Bangku jalur pedestrian di Malioboro Yogyakarta. | Wihdan Hidayat/Republika

DIY

Malioboro tak Ditutup

DPRD meminta dilakukan tes Covid-19 terhadap seluruh PKL di kawasan Malioboro.

YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyatakan belum akan menutup kawasan Malioboro, setelah ditemukannya satu kasus positif Covid-19 di kawasan tersebut. Kasus ini ditemukan pada pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di zona tiga Malioboro.

Pedagang yang positif tersebut telah dinyatakan meninggal dunia pada 4 September 2020 lalu. "Belum ada rencana (untuk menutup Malioboro)," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Ahad (6/9) malam.

Heroe mengatakan, pelacakan (tracing) terhadap kontak erat dari kasus tersebut masih dilakukan.  Sehingga, kebijakan untuk menutup atau tidaknya Malioboro akan dilakukan berdasarkan hasil dari pelacakan ini nantinya.

"Kita masih menunggu hasil tracing. Semua kebijakan diambil setelah hasil tracing dan data lainnya didapatkan," ujarnya. Di masa pandemi Covid-19 ini, kawasan Malioboro dibagi menjadi lima zona. Per zonanya hanya dibatasi 500 orang dalam satu waktu.

Heroe menyebut, hingga saat ini pihaknya masih memberlakukan sistem pembagian zona tersebut, termasuk sistem QR code. Dengan ditemukannya kasus positif ini, pembatasan pengunjung yang masuk pun belum dikurangi dan tetap maksimal 500 orang dalam satu waktu.

"Untuk membatasi (lagi pengunjung di bawah 500 orang) kita tetap nunggu tracing dan data," jelasnya.

Heroe pun menegaskan kawasan Malioboro masih aman dari penyebaran Covid-19. Ia menyebut, pedagang yang ada di Malioboro masih diizinkan berjualan. Namun, tidak bagi pedagang yang memiliki kontak erat dengan kasus positif Covid-19 pertama yang ditemukan di Malioboro tersebut.

 
 Belum ada rencana (untuk menutup Malioboro)
WAKIL WALI KOTA YOGYAKARTA, HEROE POERWADI
 

Terutama pedagang yang berjualan di zona tiga Malioboro. Sebab, PKL yang diketahui positif Covid-19 pada 4 September 2020 lalu tersebut berjualan di zona tiga Malioboro.

Heroe mengatakan, para pedagang tersebut juga sudah diminta untuk melakukan isolasi secara mandiri. "Sementara pedagang PKL lainnya masih diizinkan untuk berjualan dan kondisi di Malioboro masih aman. Sebab yang kontak erat sudah diliburkan dan isolasi mandiri. Termasuk yang sempat shalat jamaah dengan almarhumah, juga sudah diminta isolasi mandiri," kata Heroe.

"Kami melalui ketua-ketua paguyuban PKL yang jumlahnya lebih dari 2.000 pedagang, sebenarnya sudah meminta agar yang usia lanjut, punya penyakit bawaan dan tidak sehat untuk tidak jualan dulu," ujar Heroe yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.

Dengan ditemukannya satu kasus positif di Malioboro, Heroe pun meminta pengunjung maupun pedagang yang ada di kawasan tersebut untuk menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan disiplin. Diharapkan, tidak ada kasus baru positif lain yang ditemukan nantinya. "Setelah kasus ini, semua paguyuban pedagang sudah melakukan penegakan protokol Covid-19 secara lebih intensif," jelasnya.

Sementara itu, DPRD DIY meminta Pemda DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk melakukan tes Covid- 19 terhadap seluruh PKL di kawasan Malioboro. Baik itu rapid diagnostic test (RDT) maupun uji usap/PCR usai ditemukannya satu PKL positif Covid-19 di Malioboro.

"Saya minta kawasan Malioboro dilakukan test Covid-19 untuk rekan-rekan PKL yang lain. Lebih baik swab, setidaknya rapid test dengan validitas yang baik," ujar Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana di DPRD DIY, Senin (7/9).

Menurut Huda, tes Covid-19 ini penting dilakukan untuk meng antisipasi penyebaran Covid-19 yang berpotensi lebih meluas di Malioboro. Terutama bagi PKL yang memiliki kontak erat dengan kasus pertama yang ditemukan di Malioboro tersebut. Selain itu, juga dalam rangka menjamin keamanan pengunjung yang datang ke Malioboro. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 saat ini Malioboro sudah banyak dikunjungi wisatawan.

"Intinya tes Covid-19 untuk yang beraktivitas dan berinteraksi dengan masyarakat luas di kawasan Malioboro sangat penting untuk antisipasi. Sekaligus percontohan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata," ujarnya.

Melalui tes ini, akan diketahui penyebaran Covid-19 di kawasan Malioboro. Kawasan wisata lainnya yang sudah beroperasi di DIY juga diharapkan melakukan tes Covid-19. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat