Syekh Ali Jaber memberikan tausiyah saat Murojaah serentak di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (18/11). Murojaah Quran serentak yang dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia tersebut bertemakan Taubat Nasional | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Syekh Ali Jaber: Penusuk Saya Orang Berani dan Terlatih

PBNU meminta aparat tangkap dalang penikaman Syekh Ali Jaber

BANDAR LAMPUNG — Insiden penikaman pendakwah Syekh Ali Jaber menjadi pembicaraan masyarakat luas. Masyarakat dari berbagai kalangan membicarakan peristiwa yang mengakibatkan pendakwah tersebut harus menjalani pengobatan pada Ahad (13/9).

Penikaman terjadi saat Syekh Ali Jaber belum lama membuka kajian dalam acara Wisuda Tahfidz Quran di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, Ahad (13/9) petang.

Pelaku menaiki panggung acara sambil membawa sajam dan mengincar perut Syekh Ali Jaber. Saksi mata menjelaskan, penikaman terjadi saat Syekh Ali Jaber yang ingin memberikan hadiah kepada anak kecil yang bisa membaca Al-Fatihah dengan benar. Syekh Ali Jaber berniat memberikan hadiah kepada anak tersebut sehingga ditanya olehnya apakah anak tersebut ingin sepeda ataupun yang lainnya.

Kemudian anak tersebut turun panggung ke ibunya untuk bertanya kepada ibunya dan naik lagi ke panggung dan memberitahu Syekh Ali Jaber dia ingin sepeda.

Setelah itu, spontan Syekh Ali Jaber memanggil ibu anak tersebut untuk naik ke panggung dan meminjam ponsel si ibu untuk berfoto bersama.  Namun, karena ponsel orang tua anak tersebut tidak bisa menyimpan gambar, maka Syekh Ali ingin meminjam ponsel jamaah lainnya.

Saat Ali Jaber mencoba meminjam ponsel itu, pelaku penusukan tersebut lari dari arah sebelah kanan langsung naik ke panggung dan menikam syekh.

Melihat gelagat lelaki yang tidak dikenal naik panggung, Syekh Ali Jaber langsung mengelak. Namun, Syekh Ali Jaber tetap terkena tikaman di bagian lengan kanan. Dalam kondisi tangan berdarah, Ali kemudian dibawa jamaah ke puskesmas terdekat.

Pelaku langsung ditangkap oleh jamaah yang lain. Aparat kepolisian langsung mengamankan pelaku ke pos polisi terdekat untuk menghindari amuk massa.

Insiden penusukan tersebut mengejutkan jamaah yang hadir pada acara Wisuda Alquran tersebut. Sebagian jamaah berteriak, terutama para ibu-ibu dan remaja putri yang menyaksikan perisitwa di panggung kehormatan tersebut.

Penyidik mendatangkan seorang dokter spesialis kejiwaan dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kurungan Nyawa, Lampung, untuk memeriksa kejiwaan pelaku. Hasil pemeriksaan dokter tersebut akan menjadi dasar keterangan saksi. Dia mengatakan, dokter spesialis kejiwaan tersebut sedang melakukan observasi dengan melakukan pemeriksaan awal terhadap pelaku.

Setelah sempat viral foto dan nama terduga pelaku penusukan Syekh Ali Jaber, akun Instagram bernama @andrian_alfin dihujani caci maki warganet, Ahad (13/9) malam. Namun, akun ini belum terkonfirmasi apakah benar milik pelaku yang kini diamankan di Polsek Tanjungkarang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Republika, Ahad malam, identitas pelaku bernama Alpin Andria bin M Rudi (26 tahun), dengan alamat rumah di sekitar Jalan Tamin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, tak jauh dari lokasi kejadian.

Berdasarkan peristiwa tersebut, Syekh Ali pada Senin (14/9) menjelaskan penikam dirinya bukan seorang yang memiliki gangguan jiwa. Menurut dia, pelaku penusuknya sangat berani dan terlatih.

“Kekuatan dan keberaniannya, mohon maaf, dia bukan orang yang gangguan jiwa, dia sangat sadar dan sangat berani bahkan sangat terlatih. Kalau kata terlatih, berarti ada orang di belakang, siapa? Wallahua’lam,” kata Syekh Ali Jaber dalam konferensi persnya di sebuah restoran di Kota Bandar Lampung, Senin (14/9).

Menurut dia, setelah mengetahui pelaku seorang pemberani dan terlatih, biarkan proses hukum berjalan. Dia berharap aparat kepolisian menjalankan tugasnya secara amanah, jujur, dan kepercayaan kepada polisit sangat luar biasa mudah-mudahan tidak disalahgunakan.

Dia mengatakan, kejadian ini dapat diproses secara hukum di negeri ini bukan hanya karena dia pribadi, tapi untuk seluruh ulama, dai, habid di negeri Indonesia, supaya tidak lagi orang yang menjadi sasaran kepada mereka dan agama. “Mohon maaf, kejadian serupa ini selama ini ulama kita terlalu ikhlas, karena ini musibah sudahlah ikhlaskan,” ujarnya.

Menurut Syekh Ali Jaber, ikhlas ada waktunya, ikhlas ada poin-poinnya, jika terlalu ikhlas maka ada orang-orang yang akan memanfaatkan kejadian seperti ini terus menerus, dan mereka menganggap umat Islam dan ulama lemah, dan menganggap tidak bisa berbuat apa-apa.

“Insya Allah, kita semua bisa melawan semua kebatilan. Tapi, kita tidak mau diadu domba, tidak mau terjadi fitnah, tidak mau terpublikasi. Makanya sebelum terjadi hal-hal tidak diinginkan. Mohon aparat polisi ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya, agar bisa menenangkan masyarakat, agar tidak terulang lagi kejadian ini,” kata Ali Jaber.

Ulama asal Madinah yang bermukim di Indonesia menjalankan dakwah selama 12 tahun tersebut mengatakan, kejadian ini cuma satu orang yang pelaku, bukan masyarakat Lampung.

“Masyarakat Lampung sudah saya kenal baik, saya sudah berkali-kali ke Lampung, masyarakat Lampung mencintai kedamaian, sangat mencintai ulama, sangat mencintai para habib. Tidak mungkin mereka berniat jahat seperti ini kalau ada satu atau dua orang melakukan seperti itu, bukan mewakili seluruh masyarakat Lampung,” katanya.

Menurutnya, Allah akan menunjukkan pertolongan kepada kita. Pertolongan Allah kepada orang bertakwa, upaya mereka memadamkan cahaya Alquran, kita yakini bahwa mereka tidak akan bisa memadamkan cahaya Alquran karena Allah sudah menjanjikan tetap menjaganya dan menyempurnakannya.

“Karena kejadian ini, saya telah berniat dan menekadkan diri tinggi dan azzam untuk menjadikan Lampung salah satu pusat terlahir program satu juta penghafal Alquran. Kita akan bangun markas, dari 114 di Indonesia, salah satunya di Bandar Lampung, Lampung Timur dan tempat lainnya, akan terlahir penghafal-penghafal Alquran,” ujarnya.

Tangkap dalang penusukan

photo
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini - (SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO)

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini mengutuk keras tindakan anarki terhadap Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung. Pihaknya juga meminta, agar kepolisian mengusut tuntas kejadian tersebut.

“Jadi apakah ini ada yang menyuruh atau bagaimana?. Karena ini memang harus dilihat lebih lanjut,’’ ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Senin (14/9).

Jika memang terorganisasi, dirinya meminta agar ‘dalang’ dari aksi itu bisa ditemukan. Sebab, motif yang dilakukan pada kasus-kasus serupa, utamanya serangan pada ulama, ia nilai ada kesamaan.

“Ya kita harus urai. ini modusnya apa? apakah mau memecah belah umat, provokasi atau apa. Betul-betul kita memohon polisi untuk mengusut tuntas,’’ tambah dia.

Namun demikian, Helmy menuturkan, jika masyarakat dan pihaknya saat ini tidak boleh berandai-andai. Meskipun, kejadian terhadap Syekh Ali Jaber ia sebut memang bagian dari teror.

Aksi penyerangan pada ulama dan Syekh Ali bisa saja menjadi upaya kapitalisasi opini internasional. Khususnya, agar dunia internasional melihat jika Indonesia adalah negara yang tidak aman.

Meski opini publik saat ini semakin berkembang, keputusan pihak berwenang tetap harus ditunggu. Mengingat, olah TKP dan analisis dari kepolisian serta intelijen masih berjalan, kata dia.

“Ke depan harus hati-hati, jika ada maksud acara seperti ini, harus dalam pantauan aparat keamanan. Jadi ga boleh kendor lagi,’’ ungkap dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat