
Nasional
Kalbar Terima Enam Jenazah Korban Sriwijaya
Hingga Kamis, baru 43 jenazah korban pesawat Sriwijaya yang sudah teridentifikasi.
PONTIANAK -- Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji, menyambut kedatangan enam jenazah korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 di Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Ahad (24/1). Menurut dia, masih ada tiga jenazah warganya yang belum diantar ke Kalbar.
"Saya mewakili Pemprov Kalbar menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga semua almarhum korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 ditempatkan yang terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing," kata Sutarmidji, kemarin.
Lima jenazah yang tiba kemarin berasal dari satu keluarga di Kota Pontianak. Mereka adalah Toni Ismail, Athar, Rizki Riawan, Ratih Windania, dan Yumna Fanisyatuhzahra. Satu jenazah lainnya berasal dari Kabupaten Mempawah atas nama Muhammad Nur Kholifatil Amin.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji menyampaikan kepada pihak maskapai Sriwijaya Air, dalam kepengurusan apa pun, termasuk santunan, agar berurusan langsung dengan pihak ahli waris korban. Dia khawatir adanya calo dalam penyaluran santunan tersebut.
"Hal itu guna mencegah ada pihak lain yang memanfaatkan atau mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain. Dan tentunya kami juga mengawal hal ini guna mencegah hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut dia, dari tiga jenazah yang belum diantar ke Kalbar, satu orang direncanakan akan dimakamkan di Jakarta, sedangkan dua lainnya tetap di Kalbar. "Belum tahu kapan akan diantar ke Kalbar karena masih harus dilakukan berbagai tahapan lainnya," kata dia.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB, dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, yakni di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak setelah tinggal landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang, terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan tim gabungan sudah melakukan operasi SAR kecelakaan selama 13 hari sejak pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Hingga Kamis (21/1), baru 43 jenazah korban yang sudah teridentifikasi. Jumlah itu berdasarkan 324 kantong potongan tubuh hasil temuan Basarnas di tempat pesawat jatuh.

"Dari 324 kantong jenazah yang sudah teridentifikasi, ada 43 dan menyusul tujuh akan segera diumumkan," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito pada Kamis (21/1).
Pada Kamis, Basarnas juga telah menghentikan pencarian korban. Meskipun begitu, operasi lanjutan tetap dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menemukan cockpit voice recorder (CVR).
Sementara itu, upacara tabur bunga untuk para korban telah dilakukan pada Jumat (22/1). Sebanyak 50 orang perwakilan keluarga korban mengikuti acara tersebut.
Sriwijaya Air memastikan akan melakukan evaluasi sesuai hasil investigasi dari KNKT. "Sriwijaya Air akan melakukan evaluasi di internal berdasarkan hasil investigasi kecelakaan dari KNKT nanti," kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena , Jumat (22/1).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono memastikan akan bertanggung jawab dalam melakukan operasi SAR lanjutan. Soerjanto menegaskan, operasi lanjutan juga mendapatkan dukungan dari TNI Angkatan Laut, Polri, dan Basarnas. Begitu juga dengan unsur gabungan lainnya, termasuk dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta. "Bahkan juga warga di Pulau Seribu sangat antusias membantu investigasi yang dilakukan KNKT," tutur Soerjanto.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.