Si Juki Anak Kosan | Youtube

Geni

Lika-Liku Film Seri Si Juki Anak Kosan

Si Juki Anak Kosan mengangkat kehidupan sehari-hari Juki sebagai mahasiswa dan anak kos.

Si Juki kerap hadir dengan beragam tingkah kocaknya. Baik dalam komik, buku cerita, maupun film, ada saja aksi yang dia lakukan untuk mengocok perut orang-orang.

Kini, Si Juki muncul di serial animasi berjudul "Si Juki Anak Kosan". Seperti judulnya, si Juki menjalani lika-liku kehidupan sebagai anak /kos/.

Serial tersebut tayang perdana di platform streaming Disney+ Hotstar mulai 29 Januari 2021. Tayangan produksi Falcon Pictures tersebut bakal hadir dalam 13 episode.

Sang kreator, Faza Meonk, menyampaikan, serial tersebut secara umum mengangkat kehidupan sehari-hari Juki sebagai mahasiswa dan anak kos. Gambaran itu juga terlihat pada trailer.

Lewat trailer, si Juki menceritakan hidupnya yang absurd. Sebagai mahasiswa, tujuannya adalah berprestasi, tetapi tidak mau ketinggalan hal seru bersama teman-temannya. "Keunggulan animasi ini, ceritanya sangat dekat dengan kita, dengan joke-joke yang sangat Indonesia," kata Faza saat konferensi pers virtual, Rabu (27/1/2021).

Tiap episode yang berdurasi 12-13 menit tidak berurutan dan tak saling berkaitan. Penonton bisa menyimak secara acak dari episode mana saja karena semua berdiri sendiri.

Ceritanya diangkat dari serial komik webtoon "Si Juki Lika-Liku Anak Kos". Meski begitu, ada perbedaan signifikan serta banyak penambahan cerita dari komik.

Faza membocorkan sedikit cerita yang dia sukai. Pada salah satu episode, si Juki menjadi jawara kerok. Dia memiliki koin legendaris turunan keluarga untuk kerokan.

Koin itu ampuh menyembuhkan siapa pun yang masuk angin. Nama Juki menjadi tersohor, sampai-sampai seorang ahli "kungfu ngerok" menantangnya untuk adu kerok.

Pada cerita lain, si Juki memiliki mesin fotokopi yang dia pelihara layaknya anjing. Itu membuat kecoa, peliharaannya yang lain, menjadi cemburu.

Ada pula cerita si Juki punya alat galau-buster. Menurut Faza, inspirasinya datang dari Ghostbusters. Si Juki memburu orang yang galau dan menembaknya supaya sembuh dari galau.

"Secara umum, temanya tentang si Juki yang bertahan hidup sebagai anak kos, tapi banyak adegan yang aneh dan sangat imajinatif. Absurd tapi tetap lucu," kata Faza.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Si Juki (jukihoki)

Faza sama sekali tidak pernah menjadi anak kos, tetapi ada banyak sumber ide di sekitarnya. Sebab, Faza pun sering menginap di rumah kos kawan-kawannya.

Proses produksi "Si Juki Anak Kosan" membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Ada sekitar 210 orang kru yang terlibat pada serial arahan Faza bersama Daryl Wilson itu.

Serial mendatang agak berbeda dengan film Si Juki The Movie yang dirilis pada 2017. Jika film terdahulu dipenuhi aktor dan aktris ternama yang mengisi suara, kini lebih banyak dari non-figur publik.

Tujuannya adalah memberikan kesempatan lebih luas kepada banyak orang. Pengisi suara profesional maupun yang baru menjajal bidang itu bisa berpartisipasi.

Faza dan tim mencari kandidat pengisi suara lewat seleksi tertutup. Semula audisi berlangsung secara daring, kemudian penyaringan berlanjut ke audisi langsung.

Dia bercerita, ada kejadian menarik saat mencari pengisi suara tokoh Bedu, teman Juki. Bedu digambarkan memiliki logat Betawi-Bekasi sehingga mencarinya lebih spesifik.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Si Juki (jukihoki)

Tim menemukan pengisi suara yang sama sekali tidak memiliki pengalaman, sehari-hari bekerja di pabrik, tapi suaranya sangat cocok. "Memang butuh waktu dan usaha lebih untuk membimbing, tapi itu sepadan. Dibawa fun aja," ujar Faza.

Dalam prosesnya, sang kreator ikut membantu mengisi suara, tetapi bukan sebagai karakter utama. Faza menambahkan suara untuk keramaian dan pemeran pendukung.

Faza mengaku bangga karena "Si Juki Anak Kosan" menjadi serial animasi Indonesia pertama yang tayang di Disney+ Hotstar. Dia menyebut serial besutannya bisa disimak seluruh kalangan.

Tidak cuma generasi muda atau mahasiswa, tetapi juga anak-anak, usia dewasa, hingga lansia. Akan tetapi, Faza menyarankan agar orang tua tetap mendampingi anak saat menonton.

Menurut Faza, lelucon dalam serial cukup universal dan eksploratif. Terkait pesan moral dalam cerita, Faza mengembalikannya kepada pemahaman masing-masing orang. "Sebagai kreator, saya enggak mau memaksa konten harus ada pesan moral karena ingin membuat tayangan yang menghibur," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat