Ilustrasi pencemaran limbah di Kabupaten Bekasi | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Olahraga

Pencemaran Limbah di Kabupaten Bekasi Mengkhawatirkan Warga

Pemkab Bekasi diminta serius mengatasi pencemaran di Kali Alam dan Cikarang.

BEKASI -- DPRD Kabupaten Bekasi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua titik pembuangan limbah PT Fajar Surya Wisesa pada Rabu (25/11). Ketua Harian Save Kali Cikarang, Dedi Kurniawan, menuturkan, pencemaran Kali Alam dan Kali Cikarang sebenarnya sudah sejak lama terjadi.

Dia pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi ataupun DPRD bisa serius menangani pencemaran itu. "(Limbah) sudah lama. Bertahun-tahun sejak dia berdiri. Selama ini seakan ada pembiaran," kata Jhon, sapaan akrabnya kepada Republika, Kamis (26/11).

Jhon menuturkan, jenis sampah yang berasal dari pabrik tersebut bermacam-macam, dengan dominan kertas. Namun, yang ditemukan oleh DPRD saat sidak, adalah limbah cair. Dia menjelaskan, jumlah limbah sampah tersebut sangat banyak. Apabila diserok, sambung dia, partikel materialnya bisa penuh semua dalam satu jaring.

"Jadi, dia dalam keadaan cair dan panas dan karena sampah, tadinya ada banyak lem, staples, benang. Kalau saya kan suka mancing, mereka biasa buang tuh malem. Bentuknya kayak ingus, lendir gitu," kata John.

Menurut dia, berbagai limbah dari pabrik yang dibuang di bantaran kali itu tentunya sangat memprihatinkan. Hal itu karena bisa memengaruhi kesehatan warga daerah aliran sungai. "Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Kali Cikarang didesain rencana pembangunan daerah sebagai sungai yang di-treatment untuk selokan hasil produksi dari perusahaan," ucap John.

Dia berharap, hasil sidak itu ditindaklanjuti secara serius. Baik Pemkab Bekasi maupun dewan harus mengusut masalah limbah, tidak hanya semangat pas sidak. "Semoga saja ada tindakan dan penyelesaian hukum secara adil karena sidak ga hari ini doang," tutur John.

Hingga kini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi masih menunggu hasil penelitian laboratorium terkait ditemukannya limbah cair yang ada di Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) dan Kali Alam. "Tunggu hasilnya dulu nanti seperti apa, baru berkoordinasi dengan bidang lain yang memberikan izin,” ucap Kepala Bidang Penegakan Hukum DLH Kabupaten Bekasi, Arnoko saat dikonfirmasi, Kamis.

Menurut Arnoko, perlu waktu selama dua pekan untuk mengetahui kandungan apa yang ada di dalam limbah pembuangan dari PT Fajar Surya Wisesa. Karena itu, DLH baru bisa bertindak ketika hasil penelitian di laboratorium keluar. "Dari situ (hasil lab) ketahuan apa hasilnya memenuhi baku mutu air atau tidak," katanya.

Pada Rabu, DPRD Kabupaten Bekasi menggelar sidak di dua titik pembuangan limbah PT Fajar Surya Wisesa. Lokasi pertama terletak di Kanal Cikarang Bekasi Laut (CBL) di Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat. Di sana para anggota dewan melihat langsung kondisi saluran pembuangan limbah cair.

Para anggota dewan bahkan turut turun dan melihat dari dekat saluran yang berbentuk pipa yang terbuat dari beton itu. Dari situ anggota dewan mendapati aroma air limbah tak sedap. Apalagi, terlihat warnanya kecokelatan, lebih keruh daripada air Kanal CBL. Petugas dari laboratorium Perum Jasa Tirta dan Karsa Buana Lestari mengambil sampel air di saluran pembuangan itu.

"Kita sesuai aduan pelapor ada indikasi pembuangan limbah cair yang tidak sesuai dengan baku mutu air," ucap Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Bekasi, Helmi saat dikonfirmasi.

Tujuh titik

Titik kedua berada di Kali Cikarang, diakses dari hutan bambu oleh para anggota dewan dengan perahu karet. Salah satu anggota DPRD bernama Samuel Habeahan yang turun mengaku, menemukan ada tujuh titik pembuangan limbah. "Tiga di atas permukaan kali, dan empat di bawah air. Tidak terlihat," ucap ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi tersebut.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Soleman, menyebutkan, Kali Alam selama ini dimanfaatkan sebagai penyedia air bersih untuk kehidupan masyarakat Kabupaten Bekasi. Namun sayangnya, oleh pabrik tertentu disalahgunakan sebagai tempat pembuangan akhir limbah. "Apa pun itu bentuknya air atau limbah yang dibuang itu jelas sangat salah," ujar politikus PDIP tersebut.

Soleman mengaku, melihat debit air yang keluar dari saluran PT Fajar Paper sangat besar. Artinya, masalah itu harus dibenahi lagi. Apalagi, ia datang ditemani camat dan pemangku kepentingan lain, yang menyaksikan limbah dibuang begitu saja ke saluran air.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat