Dari 200-an vaksin Covid-19 yang dikembangkan, sembilan di antaranya sudah masuk uji klinis tahap tiga. | Republika

Nasional

Hasil Uji Klinis Segera Dikirim ke BPOM

Uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac sudah memasuki tahap akhir penelitian.

 

BANDUNG – Uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac terhadap 1.620 orang relawan di Bandung, Jawa Barat, sudah memasuki tahap akhir penelitian. Tim penelitian uji klinis dari Universitas Padjajaran (Unpad) segera membuat laporan lengkap yang akan disampaikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Manager penelitian uji klinis vaksin Covid-19, Eddy Fadliana, mengatakan, meski hasil penelitian belum dibuka, kondisi relawan pascamengikuti suntik vaksin relatif aman. “Hampir selesai (uji vaksin) tinggal bikin laporan, jadi November ini selesai penyuntikan 1.620 orang kemudian nanti laporan akhir November sampai ke Desember ke Badan POM,” kata dia saat dihubungi, Ahad (8/10).

Eddy mengatakan, pihak BPOM meminta laporan satu bulan setelah vaksinasi terakhir dilakukan, yaitu pada bulan November-Desember. Selanjutnya, laporan pun akan diperbaharui enam bulan ke depan dan diserahkan kepada BPOM pada April.

Saat ini, lanjut Eddy, pihaknya belum memberikan laporan kepada BPOM sebab hasil uji vaksin belum dibuka. Namun, secara umum tingkat keamanan uji vaksin kepada relawan hanya beberapa persen yang mengalami dampak. “Akhir November-Desember dibuka (penelitian) sebagian, sekarang belum bisa. Secara umum aman,” ujar dia.

Menurutnya, tim sudah menyuntikkan vaksin kepada 810 orang relawan dan placebo kepada 810 orang relawan secara acak. Pihaknya juga telah mengambil darah relawan yang sudah disuntik sebanyak tiga kali.

 
Akhir November-Desember dibuka (penelitian) sebagian, sekarang belum bisa. Secara umum aman
 
 

 

Usai laporan diberikan, Eddy mengatakan, pemberian vaksin secara terbatas dilakukan berdasarkan kepada kebijakan BPOM. Sebelum itu dilakukan, hasil laporan penelitian uji vaksin di Indonesia, Brasil, dan Turki akan digabungkan untuk melihat hasil secara umum.

“Pemberian izin (suntik vaksin) emergency untuk kalangan terbatas tergantung Badan POM. (Vaksin) Indonesia, Brasil, dan Turki digabung semua untuk buat keputusan Badan POM (vaksinasi) umur 15 sampai 59 tahun, terbatas,” katanya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan, vaksinasi Covid-19 kemungkinan dimulai pada pekan ketiga Desember 2020. Jadwal ini mundur dari rencana awal yang disebut-sebut akan dimulai pada November.

Pada akhir Oktober lalu, BPOM memastikan tidak akan mengeluarkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization) bila vaksin Covid-19 tidak aman. Aspek keamanan menjadi akan pertimbangan utama dalam memberikan persetujuan sebelum vaksin disuntikkan ke masyarakat.

“Hingga saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin edar. Semua kandidat vaksin yang ada masih dalam proses pengembangan diuji, baik preklinik maupun uji klinik itu sendiri,” kata Pelaksana Tugas Deputi I BPOM Togi Hutadjulu.

Menurut Togi, pengambilan keputusan pemberian izin penggunaan darurat ini harus dilakukan dengan pertimbangan kemanfaatan yang lebih tinggi dari risikonya. Keputusan diambil berdasarkan hasil evaluasi data keamanan dan khasiat kandidat vaksin itu sendiri. Artinya, keamanan ada di urutan pertama.

Di sisi lain, pemerintah masih fokus menyelesaikan peta jalan atau roadmap vaksinasi Covid-19. Roadmap ini nantinya akan menjadi panduan pelaksanaan vaksinasi termasuk panduan mengenai penerima vaksin, jadwal vaksin, serta alur distribusinya.

photo
Vaksin untuk COVID-19 ditampilkan selama kunjungan ke pabrik vaksin Sinovac di Beijing, Cina, Kamis (24/9/2020) - (AP)

“Untuk saat ini fokus dari pemerintah dalam hal ini Kemenkes (Kementerian Kesehatan) adalah penyelesaian peta jalan atau roadmap vaksinasi Covid-19,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, Kamis (5/11).

Dinas Kesehatan Kota Bandung menyatakan, hingga Ahad (8/11), belum menerima peta jalan vaksinasi Covid-19 yang dibuat oleh Kemenkes. “Belum (menerima), kan penelitiannya juga belum beres,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita.

Rita mengatakan, Dinkes belum dapat memastikan apakah sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan di Kota Bandung untuk vaksinasi sudah memadai atau belum. “Belum tahu juga (sarana dan prasarana memadai atau tidak), penelitiannya masih berjalan,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat