Petugas memeriksa data pengiriman dari lembar C-KWK saat uji coba Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pemilihan serentak di SOR Volly Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/9/2020). Kreativitas paslon dalam kampanye di | ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Nasional

Kampanye Daring Terus Menurun

Kreativitas paslon dalam kampanye masih rendah.

 

JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), berdasarkan hasil penilaiannya, menyatakan kegiatan kampanye dalam jaringan (daring) yang dilakukan pasangan calon kepala daerah terus menurun. Hal itu terhitung sejak pertama kali masa kampanye d buka Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dalam catatan Bawaslu, hasil pengawasan 10 hari keempat (26 Oktober-4 November) masa kampanye Pilkada 2020. Kegiatan kampanye daring terus menurun menjadi 56 kegiatan, dibandingkan 10 hari ketiga (16-25 Oktober) sebanyak 80 kegiatan.

Anggota Bawaslu M Afifuddin menilai, kegiatan kampanye daring terus menurun karena peserta pilkada belum terbiasa dan menganggap kampanye melalui daring lebih rumit. Padahal, semua pihak berharap paslon mengupayakan kampanye daring di tengah pandemi Covid-19. "Mungkin bagi peserta ini lebih ribet, belum terbiasa juga, pemilih mungkin juga demikian," ujar Afif kepada Republika, Sabtu (7/11).

Menurut dia, peserta pilkada, baik paslon, tim kampanye, maupun partai politik masih terbiasa dengan kam panye konvensional. Kampanye tatap muka yang memungkinkan paslon atau tim secara langsung bertemu dengan masyarakat.

Selain itu, beberapa wilayah di 270 daerah yang menggelar Pilkada 2020, masih terkendala jaringan internet. Termasuk juga infrastruktur penunjang kampanye daring, seperti telepon pintar, data internet, dan sebagainya.

 
Beberapa wilayah di 270 daerah yang menggelar Pilkada 2020, masih terkendala jaringan internet.
 
 

"Dan memang kebiasaannya kampanye memang ketemunya pemilih dengan calon atau tim secara langsung. Bagi beberapa daerah mungkin juga karena kendala sinyal, alat seperti HP, dan lain-lain," kata Afif.

Sebelumnya, Afif menjelaskan, kampanye daring pada 10 hari pertama (26 September-5 Oktober) terdapat 69 kegiatan. Kampanye daring mengalami peningkatan pada 10 hari kedua (6-15 Oktober) menjadi 98 kegiatan. Kegiatan kampanye daring terus menurun pada 10 hari ketiga dan keempat masa kampanye Pilkada 2020. Namun, kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas masih menjadi metode yang paling banyak dilakukan paslon.

Afif menyebutkan, terdapat 16.574 ke giatan kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas pada pe riode 10 hari keempat kampanye. Jumlah kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas mencapai 55.877 kegiatan dalam 40 hari masa kampanye. Selain itu, Bawaslu menemukan 397 kampanye me langgar protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dari 16.574 kegiatan kampanye tatap muka dan/atau pertemuan terbatas.

photo
Seorang warga menunggu di dekat daftar pemilih tetap (DPT) Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok yang dipasang di Kelurahan Abadijaya, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/11). Metode kampanye tatap muka kreatif yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dapat meningkatkan partisipasi pemilih - (Prayogi/Republika)

"Jumlah pelanggaran protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 pada 10 hari keempat penyelenggaraan kampanye, merupakan yang tertinggi dibandingkan 10 hari pertama hingga ketiga," ujar Afif.

Pelanggaran protokol kesehatan pada 10 hari pertama (26 September-5 Oktober) sebanyak 237 kasus. Pelanggaran ini meningkat pada 10 hari kedua (6-15 Oktober) hingga mencapai 375 kasus.

Sebelumnya, Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) menilai, kreativitas paslon dalam kampanye masih rendah. Padahal, menurut peneliti SPD, Rizqan Kariema Mustafa, terjadi peningkatan partisipasi pemilih di beberapa negara yang terdapat kampanye kreatif dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Metode kampanye tatap muka kreatif yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dapat meningkatkan partisipasi pemilih," ujar Rizqan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat