Warga menunggu kendaraan di kawasan pecinan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/4). | MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

Bodetabek

Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor

Penataan Suryakencana dimaksudkan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Kota Bogor

BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai merealisasikan pusat kuliner di Jalan Bata, kawasan Suryakencana (Surken), tepatnya di samping Plaza Bogor. Pemkot telah melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) dengan meluncurkan Teras Surken.

Kawasan ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Kala itu jalan tersebut diberi nama Handelstraat. Di sanalah tempat masyarakat berniaga, sehingga dikenal sebagai pusat perekonomian Kota Bogor. Di sana juga terdapat tempat pecinan yang populer. Terdapat dua patung singa ornamen khas Etnis Tionghoa.

"Jadi, trotoar dibersihkan sepanjang Surken, tetapi kuliner legenda yang puluhan tahun itu kita relokasi. Kita sediakan ke tempat yang lebih layak," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto seusai meresmikan Teras Surken, Kamis (27/8).

Para PKL telah sepakat untuk direlokasi. Melalui Teras Surken, kata dia, PKL juga diuntungkan dengan semakin banyaknya pengunjung. Pemerintah Kota Bogor, telah lama merencanakan kawasan Surken sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Bogor. Sejak dua tahun terakhir, Pemkot Bogor gencar memperbanyak kawasan pedestrian.

Di Teras Surken, terdapat sejumlah pedagang mulai dari rujak ulek, soto kuning, hingga bir kocok. Mereka yang menempati tenant mayoritas yang telah berjualan lebih dari 30 tahun.

Secara bertahap, Bima menjelaskan, pusat kuliner juga akan dibangun di tujuh koridor lain di Jalan Bata. Sehingga, semakin banyak varian kuliner di kawasan Surken. "Ini baru tahap awal. Berikutnya ada tujuh koridor (Jalan Bata). Kita akan tata juga. Demikian juga Lawang Seketeng dan Jalan Pedati," ujar dia.

photo
Pedagang mie ayam melayani pembeli saat pandemi COVID-19 di kawasan pecinan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/4/2020). Pasca ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 15 April 2020 guna mencegah penyebaran COVID-19, suasana Kota Bogor sepi dan tidak ada kemacetan lalu lintas seperti sebelum-sebelumnya - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor Muzakir mengatakan, yang membedakan pusat kuliner di Teras Surken dengan pusat kuliner lain, yakni proses pembayaran. Pasalnya, transaksi yang dilakukan di Teras Surken menggunakan pembayaran nontunai.

"Transaksi menggunakan kartu debit atau QRIS. Jadi, ini bisa menggunakan aplikasi dompet apa pun. Gopay, OVO, E-Kujang, semua aplikasi sejenis bisa digunakan," kata Muzakir.

Lebih lanjut, Muzakir memaparkan, PKL kuliner yang menempati tenant di Teras Surken tak dipungut sewa. PD Pasar Jaya, kata dia, memanfaatkan keuntungan pajak pertambahan nilai (PPN) dari hasil transaksi jual-beli.

Teras Surken yang hanya diisi 38 tenant masih terlampau sedikit. Mengingat, awalnya terdapat sekitar 70 PKL yang harus direlokasi. Namun, pihaknya hanya mampu menampung 38 PKL kuliner yang ditempatkan di Jalan Bata. 

Dari jumlah tersebut, Muzakir menjelaskan, masih terdapat sejumlah PKL kuliner yang belum tertampung. Maka dari itu, dia mengatakan, mereka akan ditempatkan di koridor satu sampai tujuh yang masih direncanakan pembangunannya.

Pemkot Bogor telah melakukan pembangunan jalur pedestrian di tujuh koridor Jalan Bata tersebut. Nantinya, dia mengatakan, akan mengajukan dana CSR (corporate social responsibility) dari berbagai instansi untuk membangun tenant-nya.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas UMKM Kota Bogor terdapat 57 PKL kuliner di kawasan Surken yang direlokasi. Sebanyak 38 PKL kuliner telah menempati Teras Surken. Sementara itu, sisanya akan masuk di tujuh koridor di Jalan Bata.

"Koridornya proses pembuatan booth-booth, tetapi ini kan Covid-19 ditunda dulu,” kata Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Kota Bogor, Samson Purba.

Samson merinci, tujuh koridor yang baru akan dibangun di Jalan Bata nantinya hanya akan ditempati sebanyak 18 PKL kuliner. Samson mengatakan, mereka yang menempati Teras Surken maupun di tujuh koridor lainnya merupakan PKL yang terpilih berdasarkan jenis makanannya.

“Karena konsepnya sudah dibuat, artinya tidak semua terfasilitasi. Hanya beberapa pedagang terpilih saja,” kata Samson.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat