Pesawat N250 Prototipe Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca selesai dirakit di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (22/8). | Wihdan Hidayat / Republika

Opini

Memuseumkan N250

BJ Habibie, setelah tidak menjabat, juga aktif melahirkan inisiatif terkait kebudayaan dan museum.

BIMO JOGA SASONGKO, Lulusan Teknik Penerbangan North Carolina State University, USA, Ketua Umum IABIE

Langkah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait kesinambungan dan pengembangan aspek kedirgantaraan nasional, selama ini sangat visioner.

Salah satunya, menempatkan Gatotkaca yang merupakan purwarupa pesawat N250, yakni PA-1 (prototype aircraft pertama) hasil rancang bangun PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta.

Program panglima TNI ini sempat menimbulkan pertanyaan besar, terkait manfaat dan nilai tambah tentang memuseumkan N250. Selama ini publik masih melihat museum sebagai tempat yang sunyi sepi dan kurang mendapat perhatian.

Persepsi publik perlu dicerahkan karena eksistensi museum yang mendapat perhatian besar panglima TNI, memiliki misi strategis untuk kemajuan bangsa.

Museum dijadikan wahana mendongkrak daya imajinasi bangsa, sarana pendidikan, tempat untuk menggali inspirasi, memelihara jiwa nasionalisme, dan sebagai wahana melestarikan warisan berharga para tokoh bangsa.

 

 
Presiden ketiga RI, BJ Habibie, setelah tidak menjabat juga aktif melahirkan inisiatif terkait kebudayaan dan museum.
 
 

 

Apalagi, Muspurdirla juga akan dilengkapi infrastruktur museum canggih, berupa berbagai teknologi 4.0, yakni penggunaan augmented reality (AR) untuk beberapa koleksi yang ada.

Presiden ketiga RI, BJ Habibie, setelah tidak menjabat juga aktif melahirkan inisiatif terkait kebudayaan dan museum. Bahkan, beliau menyelenggarakan Festival Habibie yang menggelar hasil-hasil karyanya di museum, yakni Museum Nasional atau Museum Gajah.

BJ Habibie juga sangat dekat dengan para budayawan dan seniman. Hal itu ditandai dengan melibatkan Museum Bank Mandiri untuk pembuatan Film Rudy Habibie. Sebagian adegan film tersebut, tempatnya diambil dari museum tersebut. 

Semua negara, saat ini melakukan transformasi pengelolaan museum menjadi lebih modern dan melibatkan teknologi canggih. Ini bisa memanjakan pengunjung menikmati fasilitas ruang pamer atraktif dan bisa memvisualisasikan imajinasi mengenai objek tertentu.

Pada saat ini, sistem informasi dan visualisasi canggih museum yang sangat ideal dan patut dicontoh adalah milik Smithsonian. Kita bisa berselancar dalam situs Smithsonian yang spektrumnya sangat luas dan beragam serta disajikan secara menarik.

 

 
Tapak tilas tersebut sangat penting untuk mendorong daya inovasi masyarakat mengenai dialektika para penemu atau inovator tingkat dunia.
 
 

 

Berbagai macam peradaban yang pernah ada di bumi, fenomena alam, proses inovasi, semuanya ada dalam koleksi Smithsonian.

Kita bisa menapak tilas berbagai peristiwa sejarah dan kreativitas warga dunia yang karyanya telah mengubah dunia. Tapak tilas tersebut sangat penting untuk mendorong daya inovasi masyarakat mengenai dialektika para penemu atau inovator tingkat dunia.

Semua itu tersaji dalam film dan sistem informasi yang sangat manawan dan mudah diakses. Dari museum aerospace yang menampilkan berbagai macam pesawat ruang angkasa hingga fenomena gunung berapi di Bumi, semua tersaji secara fantastis.

Eksistensi Smithsonian American Art Museum, selama ini mampu mendorong kreativitas bangsa.

Museum Nasional atau Museum Gajah di Jakarta juga telah mengikuti jejak Smithsonian, seperti terlihat dalam Festival Habibie yang diselenggarakan pada Agustus tahun lalu.

Festival tersebut memamerkan benda-benda bersejarah terkait presiden ketiga. Festival juga mengemukakan karya-karya besar serta inovasi teknologi yang berpengaruh besar dalam perjalanan bangsa.

Visi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait peran museum demi kesinambungan dan pengembangan kedirgantaraan, perlu dipahami secara utuh.

Pada masa mendatang, rakyat berharap, Muspurdirla bisa setara dengan Museum Dirgantara Nasional Amerika Serikat (National Air and Space Museum/NASM). Yakni, museum yang terletak di Washington, DC, Amerika Serikat. Dibuka pada 1976.

 
Penempatan N-250 ke Muspurdirla, menjadi momentum untuk reinventing jembatan udara nasional.
 
 

Di museum itu, terdapat koleksi terbesar pesawat terbang dan pesawat angkasa. Museum ini menjadi wahana strategis penelitian sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan, penerbangan luar angkasa, juga pengetahuan planet, geologi, dan geofisika.

Kita bisa menemukan koleksi terbesar pesawat udara dan ruang angkasa seluruh dunia di NSAM. Semua pesawat yang dipamerkan asli atau cadangan pesawat aslinya, sehingga menambahkan aura keaslian ke ratusan benda peraga yang mengesankan.

NASM juga menjadi pusat pendidikan menyenangkan dan mendebarkan karena dilengkapi peragaan interaktif. Di wahana museum itu, anak-anak menemukan bagaimana benda seberat Pesawat Boeing 747 bisa melayang di udara.

Mereka juga bisa naik ke kokpit simulator penerbangan dan kemudikan jet modern ke dalam pertempuran, atau melakukan perjalanan kosmo yang luas di pesawat ruang angkasa masa depan.

NASM juga memiliki Teater IMAX dan Planetarium Albert Einstein, keduanya menampilkan beberapa pertunjukan penerbangan dan film pengalaman di ruang angkasa. Selain banyak pameran, museum tersebut mengadakan sejumlah acara dan kuliah sepanjang tahun bagi mahasiswa dan pelajar.

Penempatan N250 ke Muspurdirla, menjadi momentum untuk reinventing jembatan udara nasional. Peresmian penempatan N250 dan objek lainnya ke museum juga upaya melanjutkan rintisan Nurtanio sejak perang kemerdekaan.

 
Kini, perlu revitalisasi industri dirgantara untuk mewujudkan impian Ibu Pertiwi tentang jembatan udara. 
 
 

Perjuangan Nurtanio tersebut, dilanjutkan BJ Habibie dengan membangun Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Kini, perlu revitalisasi industri dirgantara untuk mewujudkan impian Ibu Pertiwi tentang jembatan udara. Serta, mengatasi persoalan nasional terkait kebutuhan SDM yang dihadapi industri penerbangan dan TNI AU.

Kondisi pesawat komuter yang dipakai untuk penerbangan perintis juga masih sarat masalah. Jumlah pesawat dan SDM penerbangan yang mendukung penerbangan perintis masih kurang. Pesawat komuter kebanyakan bekas pakai atau sewa dari luar negeri.

Inilah yang mendorong agar adik Gatotkaca, yakni pesawat N219 segera mendapat sertifikasi dan diproduksi secara massal untuk melayani penerbangan komuter. Kita patut mengelus dada melihat pesawat komuter ATR berbagai tipe, menjadi armada perintis dan populasinya kini semakin banyak.

Bermacam tipe pesawat ATR produksi bersama Prancis Aerospatiale dan Italia Aeritalia (Alenia), selama ini telah menjadi jembatan udara kepulauan nusantara. Eksistensi pesawat ATR pernah menyebabkan hati rakyat Indonesia pilu.

Khususnya, bagi presiden ketiga RI, BJ Habibie juga sangat bersedih. Pasalnya, pesawat sekelas ATR 42-300 buatan PT Dirgantara Indonesia, yakni pesawat N250 gagal diproduksi massal karena dihambat pihak luar.

Program nasional tersebut terkendala sertifikasi dan pendanaan. Kini, ATR yang notabene buatan asing mendominasi penerbangan komuter negeri ini.

Sebenarnya, negeri ini pernah memiliki strategi pengadaan pesawat komuter dengan cara memproduksi sendiri, yakni pesawat jenis NC212, CN235, dan N250 hasil rancang bangun PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Namun, karena diadang masalah pembiayaan, program pesawat N250 yang diproyeksikan menjadi andalan sebagai pesawat komuter canggih di negeri ini, berhenti di tengah jalan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat