Wakil Ketua DMI, Syafruddin. | Republika/ Wihdan

Khazanah

Syafruddin: Umat Islam Perlu Bangun Dialog dengan Barat 

Syafruddin dinilai telah memberi sumbangsih besar bagi Indonesia dan dunia.

BANDUNG -- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menerima anugerah gelar doktor honoris causa atau kehormatan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Acara penganugerahan gelar berlangsung dalam sidang senat terbuka di Gedung Anwar Musaddad, Kampus UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10).  Mantan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (menpan-RB) itu menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Transformasi Paradigma Islam dalam Hubungan Internasional, Menuju Tatanan Masyarakat Dunia yang Damai”.

Mantan wakil presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla (JK), turut hadir menyaksikan prosesi penganugerahan gelar tersebut. 

Syafruddin mengawali orasi ilmiahnya dengan mengutip surah al-Hujurat ayat 13. Dia mengatakan, ayat ini menjadi landasan pemikiran bahwa semua umat manusia terlepas dari perbedaan suku, bangsa, dan agama, sejatinya adalah satu. 

"Gagasan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan seluruh umat manusia akan terciptanya tatanan global untuk hidup berdampingan secara damai, diperlukan upaya terobosan transformasi paradigma hubungan internasional yang mapan, menyeluruh, dan berdasarkan pada nilai-nilai agama, dalam hal ini al-Islam," katanya.

Dalam kesempatan itu, Syafruddin menyinggung upayanya bersama JK untuk mendamaikan konflik Afghanistan pada 2018. Dia mengakui betapa sulitnya mengupayakan perdamaian di tengah banyaknya faksi yang bertikai di negeri itu. Bahkan, Taliban memiliki tiga faksi di sana. Belum lagi pemerintah dan faksi lain. 

"Tetapi, alhamdulillah bisa duduk bersama, dan tahun ini sudah disepakati perdamaian tingkat pertama di Afghanistan. Kebanggaan bagi kita, karena yang memprakarsai dan mengonsep adalah Pak Jusuf Kalla dan operator lapangannya Pak Hamid Awaluddin (Menteri Hukum dan HAM 2004-2009). Saya cadangannya," kata dia.

Syafruddin pun mengulas kembali soal citra buruk yang melekat pada Islam sejak terjadi peristiwa 11 September 2001. Citra yang timbul adalah Islam yang intoleran, radikal, dan penuh permusuhan. 

"Tetapi, umat Islam di seluruh dunia berhasil memberi respons yang bermartabat dan bermanfaat dalam merepresentasikan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin,’’ katanya. 

Terkait hal itu, Syafruddin berpandangan, umat Islam perlu terus membangun jembatan dialog dengan dunia Barat, dengan rasa saling pengertian dan saling menghormati. Kalau pun ada konfrontasi yang dipersepsikan sebagai konflik agama, sebetulnya hal itu adalah masalah keadilan, baik di tingkat nasional, regional, maupun global.

 

 

Bersikap adil dan mampu menjadi fasilitator keadilan itu sangat penting dalam mewujudkan kedamaian dunia.

 

SYAFRUDDIN, Wakil Ketua Umum DMI
 

 "Karena itu, bersikap adil dan mampu menjadi fasilitator keadilan itu sangat penting dalam mewujudkan kedamaian dunia," ujarnya. 

Penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada Syafruddin dihadiri banyak tokoh, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain JK, hadir pula Ketua MPR Bambang Soesatyo, beberapa wakil ketua MPR dan DPR, rektor Universitas al-Azhar Mesir, duta besar dari beberapa negara sahabat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Hukum dan HAM 2004-2009 Hamid Awaludin, dan beberapa tokoh nasional lainnya. 

photo
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin (tengah) saat memimpin rapat di kantor pusat DMI di Jakarta Pusat, Rabu (10/7) - (Republika)

Sementara itu, saat menyampaikan sambutan pada acara itu, JK mengapresiasi kiprah Syafruddin selama ini. Ia menilai, kebijakan, tindakan, dan perilaku Syafruddin terbukti mampu memberikan sumbangsih besar bagi bangsa Indonesia dan dunia.

 "Bagi kehidupan kita menuju perdamaian di dunia, juga perdamaian di kalangan umat," kata ketua umum DMI itu. 

JK pun berterima kasih kepada UIN Bandung yang telah menganugerahkan gelar doktor kehormatan untuk Syafruddin. Dia mengakui, sampai saat ini masih bekerja sama dengan Syafruddin, misalnya, dalam memimpin organisasi kemasyarakatan.

 "Saya ketua DMI, beliau wakil ketua, tetapi sebenarnya dia yang menjalankan, saya hanya nama, beliau yang menjalankan," ujar dia. 

Dalam kesempatan itu, JK juga menyampaikan, tidak ada kemakmuran, kemajuan, dan kesejahteraan tanpa ada kedamaian. Untuk mencapai kedamaian, menurut dia, dibutuhkan sikap saling menghormati. Selanjutnya, adalah berusaha sebaik-baiknya menjalankan Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat