Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Paradigma Adil

konsep tentang adil dan keadilan mendapat perhatian sangat besar dalam Islam.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

OLEH ABDUL MUID BADRUN

Adil dalam Alquran setidaknya menggunakan tiga istilah, yaitu al-‘Adl, al-Qisth, dan al-Mizan. Al-‘adl berarti “sama” dan “lurus”. Setidaknya terdapat 28 ayat dalam Alquran yang membahas tentang term adil ini.

Sementara itu, al-Qisth berarti "bagian" (yang wajar dan patut). Setidaknya ada 24 yang menyebut makna al-Qisth. Ada istilah ketiga, yaitu al-Mizan, yang berarti “timbangan” (keseimbangan). Di dalam Alquran, terdapat 21 ayat yang menyebut diksi al-Mizan ini.

Kalau kita membaca Alquran secara saksama, konsep tentang adil dan keadilan mendapat perhatian sangat besar dalam Islam. Alquran membicarakan keadilan dengan sangat lengkap.

Tidak kurang dari 73 ayat dalam Alquran membicarakan tentang keadilan, mulai dari keadilan dalam skala kecil, seperti kehidupan keluarga hingga keadilan dalam skala yang lebih luas, yakni keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah prinsip yang sering didambakan sekaligus diabaikan oleh umat manusia sepanjang sejarah.

Sifat adil inilah yang harus dimiliki oleh manusia untuk menegakkan kebenaran kepada siapa pun tanpa terkecuali. Sekalipun keadilan yang dilakukan akan merugikan dirinya sendiri. Keadilan harus menjadi pertimbangan seseorang dalam mengambil suatu keputusan.

Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan tindakan atau keputusan yang diambil. Siapa yang berlaku adil, sesungguhnya ia lebih dekat pada takwa.

Sesuai firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan, janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Maidah: 8).

Jadi berlaku adil itu prasyarat utama menjadi insan takwa. Dengan bahasa lain, jangan berharap menjadi manusia takwa, jika bersikap adil saja tak mau.

Harus diakui, dalam kehidupan kita saat ini, tidak mudah berbuat dan berlaku adil. Siapa pun itu orangnya, bersikap adil itu tidak mudah. Padahal, oleh Allah, kita diminta harus (sekali lagi harus) selalu bersikap adil, baik kepada diri sendiri, orang lain, mahkluk lain, bahkan adil kepada Allah SWT (QS an-Nahl: 90). 

Terdapat satu ungkapan masyhur: “There is a will there is a way”, artinya jalan akan terbuka lebar ketika ada kemauan. Jadi, adil itu membutuhkan kemauan dan kemampuan besar untuk mewujudkannya. Apalagi, oleh para pemimpin kita. Jangan sampai terkena ungkapan “Obsesi besar, tenaga kurang”.

Nah, inilah fungsinya niat. Jika sejak awal niat (bersikap adil) saja tidak ada, sampai kapan pun (jangan berharap) adil dan keadilan itu tak akan bisa terwujud. Impossible!

Padahal, kita tahu, tujuan kita berbangsa dan bernegara saat ini adalah memujudkan keadilan bagi seluruh umat manusia. Cara pertama dan sederhana agar kita mampu bersikap adil dimulai dari mindset (pikiran) kita. Yaitu bersikap dan berlaku adil itu hanya soal kemauan (will power). Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat