Curug Dengdeng di Rumpin Kabupaten Bogor Jawa Barat | Rahayu Marini Hakim/Republika

Bodetabek

Menikmati Keindahan Curug Dengdeng di Rumpin Bogor

Awalnya Curug Dengdeng di Rumpin Bogor menjadi perhatian wisatawan lokal berkat fotonya yang viral di medsos.

RAHAYU MARINI HAKIM

Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki pesona keindahan yang tersembunyi. Masih dipenuhi suasa asri dengan pemandangan pegunungan dan sawah menjadikan Rumpin menawarkan pariwisata luar biasa.

Salah satu wisata alam kebanggan Rumpin, yang masih jarang dikunjungi masyarakat adalah Curug Dengdeng. Kerap disebut sebagai lokasi wisata tersembunyi yang mengundang decak kagum pengunjung, curug ini berada di Desa Leuwibatu. Lokasinya benar-benar tersembunyi. Pengunjung harus melewati kebun, hutan, dan jalanan naik turun demi bisa menyaksikan air terjun.

Sesampainya di curug, pengunjung juga mesti berjalan kaki beberapa langkah di jalan setapak dengan pembatas bambu buatan warga. Berada di pegunungan, pengunjung harus ekstra hati-hati karena melewati jalanan licin.

Begitu sampai, rasa lelah pengunjung terbayarkan dengan indahnya pemandangan yang disajikan curug setinggi 30 meter ini. Di bagian bawah air terjun terlihat bebatuan berwarna cokelat. Jernihnya air yang bersatu dengan bebatuan berwarna hitam, serta hijaunya pepohonan memanjakan mata pengunjung.

Di tengah curug, terdapat pohon besar tumbang yang dibiarkan warga. Bukan tanpa alasan, batang pohon yang melintang dimanfaatkan untuk tempat berteduh ketika hujan. Pantauan Republika pada Jumat (14/8), hujan yang sempat turun membuat pengunjung pada siang hari terbilang sepi. Hanya ada dua kelompok remaja yang berjumlah tidak lebih 15 orang.

Dengan tiket masuk sebesar Rp 3.000 per orang plus biaya parkir Rp 10 ribu bagi sepeda motor, pengunjung bisa menikmati wisata alam sepuasnya. Juru kunci Curug Dengdeng, Salif menjelaskan, tempat wisata ini buka setiap hari. “Dari pagi sampau pukul 17.00 WIB. Ini semua yang mengelola warga, biaya masuk juga untuk perbaiki jalan ke sini bukan buat apa-apa. Kadang orang ngasih lebih. Wisata ini sudah buka lama, tapi baru ramai banget beberapa tahun terakhir, karena media sosial,” ucap Salif saat ditemui di lokasi.

 

 

Jernihnya air yang bersatu dengan bebatuan berwarna hitam, serta hijaunya pepohonan memanjakan mata pengunjung.

 

 
 

Laki-laki yang akrab disapa Abah, ini menjelaskan, awalnya Curug Dengdeng menjadi perhatian wisatawan sekitar Kabupaten Bogor berkat fotonya yang viral di medsos. Gara-gara itu, ketika liburan Idul Fitri 2020, lokasi air terjun sampai dipadati wisatawan luar kota yang datang dari Jakarta, Tanggerang, hingga Bekasi. Pihaknya sampai kewalahan menerima kedatangan pengunjung.

photo
Jalan menuju Curug Dengdeng Rumpin Bogor Jawa Barat - (Rahayu Marini Hakim/Republika)

Pedagang jajanan dan kopi Beni, mengatakan, kunjungan bakal ramai ketika akhir pekan. Berdasarkan pantauannya, pengunjung terbagi dari berbagai usia, yang biasanya didominasi mereka yang ingin berenang, bersantai, atau hanya sekadar berfoto untuk dibagikan di medsos. “Kalau pengunjung tetap ada aja, tapi paling ramai Sabtu-Ahad. Kita juga gak tutup pas Covid-19 makannya kemarin Lebaran sempet penuh banget, mungkin karena tempat lain tutup hanya ini yang buka,” ujarnya.

Beni kerap mengimbau wisatawan uuntuk tetap memperhatikan anggota keluarganya yang bermain air. Apalagi bagi mereka yang membawa anak kecil jangan sampai lepas dari pandangan. Hal itu kerap ia temukan lantaran ada beberapa orang dewasa yang sibuk dengan dirinya sendiri. “Kadang ada orang tua ajak anaknya, sampai sini anak berenang ibu-bapaknya sibuk foto, kadang kita yang perhatiin anaknya. Pernah ada yang nyaris tenggelam, kita yang harus sigap,” ujar Beni.

Kepala Desa Leuwibatu, Muhammad Sidik, mengatakan, dinamakan Curug Dengdeng memang memiliki sejarah tersendiri bagi warga sekitar. Hal itu terkait dengan banjir bandang secara tiba-tiba yang pernah melanda Desa Leuwibatu, padahal cuaca juga sedang cerah. “Namanya berawal karena dulu kalo banjir mendadak gitu, istilah orang kampung mah cah dendeng. Gak ada hujan tau-taunya banjir aja, namanya banjir dengdeng,” ucap Sidik.

Lantaran mempunyai potensi mengundang kunjungan wisatawan yang besar, Sidik menyebut, dalam anggaran desa tahun ini, sudah diusulkan untuk memperbaiki jalan menuju Curug Dengdeng. Namun, upaya itu batal lantaran sebagian anggaran dialihkan untuk bantuan sosial imbas pandemi Covid-19. “Karena Covid-19 kita prioritaskan yang mendesak. Tapi kita sudah perbaiki jalanan, sehingga kita arahkan pengunjung pulangnya bisa lewat ke permukiman warga. Jadi bisa beli oleh-oleh dari warga sekitar,” ucap Sidik.

Menurut Sidik, sempat ada kabar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor ingin terlibat mengembangkan potensi wisata alam tersebut. Pihaknya mendukung saja demi perkembangan Curug Dengdeng sekaligus perbaikan infrastruktur lebih masif. Hanya saja, ia meminta agar masyarakat sekitar harus dilibatkan sebagai pengelola supaya ikut menikmati perputaran ekonomi ketika pengunjung semakin ramai. n rahayu marini hakim ed: erik purnama putra

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat