Bagian dari Gedung Parlemen nampak terbakar di sela aksi unjuk rasa mentang pemerintahan di Guatemala City, Guatemala, Sabtu (21/11). | EPA-EFE/Esteban Biba

Internasional

Pendemo Bakar Gedung Kongres Guatemala

Pendemo memprotes kebijakan pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan Guatemala.

GUATEMALA CITY -- Ratusan pengunjuk rasa tampak menerobos masuk ke gedung kongres Guatemala, Sabtu (21/11). Mereka kemudian beramai-ramai membakar sebagian gedung tersebut. Masyarakat turun ke jalan guna memprotes keputusan Presiden Alejandro Giammattei dan legislatif karena meloloskan rencana anggaran yang memotong anggaran negara untuk pendidikan dan kesehatan. 

Pembakaran gedung ini terjadi saat sekitar 10 ribu orang berunjuk rasa di depan National Palace, Guatemala City. Pengunjuk rasa yang memprotes korupsi dan anggaran pemerintah itu mengatakan, proses negosiasi untuk memotong anggaran tersebut dilakukan diam-diam.

Saat masyarakat di negara Amerika tengah tersebut terganggu oleh bencana alam seperti angin topan dan pandemi Covid-19, sekitar seribu pengunjuk rasa menggelar demonstrasi di depan gedung kongres. Video yang tersebar di media sosial memperlihatkan kobaran api dari jendela gedung.

photo
Bagian dari Gedung Parlemen nampak terbakar di sela aksi unjuk rasa mentang pemerintahan di Guatemala City, Guatemala, Sabtu (21/11). - (EPA-EFE/Esteban Biba)

Polisi pun tampak menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa. Laporan juga menyebutkan puluhan orang terluka. “Kami marah dengan kemiskinan, ketidakadilan, cara mereka mencuri uang rakyat,” kata profesor psikologi Rosa de Chavarria yang ikut turun ke jalan.

Senada, salah seorang mahasiswa yang ikut dalam unjuk rasa tersebut, Mauricio Ramirez, juga meluapkan amarahnya. “Saya merasa masa depan kami dicuri. Kami tidak melihat perubahan. Hal ini tidak bisa berlanjut,” ujarnya.

Belum diketahui kerusakan yang terjadi di gedung kongres. Namun, tampaknya api lebih merusak kantor-kantor anggota legislatif dibandingkan ruang sidang utama.

Sejumlah pengunjuk rasa juga membakar terminal bus. Di media sosial, Giammattei mengecam pembakaran tersebut. “Siapa pun yang terbukti berpartisipasi dalam aksi kriminal akan dihukum dengan hukum yang berkekuatan penuh,” katanya melalui Twitter.

Menurut Giammattei, ia membela hak masyarakat untuk melakukan unjuk rasa. “Namun, kami tidak bisa membiarkan orang untuk merusak properti publik atau pribadi,” katanya.

photo
Foto udara warga berunjuk rasadi depan Plaza de La Constitucion di Guatemala City, Guatemala, SAbtu (21/11).  - (EPA-EFE/Esteban Biba)

Presiden mengatakan, ia sudah bertemu dengan sejumlah orang untuk mengubah anggaran yang dianggap kontroversial ini. Ketidakpuasan terhadap anggaran tahun 2021 dibangun di media sosial. Puncaknya pecah dalam unjuk rasa Jumat (20/11) lalu.

Masyarakat Guatemala marah karena anggota parlemen menyetujui anggaran senilai 65 ribu dolar AS untuk membayar uang makan mereka. Namun, parlemen memotong anggaran untuk pasien virus korona dan lembaga hak asasi manusia.

Pengunjuk rasa juga kecewa dengan langkah Mahkamah Agung dan Jaksa Agung baru-baru ini. Mereka menilai dua lembaga peradilan tertinggi itu menurunkan upayanya untuk memerangi korupsi.

Wakil Presiden Guillermo Castillo pun menawarkan diri untuk mundur. Ia memberi tahu Giammattei bahwa mereka berdua harus mundur dari posisinya “untuk kebaikan negeri”. Ia juga menyinggung akan memveto anggaran tersebut, memecat pejabat pemerintah, dan memperluas capaian di berbagai sektor.

Giammattei belum mengungkapkan kepada publik reaksinya mengenai usul yang diajukan Castillo. Wakil Presiden Castillo mengungkapkan, ia tidak akan mundur seorang diri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat