segera ada perbaikan signifikan dan permanen terhadap lokasi tanggul kritis sesuai surat permohonan yang bupati sampaikan satu tahun lalu, dan ditembuskan juga kepada Bapak Menteri PUPR," kata Lukman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat