Alat berat mengeruk lumpur di Setu Babakan, Jakarta, Ahad (25/10/2020). Pengerukan tersebut dilakukan untuk menambah daya tampung setu demi mengantisipasi banjir. | ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta

Cegah Banjir, DKI Pastikan Pengerukan Waduk Intensif

DKI dan daerah penyangga harus segera mempersiapkan diri menghadapi bencana banjir.

 

 

 

 

JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan, jajarannya tengah melakukan pengerukan waduk, kali, saluran di Ibu Kota secara intensif. Anies menyebut, hal ini merupakan langkah untuk meningkatkan kapasitas tampungan air saat curah hujan tinggi, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya banjir.

"Iya curah hujan tinggi. Kita lakukan antisipasi dengan kerukan waduk-waduk itu intensif sekali. Kemudian, pembersihan semua saluran-saluran itu dilakukan," kata Anies di Jakarta, Kamis (5/11).

Selain itu, sambung Anies, dalam mengantisipasi genangan dan banjir, Pemprov DKI Jakarta pun memastikan jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) siap terhadap tugas dan kewenangan masing-masing. Hal itu tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 52 tahun 2020 tentang Pengendalian Banjir.

"Ketiga, organisir kegiatan antarinstansi pemerintah bila terjadi banjir," ujar dia.

Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengaku sudah bisa memenuhi target yang diberikan Anies agar banjir surut dalam kurun maksimal enam jam. Sebab, sejumlah upaya pencegahan sudah dan akan terus berlangsung hingga Desember 2020.

"Target enam jam surut itu kita sudah mendekati-lah. Lima sampai enam jam sudah bisa," kata Wakil Wali Kota Jakpus, Irwandi kepada Republika, Kamis.

Namun demikian, kata dia, target enam jam air surut itu tak akan tercapai jika terdapat banjir kiriman di Kali Ciliwung. "Kiriman dari Ciliwung ini (Bogor) yang kita takutin," kata dia.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat melakukan inspeksi di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Jumat (2/10). Inspeksi itu untuk meninjau fasilitas trotoar dan jalan yang memerlukan perbaikan - (Republika/Putra M. Akbar)

Irwandi menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah melakukan tiga jenis kegiatan untuk mencapai target dari Gubernur tersebut. Pertama, memperbaiki infrastruktur resapan air di jalan. Misalnya, menambah jumlah tali air, memperdalam tangkapan lumpur, dan memperbaiki kemiringan jalan. Tujuannya agar tak ada lagi genangan di badan jalan.

Kedua, mengeruk semua saluran ataupun sungai yang berada di delapan kecamatan di Jakarta Pusat. Pengerukan itu berhasil menambah kedalaman sungai sekitar satu hingga 1,5 meter. Pengerukan akan terus dilanjutkan di sejumlah titik hingga Desember 2020.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan mengeringkan waduk. Waduk Kebon Melati di Kecamatan Tanah Abang bakal dikeringkan dalam waktu dekat sehingga bisa jadi tempat penampungan air.

Pihaknya juga membuat lima kolam retensi baru di sejumlah kecamatan. Dua di antaranya dibangun di Kecamatan Tanah Abang. Pengerjaannya ditargetkan rampung pada Desember. Ketiga, menyiapkan pompa di sejumlah titik yang kerap ada genangan. Disediakan pompa stasioner dan pompa portabel.

"Jadi, langkah pertama dan kedua itu bentuk pencegahan. Sedangkan, langkah ketiga itu action ketika sudah ada genangan," ujar Irwandi.

Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan (Jaksel) juga telah mengeringkan enam waduk sebagai langkah antisipasi banjir. Jika tak ada banjir kiriman, waduk-waduk itu diyakini bakal meminimalisasi genangan dalam waktu kurang dari enam jam.

Kasudin SDA Jaksel, Mustajab, mengatakan, pengeringan waduk yang sudah rampung dikerjakan adalah Waduk Rawa Lindung di Kecamatan Pesanggrahan. Lima lainnya sedang dikerjakan. Tiga waduk di Kecamatan Jagakarsa, yakni Waduk Aselih, Waduk Lapangan Merah, dan Waduk Jagakarsa. Lalu Waduk Kebagusan di Pasar Minggu dan Waduk Prapanca di Kecamatan Kebayoran Baru.

"Target pengerjaan sampai Februari 2021 karena kondisi waduk di Jaksel memang areal tampungan. Jadi kalau penuh, kita pompa lagi. Sifatnya kita kerja kontinu," kata Mustajab.

 

Penutupan tanggul

Sementara itu, hujan berintensitas sedang turun sejak pukul 06.00 WIB di sebagian wilayah Kota Bekasi. Hal ini mengakibatkan genangan di delapan titik. Salah satunya banjir di wilayah Kelurahan Jatimelati, Kota Bekasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Kamis, mengatakan, banjir di Jatimelati terjadi akibat penutupan dua dari tiga pintu air Waduk Tiu di Jalan Kampung Keramat, Setu. "Kebetulan (lokasi Waduk Tiu) berbatasan dengan Kota Bekasi, saya sudah memantau dampak banjir di Kota Bekasi, tepatnya di Kelurahan Jatimelati akibat penutupan dua tanggul (pintu air)," kata Rahmat.

Rahmat mengatakan, lokasi di dekat Waduk Tiu sedang dalam pengerjaan sodetan yang dilakukan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur. Rencananya, kata Rahmat, pengentasan banjir di Jatimelati akan dibuat tanggul sepanjang sekitar 605 meter dengan sistem tanggul bronjong.

"Sebenarnya ada empat pintu air, tetapi dua pintu ditutup yang akhirnya menyebabkan banjir di daerah Kota Bekasi karena elevasinya tidak setinggi Jakarta Timur," ujar dia.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar yang dikonfirmasi mengatakan, persoalan banjir di wilayah Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, telah diselesaikan. "Sudah dikoordinasikan dan sudah tuntas," kata Anwar.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat