Petugas bank syariah sedang melayani calon nasabah yang membuka rekening secara dairng dalam rangka hari pelanggan di Jakarta, Kamis (3/9). | Tahta Aidilla/Republika

Kabar Utama

Merger Perkuat Bisnis Bank Syariah

Proses merger bank syariah ditargetkan rampung pada Februari 2021

JAKARTA -- Proses merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN resmi dimulai pada Senin (12/10) dengan ditandatanganinya conditional merger agreement (CMA). Penggabungan tiga entitas, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah akan membuat Indonesia memiliki bank syariah yang besar dan kuat.

Ketua Tim Project Management Office dan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi mengatakan, bank syariah hasil merger akan memiliki aset awal sekitar Rp 220 triliun-Rp 225 triliun. Dengan jumlah aset tersebut, bank syariah akan masuk ke posisi tujuh atau delapan dalam daftar 10 besar bank terbesar nasional. Proses merger ditargetkan rampung pada Februari 2021 atau pada kuartal pertama tahun depan.

"Bank syariah ini juga berpotensi masuk ke dalam 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar," katanya dalam konferensi pers virtual mengenai penandatanganan CMA, Selasa (13/10).

Hery menambahkan, aset bank syariah hasil merger diharapkan bisa meningkat menjadi Rp 390 triliun pada 2025. Sedangkan jumlah penyaluran pembiayaan diperkirakan mencapai Rp 272 triliun dan pendanaan Rp 335 triliun. Pertumbuhan tersebut dengan asumsi pertumbuhan konservatif setiap tahunnya.

Penggabungan tiga entitas juga akan membuat bank hasil merger memiliki produk yang lengkap, mulai dari wholesale, consumer, retail, hingga UMKM. "Ibaratnya ini jadi satu atap. Ada semua produk dan lebih beragam produknya," kata dia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, penandatanganan CMA yang telah dilakukan merupakan tonggak sejarah bagi semua pihak. Ini merupakan tonggak pertama atas persiapan untuk merealisasikan rencana penggabungan bank-bank syariah nasional.

Erick menyampaikan hal tersebut dalam rekaman video. Rekaman itu ditayangkan pula dalam acara penandatanganan CMA pada Senin (12/10) yang turut disaksikan para pegawai bank syariah secara virtual. "Dengan bergabungnya rekan-rekan semua menjadi dalam satu bank, satu keluarga, insya Allah Indonesia akan memiliki bank syariah terbesar," kata Erick.

Erick mengatakan, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sudah sepantasnya memiliki bank syariah yang kuat. Indonesia juga harus bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia.

Untuk mewujudkan mimpi itu, kata Erick, Indonesia harus bisa bersatu, bahu membahu, ta'awun, dan saling menguatkan. Atas alasan itulah, pemerintah pusat melalui Kementerian BUMN berininsiatif untuk menggelar penandatanganan CMA untuk menyatukan ketiga bank syariah nasional menjadi satu keluarga besar.

Erick berharap agar bank syariah di Indonesia semakin mendekati satu tujuan ekonomi syariah, yaitu keadilan untuk umat. Menurut dia, sistem yang berasaskan kedailan dan transparan membuat bank-bank syariah mampu bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19. Bahkan, bank syariah mampu menorehkan kinerja yang positif.

Kendati demikian, Erick mengingatkan bahwa Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara-negara Islam lainnya. "Oleh karena itu, kita harus bangkit. Kita juga harus yakin bahwa apabila kita bersatu, insya Allah kita mampu menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia," ujar Erick.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga mengajak para pegawai bank syariah untuk bekerja berlandaskan "akhlak" (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif) untuk menjadi pilar kekuatan baru ekonomi nasional.

"Insya Allah langkah ini menjadi sesuatu panggilan bagi rekan-rekan semua untuk sama-sama menegakkan ekonomi syariah, memakmurkan masyarakat. Tentunya, ini adalah amanah yang juga akan membuat kesempatan lebih luas bagi kita semua untuk dapat berguna sebanyak-banyaknya bagi orang lain," kata Erick.

Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto mengatakan, bank syariah nasional masih memiliki ruang untuk berkembang. Sebab, pangsa pasar industri keuangan syariah (termasuk bank syariah) masih relatif kecil, yakni 9,68 persen per Juli 2020.

"Jika dilihat dari penetrasi pasar, bank syariah nasional memiliki room for growth yang masih luar biasa besar," katanya.

 
Jika dilihat dari penetrasi pasar, bank syariah nasional memiliki room for growth yang masih luar biasa besar.
 
 

Sebelum merger terealisasi, layanan ketiga bank syariah berjalan seperti biasa. Tidak akan ada perubahan dalam layanan selama proses merger. Direktur Utama BRI Syariah Ngatari mengatakan, semua layanan dipastikan tetap optimal. "Kami memastikan layanan nasabah tetap berjalan seperti biasa, optimal seperti saat ini," katanya.

Dalam proses merger ini, BRI Syariah akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity). Hal tersebut disampaikan BRI Syariah dalam keterbukaan informasi pada Selasa (13/10). Ngatari mengatakan, perusahaan siap mengemban amanah yang dititipkan pemerintah serta memohon dukungan dan doa restu kepada seluruh pemangku kepentingan.

"BRIS sebagai satu-satunya bank umum syariah anak perusahaan BUMN yang tercatat di bursa, siap menerima amanah ini," katanya.

Merger bank syariah BUMN merupakan bagian dari Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) yang dicanangkan pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional. Ia berharap bank syariah yang lahir dari proses ini bisa menjadi salah satu mesin utama dalam menggerakkan roda ekonomi umat di Indonesia.

Penggabungan akan efektif setelah memperoleh persetujuan dari otoritas yang berwenang. Rencana merger akan terlebih dahulu disampaikan secara resmi kepada regulator untuk dimintai persetujuan.

Setelah itu akan dilaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Adapun detail dan tahapan proses merger direncanakan bakal dipublikasikan pada pekan ketiga Oktober 2020.

Dukungan OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung rencana Kementerian BUMN untuk melakukan merger atau penggabungan tiga bank syariah, yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri. Langkah ini bertujuan untuk membangun industri perbankan yang sehat dan memiliki daya saing.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, merger bank syariah akan memberikan kualitas layanan yang lebih baik. Selain itu, diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pembangunan ekonomi.

“OJK telah menerima informasi awal dan akan memfasilitasi dengan berbagai kebijakan dan ketentuan agar aksi korporasi ini berjalan sesuai dengan tahapan waktu yang direncanakan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (13/10).

Wimboh mengatakan, penggabungan tiga bank syariah anak usaha bank BUMN sejalan dengan upaya Indonesia menjadi sentra pengembangan keuangan syariah. Saat ini, menurut dia, peringkat Indonesia sudah berada di posisi empat besar dalam pengembangan industri keuangan syariah berdasarkan Islamic Finance Development Indicator.

 
Penggabungan tiga bank syariah anak usaha bank BUMN sejalan dengan upaya Indonesia menjadi sentra pengembangan keuangan syariah.
WIMBOH SANTOSO, Ketua OJK
 

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai, aksi merger yang dilakukan oleh bank-bank syariah akan memperkuat industri perbankan syariah. Merger diyakini akan memunculkan bank syariah skala besar yang diharapkan lebih efisien, kompetitif, dan memiliki layanan prima.

Analis Kebijakan Pendalaman Pasar KNEKS, Bazari Azhar Azizi mengatakan, aksi merger juga dapat memberikan multiplier effect yang positif bagi perekonomian, khususnya ekonomi syariah dan industri halal. Pertama, bank syariah dengan kekuatan modal yang lebih besar diharapkan dapat turut serta memfasilitasi pembiayaan proyek skala besar, baik dari pemerintah maupun swasta yang sesuai dengan prinsip syariah.

"Melalui pembiayaan tersebut, perekonomian dapat terdorong dan kontribusi perbankan syariah terhadap ekonomi lebih terasa,” ucapnya.

Manfaat lainnya, menurut Bazari, pembiayaan untuk pengembangan industri halal nasional dapat dengan mudah difasilitasi oleh bank syariah besar ini. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi pelaku industri halal global serta meningkatkan ekonomi dari sisi ekspor produk halal.

 
Pembiayaan untuk pengembangan industri halal nasional dapat dengan mudah difasilitasi oleh bank syariah besar ini.
 
 

Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia, Arief Rosyid menilai, merger bank syariah BUMN semakin menunjukkan komitmen keberpihakan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin dalam memajukan ekonomi Islam. Komitmen itu dieksekusi langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan penguatan terhadap perbankan syariah.

Ia mengatakan, Presiden Jokowi sejak Februari 2020 telah menguatkan peran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dengan penerbitan Perpres Nomor 28 Tahun 2020. Beleid ini memperkuat lembaga KNKS dan mengubahnya menjadi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

KNEKS dipimpin langsung Presiden Jokowi dan dibantu Wapres Kiai Ma'ruf sebagai wakil ketua sekaligus ketua harian. "KNEKS diharapkan tidak hanya mempercepat, memperluas, dan memajukan keuangan syariah, tapi juga mampu mendorong kebangkitan ekonomi syariah dalam menopang ekonomi nasional," kata Arief, kemarin.

Arief menambahkan, pemerintah juga memiliki sejumlah rencana terukur demi memajukan keuangan dan ekonomi syariah, salah satunya Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024. Selain membahas visi, menurut dia, masterplan juga mengurai strategi utama dan turunan untuk memperkuat rantai nilai halal, keuangan syariah, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta ekonomi digital pelaku usaha. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat