Poster film drama Korea, Penthouse: War In Life. | DOK Wikipedia

Teraju

Terima Kasih, Drama Korea!

Entah dari mana mulainya, tiba-tiba 'demam' drama Korea menjangkiti dunia, terutama Asia.

OLEH SIWI TRI PUJI

Opera sabun Negeri Ginseng menjadi salah satu tayangan yang banyak dicari melalui layanan streaming selama pandemi Covid-19. Menjadi oase bagi mereka yang haus hiburan selama #dirumahsaja.

Ketika pandemi Covid-19 mulai 'menyandera' banyak orang di rumah; hiburan yang mudah dan menggembirakan menjadi yang paling banyak dicari. Jika buku membutuhkan terlalu banyak perhatian, maka film adalah alternatif lebih mudah. Dan entah dari mana mulainya, tiba-tiba 'demam' drama Korea menjangkiti dunia, terutama Asia. "Begitu saya mulai menonton, saya tidak bisa berhenti," tulis kolumnis Nikkei Asia, Charukesi Ramadurai.

Ada banyak alasan untuk meningkatnya popularitas drama Korea di pentas dunia, terutama Asia: karakternya terdefinisi dengan baik, mudah untuk dikaitkan dengan mereka, plotnya menarik, dan diceritakan dengan santai selama satu musim. Nilai-nilai keluarga yang digambarkan juga menarik dan nyambung bagi banyak orang.

Di Indonesia, banyak serial yang tayang di layanan streaming berbayar yang populer karena alasan ini.

Sebut misalnya World of Married yang dekat dengan isu 'perebut suami orang lain' --Anda pasti tahu akronimnya-- yang selalu menjadi bahan gunjingan seru. Atau Start Up; diakui atau tidak, banyak anak muda yang bermimpi membangun sendiri bisnis yang terhubung ke dunia maya.

photo
Drama Korea - (Teraju/REPUBLIKA/Diolah Siwi TP)

Di India, drama Korea yang paling populer beda lagi, yaitu Sky Castle, serial blockbuster tentang sistem pendidikan Korea Selatan. Kesamaan masyarakat India dengan Korea Selatan, terlepas dari perbedaan yang dangkal, adalah penyebabnya.

Menurut ulasan Nikkei, drama Korea "sangat Asia" rasanya. Bayangkan tentang keluarga yang erat hubungannya, rasa hormat yang tak terbantahkan terhadap usia dan senioritas, ibu yang ambisius mendorong anak-anak mereka menuju kesuksesan, orang-orang muda yang ingin keluar dari rumah dan mengukir identitas mereka sendiri, serta kesedihan dan kegembiraan romansa masa muda.

Benang merah inilah yang mengikat semua masyarakat Asia gandrung drakor. Masyarakat Korea Selatan masih konservatif, meskipun negara tersebut jauh lebih berkembang secara ekonomi daripada banyak negara di Asia.

Netflix India mengatakan bahwa beberapa drama Korea termasuk dalam daftar yang paling banyak dilihat di negara ini. "Drama Korea mengingatkan kita untuk fokus merangkul kegembiraan kecil dan mempraktikkan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari sesuatu yang penting untuk mencegah depresi selama pandemi," ujar seorang pemirsa negeri itu. Pendek kata, drakor menjadi salah satu hiburan yang tak terlewatkan selama pandemi.

Tak hanya Asia, drama Korea juga mulai menyedot perhatian pemirsa layanan streaming di banyak negara di Eropa dan Amerika. Pertengahan bulan ini, majalah Forbes --majalah bisnis dan finansial yang terbit di Amerika Serikat-- merilis 13 judul drama Korea terbaik yang tayang pada 2020. Drama-drama ini memiliki kisah, konsep, pemeran, hingga genre yang beragam (lihat boks).

photo
13 Drama Korea - (Teraju/REPUBLIKA/Diolah Siwi TP)

Menurut Forbes, 2020 adalah tahun yang tidak biasa bagi drama Korea. Beberapa tren terlihat menonjol di samping anggaran produksi yang lebih besar, yaitu minat internasional yang meningkat dan lebih banyak drama yang ditayangkan di sejumlah platform streaming dunia.

Selain itu, cerita yang disajikan dalam drama Korea juga beragam, seperti pembunuhan berantai (ditampilkan dalam setidaknya 10 drama tahun ini), karakter wanita yang tegas (sebelumnya tokoh perempuan selalu digambarkan dengan stereotip lemah dan hanya 'pemanis' saja), dan pilihan drama yang mencerminkan perspektif yang berubah-ubah pada konvensi sosial.

Pembunuh berantai ditampilkan dalam Tell Me What You Saw, dibintangi Jang Hyuk; Nobody Knows, dibintangi Kim Seo-hyung; Born Again dengan Jang Ki-young dan Lee Soo-hyuk; The Game Toward Zero dengan Ok Taecyeon dan Lee Yeon-hee; Psychopath Diary dengan Yoon Shi-yoon dan Park Sung-hoon; Memorist dibintangi Yoo Seung-ho; Missing:The Other Side, dibintangi Ko Soo; Flower of Evil menampilkan Lee Jun-ki dan Moon Chae- won; Stranger dibintangi Bae Doona dan Cho Seung-woo; dan The Good Detective dibintangi Son Hyun-joo dan Jang Seung-jo.

 
Begitu saya mulai menonton, saya tidak bisa berhenti.
CHARUKESI RAMADURAI, Kolumnis Nikkei Asia
 

Mengapa tahun ini menjadi tahun yang luar biasa bagi kisah pembunuhan berantai --dari Psychopath Diary yang lucu hingga kisah cinta pembunuh di Flower of Evil? Prevalensi mungkin mencerminkan berita terbaru. Pada September 2019, Kepolisian Korea Selatan akhirnya mengidentifikasi pembunuh berantai yang membunuh 10 wanita antara 1986 hingga 1991.

Dianggap sebagai kasus pembunuhan berantai pertama di Korea, kasus ini menginspirasi Bong Joon-ho melahirkan Memories of Murder diikuti yang lain dengan judul berbeda.

Berbanding lurus dengan serial drama, di ranah layar lebar, film-film asal Negeri Ginseng ini juga mendulang perhatian internasional. Padahal, industri perfilman Korea jauh lebih muda usianya dari industri film Cina dan India, dua negara yang juga menyodorkan banyak film kepada khalayak global.

Menggeliatnya industri film Korea dimulai pada akhir 1990-an dan awal 2000-an. Sebagian dipicu oleh kesuksesan fenomenal film thriller laga Shiri pada 1999. Sebelumnya, Korea Selatan tidak memiliki film komersial yang ditangani serius; publik Korea lebih suka menonton film Hollywood di bioskop dan menjadi fans fanatik bintang-bintang negeri Paman Sam.

 
Drama Korea mengingatkan kita untuk fokus merangkul kegembiraan kecil dan mempraktikkan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari sesuatu yang penting untuk mencegah depresi selama pandemi.
 
 

Kesuksesan box office film Shiri membuka jalan bagi berkembangnya film-film komersial, dan memperkenalkan istilah "blockbuster Korea", yang kemudian menggambarkan film berbiaya besar untuk ukuran Korea misal Silmido, Friend and Taegukgi, film yang dengan cepat memecahkan rekor box office di negara ini.

Penonton yang tadinya tak acuh terhadap film Korea mulai menyukai film-film yang lahir di era 'gelombang baru' ini. Bagi insan perfilman Korea, keuntungan ganda dengan lekas didulang; mendapat panggung di negerinya dan nvestasi mengalir masuk. Film-film besutan sutradara 'serius' termasuk Park Chan- wook, E J-yong, dan Kim Ki-duk, dalam berbagai genre menjadi film yang ditunggu.

Ciri khas dari film-film Korea yang lahir setelah 'gelombang baru' ini adalah bahwa selain merebut perhatian di bioskop-bioskop dalam negeri, juga mulai mencabut atensi penonton asing di ajang festival film internasional. Puncaknya ya pada saat Parasite memboyong Piala Oscar tahun lalu untuk film berbahasa asing terbaik itu. Sudah menonton kan?

 

photo
Drama Korea - (Teraju/REPUBLIKA/Diolah Siwi TP)

Tahun (Nyaris) Tanpa Drama Baru

Di luar negeri, drama Korea mendapatkan panggungnya. Sementara di dalam negeri Korea, produksi baru tayangan drama serba tak pasti. Jika kondisi masih sama, maka tahun 2021 hanya akan lahir sedikit drama baru, itu pun dengan kualitas yang menurun.

Seperti dikabarkan The Korea Herald, gelombang kedua Covid-19 yang merebak di Seoul sejak bulan lalu membuat banyak drama terpaksa menghentikan produksinya. Alasannya sangat masuk akal: banyak aktor dan staf produksi dinyatakan positif mengidap virus Covid-19 atau telah melakukan kontak dengan orang yang mengidapnya, sehingga harus melakukan karantina secara mandiri.

Sejauh ini, 10 drama di beberapa stasiun penyiaran telah menghentikan produksinya, termasuk The Penthouse:War In Life (SBS), The Spies Who Loved Me (MBC), The Moon Rising River, Bossam, Snowdrop (JTBC), Joseon Exorcist (SBS TV) ), Mr Queen (tvN), dan Lovestruck In The City (Kakao TV).

Beberapa dari drama ini bahkan belum menayangkan episode pertamanya.

Namun, untuk drama yang sedang tayang, situasinya menjadi lebih menantang jika salah satu pemeran utama dinyatakan positif Covid-19. Akhir bulan lalu, media lokal menyebut banyak artis Korea yang dinyatakan positif terinveksi virus Covid-19, alasan mengapa banyak rumah produksi menghentikan aktivitas syuting.

Banyak yang memilih diam --diartikan sebagai mengiyakan-- tak sedikit pula yang membantah. Tiga aktor --Um Ki-joon, Park Eun-seok, dan Bong Tae-gyu dari drama hit SBS The Penthouse: War In Life mengumumkan secara terpisah melalui agensi dan media sosial masing-masing bahwa mereka telah dites, dan hasilnya negatif.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by 엄기준닷컴 (umkijoon_official)

Um, yang melakukan kontak langsung dengan seorang aktor figuran yang didiagnosis dengan Covid-19, mengatakan dia akan mengkarantina dirinya sendiri selama dua minggu. Sang figuran muncul hanya dalam satu adegan bersama dengan Um dan Park. Masalahnya adalah: dia bermain juga di beberapa drama lainnya.

Pembuatan The Penthouse: War In Life hampir selesai untuk musim pertama ketika tim produksi diberi tahu tentang tes Covid-19 salah satu kru yang positif. Drama ini meraih 16 persen penayangan dengan episode terbarunya pada November, menjadikannya salah satu drama terpopuler di kuartal terakhir 2020.

Dengan banyak set drama yang berlokasi berdekatan satu sama lain membuat isu Covid-19 menjadi sensitif dalam industri film Korea. Hampir semua rumah produksi menggelar tes usap untuk memindai Covid-19 bagi kru dan bintang.

Tentang terancam keringnya tayangan drama baru pada 2021, insan perfilman Korea tak satu suara. Sebagian mengiyakan, yang lain membantah. Seorang pejabat yang mengurusi tayangan drama di stasiun MBC menyebut upaya meminimalisasi dampak sudah dilakukan.

Misalnya, membatasi jumlah aktor yang hadir di lokasi syuting sejak Februari dan mengikuti tindakan karantina yang ketat. Atau, saat semua dinyatakan aman, mereka merekam banyak episode sekaligus.

"Kami memiliki banyak syuting yang sudah berlangsung dan staf film kami dibagi menjadi dua tim sehingga kemungkinan kami tidak dapat menayangkan drama sangat rendah," katanya. "Lain cerita kalau yang dinyatakan positif Covid-19 adalah pemain utama. Namun sejauh ini tidak ada kasus seperti itu."

 

13 DRAMA ITU

  • ITAEWON CLASS

Berkisah tentang karakter Park Seo-joon mengatasi begitu banyak rintangan sehingga dia berhasil meraih mimpinya. Saat membuka kafe, dia mempekerjakan karyawan yang mungkin tidak dimiliki orang lain dan pilihan tersebut berkontribusi pada kesuksesannya.

  • WORLD OF THE MARRIED

Meskipun belum mencapai semua penonton internasional, drama ini sukses besar di Korea, dengan peringkat nasional sebesar 28,37 persen. Merupakan adaptasi dari serial BBC berjudul Dr. Foster.

  • HYENA

Karakter utama drama, yang diperankan oleh Kim Hye-soo dan Ju Ji-hoon, masing-masing memiliki pendekatan tersendiri dalam praktik hukum.

  • KINGDOM 2

Dibintangi Ju Ji-hoon sebagai pangeran yang mencoba menyelamatkan negaranya dari invasi zombie serta korupsi di dalam istana.

  • START UP

Nam Joo-Hyuk dan Bae Suzy membintangi kisah tentang perusahaan rintisan teknologi kecil yang mendapat kesempatan untuk bersaing di panggung yang lebih besar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Start Up (startup_tvndrama)

  • FLOWER OF EVIL

Berkisah tentang Lee jun-ki sebagai seorang tersangka pembunuh berantai yang menikah dengan detektif yang diperankan oleh Moon Chae-won

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lee Joon Gi & Moon Chae Won (flowerofevil_tvndrama)

  • RECORD OF YOUTH

Menampilkan protagonis ambisius yang disukai yang mencoba menemukan tempat mereka di dunia yang sangat kompetitif.

  • IT'S OKAY NOT TO BE OKAY

Dibintangi oleh dua aktor k-drama yang paling fotogenik, Seo Ye-ji dan Kim Soo-hyun sebagai penulis buku anak-anak. Tidak hanya para aktornya yang cantik, tetapi grafis, sinematografi, dan kostum dramanya juga cantik.

  • THE GOOD DETECTIVE

Drama ini dibintangi oleh Son Hyun-joo, yang mungkin memiliki wajah paling ekspresif di antara para bintang drama Korea.

  • INTO THE RING

Nana berperan sebagai wanita pengangguran pemberani yang mencalonkan diri untuk sebuah jabatan, sebagian besar termotivasi oleh gaji, tetapi juga dari rasa keadilan.

  • MY DANGEROUS WIFE

Dalam komedi kelam ini Choi Won-young berperan sebagai koki yang berencana membunuh istrinya yang kaya, sehingga dia dapat mewarisi uangnya. Tetapi ketika dia tiba di rumah dengan sebotol anggur beracun, dia menemukan bahwa justru dirinyalah yang diculik.

  • CRASH LANDING ON YOU

Pertama kali tayang pada Desember 2019 dan dianggap Forbes berhasil mengenalkan penonton internasional tentang kegembiraan menonton drama Korea.

  • KAIROS

Kairos adalah film thriller paranormal menegangkan tentang hutang karma. Dalam drama ini, dua orang yang hidup di waktu yang berbeda tersandung pada cara supernatural untuk berbicara dan dengan demikian mengurai tragedi pribadi mereka yang dapat dicegah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat