Calon jamaah umrah yang batal berangkat di Bandara Sukarno-Hatta, Tangerang, beberapa waktu lalu. | AP

Kabar Utama

RI Kejar Kepastian Umrah

Kabar dibukanya umrah juga mengemuka di Malaysia dan Pakistan.

JAKARTA -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah diketahui mengatur jadwal untuk bertemu dengan pihak Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi. Pertemuan ini membahas kepastian pembukaan kembali penyelenggaraan umrah yang ditutup sejak Maret lalu seturut merebaknya Covid-19.

Pembahasan itu dijadwalkan dalam kunjungan silaturahim Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah Eko Hartono ke Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Kamis (3/9). "Tidak ada sama sekali agenda khusus kecuali bertanya kemungkinan umrah mendatang. Gitu saja," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (2/9). Eko Hartoni diketahui menduduki posisi konjen sejak 13 Januari 2020. 

Awal Agustus lalu, ia sempat menyebut Arab Saudi berencana mengizinkan warga negara asing (WNA) berkunjung ke negara tersebut mulai 16 September. Namun, hingga saat ini, ia belum melihat tanda maupun informasi lebih lanjut akan rencana tersebut. Terkait pertemuan dengan kementerian lainnya, Eko menyebut sama sekali belum menyusun rencana. 

Minat warga Indonesia untuk umrah ke Arab Saudi memang amat tinggi. Dari catatan Kementerian Agama, sepanjang 2018, jumlah jamaah umrah asal Indonesia mencapai 1 juta orang. Tahun lalu, diprediksi menembus 1,2 juta orang. 

Rencana pertemuan juga disampaikan oleh Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali. Ia menyebut pertemuan dengan Wakil Menteri Haji Bidang Umrah Dr Abdulaziz Wazzan ini merupakan inisiatif dari pihaknya. "Pertemuan dengan Wakil Menteri Haji bidang Umrah untuk membahas umrah pada masa pandemi. Tim KJRI dijadwalkan bertemu pada Kamis (3/9) mendatang," ujar Endang Jumali dalam keterangan yang didapat Republika, kemarin.

Dalam pertemuan nanti akan hadir pula Konjen RI di Jeddah dan sejumlah konselor. Pihak KJRI akan membahas sekaligus memastikan kapan ibadah umrah 1442H mulai dibuka serta bagaimana pelaksanaan teknisnya pada masa pandemi ini.

Endang menambahkan, kondisi di Arab Saudi hingga saat ini terus membaik. Kasus positif Covid-19 terus mengalami penurunan, bahkan cenderung cukup signifikan. "Sebulan terakhir, penurunan angka positif Covid luar biasa, dari 3.000-an pada musim haji, sekarang sudah di angka 800-an," kata dia.  

Desas-desus dibukanya kembali ibadah umrah kian kencang selepas suksesnya pelaksanaan ibadah haji secara terbatas beberapa waktu lalu. Yang terkini, muncul kabar bahwa sejumlah biro perjalanan (travel) membuka harapan para jamaah bahwa pemberangkatan bisa dimulai pada September atau Oktober nanti.

Tak hanya di Tanah Air, kabar serupa juga menyeruak di negeri jiran Malaysia. Berita Harian melaporkan bahwa sejumlah operator umrah telah mengunggah promosi di mesia sosial bahwa umrah akan dilaksanakan pada Okober nanti.

Sedangkan, di Pakistan yang juga merupakan negara penyumbang jamaah haji dan umrah terbesar, Duta Besar Saudi untuk Pakistan Nawaf bin Said al-Malki menyatakan kegiatan ibadah umrah dapat segera dilaksanakan kembali. Kerajaan Saudi terlebih dahulu akan menuntaskan langkah pencegahan dan kode etik guna memutus penyebaran Covid-19.

Dilansir Pakistan Observer pada Senin (31/8), al-Malki mengatakan, hubungan erat antara kedua negara bakal menjadi pertimbangan untuk memudahkan perizinan dan keberangkatan jamaah dari Pakistan. Meski begitu, rencana umrah itu belum dijelaskan secara terperinci.

Menanggapi rencana pertemuan KJRI dengan pihak Saudi, Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) Syam Resfiadi menyarankan agar pembahasan umrah tidak hanya dilakukan dengan Kementerian Haji. "Seperti yang saya ketahui, Kementerian Haji tidak memiliki banyak peran dalam masa pandemi ini. Peranan penting ada di menteri kesehatan," ujar Syam saat dihubungi Republika, Rabu (2/9).

Syam menyebutkan, selama Menteri Kesehatan Saudi belum memutuskan membuka akses mengeluarkan visa umrah atau kepentingan lainnya, maka hal-hal tersebut belum bisa berjalan. Keputusan itu tentu bergantung dari jumlah kasus yang dicatat di Saudi, maupun pertimbangan secara global.

Meski demikian, ia memuji rencana pertemuan yang akan dilakukan KJRI dan Kementerian Haji. Ia menilai, KJRI berusaha menjalankan tugas dan fungsinya sebaik mungkin, serta membina hubungan antara dua institusi.

Adapun guna menyiapkan diri ketika umrah 1442 H dibukanya kembali, Syam menyebut pihaknya telah mengelurkan instruksi secara lisan. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) diminta menyiapkan produk umrahnya pada era normal baru. "Dalam kondisi apa pun, yang penting produknya siap, sehingga ketika dibuka sudah siap berjualan. Tidak ada PPIU yang baru menyiapkan produk dan bertanya-tanya ketika umrah dibuka," kata dia.

PPIU diminta untuk terus memperbarui informasi dengan pihak di Arab Saudi, termasuk perhotelan, transportasi, dan katering. Nantinya jika di lapangan terjadi perubahan, PPIU tinggal melakukan adaptasi atau penyesuaian.  

Terkait isu promosi pada jamaah, CEO PT Taqwa Mulia Wisata(Taqwa Tours) Rafiq Jauhari mengatakan, sedianya pihak operator belum mengetahui kepastian umrah. "Hingga saat ini kami di PT Taqwa Mulia Wisata masih belum menerima pendaftaran umrah," katanya.

Menurut dia, jamaah yang tertunda keberangkatannya pun belum diberikan jadwal kapan keberangkatan maupun berapa tambahan biayanya. "Kami tidak mau berspekulasi. Kami juga belum melakukan booking maupun reschedule ke maskapai dan hotel," katanya.

Rafiq mengatakan, dalam situasi seperti sekarang ini, susah memprediksi keberangkatan umrah dari Indonesia ke Arab Saudi. "Bahkan, Malaysia saja sekarang justru tidak menerima WNI untuk masuk ke negaranya," ujar dia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga  belum menerima sinyal dibukanya kembali penerbangan menuju Arab Saudi. "Kami belum mendapatkan info dibukanya kembali penerbangan internasional Arab Saudi," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub kepada Republika, Rabu (2/9). 

Terlepas dari belum adanya kepastian itu, maskapai nasional Indonesia yang melayani penerbangan umrah dan haji, yakni Garuda Indonesia menyatakan kesiapannya. "Kami belum dapat info detailnya. Tapi, persiapan-persiapan tentu kita lakukan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. 

Irfan memastikan, meski rute menuju Arab Saudi ditutup sementara, armada yang dimiliki Garuda Indonesia tetap siap dan dalam keadaan prima. Jika nantinya penerbangan internasional Arab Saudi dibuka kembali, Irfan mengatakan masih menunggu rencana resminya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat