Jurnalis melakukan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (18/11). | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Pemerintah Kejar Ketertinggalan Kapasitas Testing

Pemerintah masih mengejar ketertinggalan capaian angka testing yang ditetapkan WHO.

 

JAKARTA -- Kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 di Tanah Air masih belum memenuhi standar dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mematok standar pemeriksaan ideal, yakni 1 tes per 1.000 populasi per pekan. Artinya, dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa, angka tes ideal Indonesia adalah 267 ribu pemeriksaan per pekan.

"Saat ini, pemerintah masih mengejar ketertinggalan capaian angka testing yang ditetapkan WHO. Sejak awal Juni sampai pekan ketiga Oktober, terlihat ada tren peningkatan testing yang baik, tetapi kembali melemah pada dua pekan setelahnya, dan kembali melesat," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, Kamis (19/11). 

Per pekan kedua November 2020, kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 di Indonesia mencapai sekitar 230 ribu spesimen per pekan atau 86,25 persen dari angka ideal. Wiku menyampaikan, pemerintah daerah perlu terus mengevaluasi kapasitas pemeriksaan spesimen di daerah. Mengingat ada kecenderungan penurunan kapasitas testing setiap hari libur.  

"Ini harusnya kita hindari karena kita sudah cukup lama menghadapi keadaan Covid. Kami menyayangkan hal ini terjadi mengingat virus ini tidak mengenal hari libur. Maka, kita tidak lepas tangan dalam kondisi ini," kata Wiku. 

Mengantisipasi anjloknya angka pemeriksaan setiap hari libur, Wiku mengimbau pemda menambah jumlah shift laboran atau petugas laboratorium saat tanggal merah. Selain itu, tentunya petugas perlu diberi insentif yang sepadan dengan pengorbanan yang dilakukan. 

Selain itu, kata dia, perlu adanya pemeriksaan terkait kesesuaikan jenis reagen dengan alat testing yang digunakan. "Pemerintah berupaya meningkatkan pembangunan kesehatan dan kemandirian daerah. Ini dilakukan untuk mengurangi ketimpangan akibat akses yang beda-beda di setiap daerah," kata Wiku. 

Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk peningkatan testing dan tracing Covid-19, Monica Nirmala, Kamis (12/11), mengatakan, laboratorium yang ada di seluruh Indonesia sebenarnya mampu melakukan 80 ribu tes spesimen setiap hari. Namun, kapasitas laboratorium itu dinilai belum digunakan optimal. 

Ia menduga, kapasitas laboratorium belum digunakan maksimal karena orang-orang yang bergejala dan pernah berkontak erat dengan kasus positif Covid-19, tidak mau atau takut diperiksa dan menghindari tenaga kesehatan. Menurut Monica, jika ingin meningkatkan jumlah testing, perlu menyadarkan masyarakat agar proaktif. 

"Jangan malah ngumpet di rumah dan pikiran nanti juga sembuh sendiri, tapi kita harus berpikir bagaimana kita berkontribusi dan berpartisipasi dalam upaya pemutusan rantai penularan Covid-19 ini dengan dites," tuturnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat