Asma Nadia | Daan Yahya | Republika

Resonansi

Beri Hidupmu Sebuah Kesempatan

Sebuah prestasi hebat, yang terwujud sebab ia memberi diri yang nyaris putus asa, sebuah kesempatan untuk bertahan.

Oleh ASMA NADIA

OLEH ASMA NADIA

Seorang pria, baru saja membuat catatan sejarah di awal tahun 1970-an, ketika dirinya terpilih menjadi anggota senat termuda. Namun, belum sempat jabatan prestisius itu dijalankan, sebuah berita memilukan hadir.

Istrinya mengalami kecelakaan mobil saat membawa ketiga anak mereka berbelanja keperluan Natal di Delaware. Sang istri tercinta tewas, begitu juga putri bungsu yang baru berusia setahun, dua buah hati lainnya mengalami patah kaki dan patah tulang tengkorak ringan.

Sang pria merasa hidupnya hancur, hanya sebulan setelah namanya didengungkan sebagai senator termuda, semua kejayaan terasa musnah. Natal yang sejatinya menjadi puncak kebahagiaan di akhir tahun bagi setiap keluarga di sana, menjelma kepedihan.

Begitu berat untuk ditanggung hingga ia pun merencanakan mengakhiri saja seluruh penderitaan. "Saya memikirkannya (bunuh diri), tapi tidak melakukannya. Saya berpikir bagaimana rasanya hanya pergi ke Delaware Memorial Bridge, melompat dan mengakhiri semuanya."

Namun, membayangkan kedua anaknya yang masih hidup harus kehilangan pula seorang ayah setelah ditinggal wafat sang ibu, membuat dirinya bertekad kuat hingga berangsur keinginan untuk bunuh diri menguap.

Tidak ada yang mengira saat itu, tekad untuk memberi hidup sebuah kesempatan, kemudian mengantarkan dirinya menjadi presiden Amerika Serikat alias salah satu manusia dengan kekuasaan terbesar di dunia, lima puluh tahun kemudian.

Ya, cuplikan di atas bukan fiksi. Ia sepenggal kisah Joe Biden yang baru saja terpilih menjadi presiden AS tertua dalam sejarah. Sebuah fakta unik sebab ia sebelumnya senator termuda pada 1970-an dan 50 tahun berikutnya dinobatkan sebagai presiden --tertua sepanjang sejarah AS.

Karier politik Biden bermula saat ia mengambil sumpah di samping ranjang putranya, di rumah sakit. Demi menjalankan tugas sebagai politisi dan seorang ayah, ia melakukan perjalanan 90 menit sekali jalan dengan kereta api dari rumahnya di Delaware ke Washington DC, pulang pergi setiap harinya.

Melakukan kilas balik lebih jauh ke belakang, sebenarnya sang presiden memiliki banyak catatan kelabu di masa lalu yang bisa saja menjadi batu sandungan untuk sukses di masa depan.

Biden kecil bukan anak berprestasi. Ia bahkan mengalami kesulitan berbicara yang membuat dirinya sering menjadi target perundungan. Karena gagap ini pula ia sempat dijuluki Dash.

Di kelas tujuh, saat membaca satu bagian kalimat dengan suara keras yang dilakukannya penuh perjuangan, seorang biarawati yang mengawasi sempat meledek, 'Tuan Buh-Buh-Buh-Biden, kata apa itu?' Biden kecil spontan meninggalkan kelas sebagai protes dan pulang.

Ibunya lalu mengantar sang putra kembali ke sekolah sekaligus mengancam sang biarawati untuk tidak meledek anaknya lagi. Baru di usia remaja, Biden berhasil lepas dari kesulitannya berbicara. Sosoknya yang populer terpilih sebagai ketua kelas di tahun-tahun SMP dan SMA.

Joe Biden juga sukses di bidang olahraga. Sukses menoreh prestasi bersama klub di Universitas Delaware. Apakah sosoknya kemudian sempurna? Tidak, sebab nilai akademis pemuda ini juga tidak mentereng, hanya mengantungi rata-rata C dan menduduki peringkat 506 dari 688 siswa di kelas.

Setelah masuk politik pun, kariernya tak serta merta cemerlang. Ia pernah mencalonkan diri menjadi presiden tetapi dituduh menjiplak pidato tokoh politik dari negeri lain. Ditemukan cacat lain, salah satu makalah sekolah hukumnya didasarkan pada artikel yang diterbitkan Review Hukum. 

Biden juga dianggap membuat klaim yang ternyata tidak benar terkait catatan akademis dan aktivitasnya. Akhir episode dari hal-hal memalukan di atas, dia pun menarik diri dari pencalonan.

Selama masa jabatannya di Senat, Joe Biden sempat dikaitkan dengan sejumlah kebijakan yang kemudian dipandang kurang baik oleh anggota Partai Demokrat di periode berikutnya.

Ia menentang kebijakan "busing" yang bertujuan mengangkut anak-anak kulit hitam ke sekolah-sekolah yang didominasi kulit putih.

Dia juga membantu menyusun RUU kejahatan yang diyakini banyak politisi Demokrat telah mendorong penahanan secara tidak proporsional dan merugikan kalangan Afrika-Amerika. Biden baru-baru ini mengakui mengakui hal tersebut sebagai sebuah kesalahan.

Namun, terlepas dari segala kekurangan di masa lalu, Joe Biden kini mencapai puncak karier sebagai presiden AS. Harapan besar tertumpu padanya bukan hanya dari penduduk di sana, juga warga dunia.

Sebuah prestasi hebat, yang terwujud sebab ia memberi diri yang nyaris putus asa, sebuah kesempatan untuk bertahan. Tidak mengambil jalan pintas, karena setiap kehidupan sejatinya memiliki masa depan yang layak diperjuangkan.

Sebuah prinsip yang harus dipegang siapapun ketika hidup berada di titik nadir.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat